
Memori Dan Fakta
Entah suamiku itu tahu atau tidak, karena
sejak kami membina hubungan sebatas teman tetapi layaknya orang yang
berpacaran, aku sering kali tertangkap basah sedang melamun sambil memegangi
kalung tersebut, bahkan hingga saat ini dan aku simpulkan bahwa Suamiku tahu
itu tetapi tidak menanyakan lebih lanjut untuk membahasnya, karena dia juga
pernah bilang, sebuah kenangan bisa terlahir dari kejadian yang menyakitkan,
dan tidak usah dihapuskan, karena hal itu pastilah indah, hanya pemilik kenanganlah
yang merasakan keindahannya, dan dia sangat berhak untuk menikmatinya, tetapi
yang tak kalah penting bahwa, kita jangan terlarut terus di dalamnya, jalanilah
kehidupan ini dengan penuh resiko dan tanggung jawab sebagaimana mestinya.
Begitulah nasihatnya padaku, dan katakata itu seringkali dia lontarkan, setelah
itu juga aku akan merengut manja dan memeluk sayang ke dadanya yang bidang.
Diapun pasti membalas pelukan sambil mengecup Cinta di sekitar kening dengan
penuh kasih sayang.
Cekreett !! Aku menoleh ke arah pintu yang terbuka,
dimana seseorang berwajah tampan tersenyum dibaliknya, suami ku Bang Fakhrudin
!!
Halo cantik Istriku sayang sudah siap ??
aku, mamah dan yang lain tinggal nungguin kamu loh..kata suamiku tersenyum
hangat.
Iya Sayang bentar lagi yah tinggal pake
sepatu kok kataku tersenyum manis, masih memegangi kalung tersebut, dia melihat
tanganku yang menjawabnya sambil memegang kalung itu, dan memperlihatkan mimic
wajah Gotcha!! akupun langsung reflex
melepas peganganku pada kalung itu dan langsung menyengir tanda tak enak
seolaholah meminta maaf.
Ya sudah jangan lamalama ya kalo ngelamun
hehehetawanya meledek, Aku hanya menjulurkan lidah sedikit karena malu
tertangkap basah olehnya.
Iya Sayang maaf yah balasku dengan pipi
merona karena malu.
Setelah pintu tertutup, aku kembali merias
diri dengan cepat, akhirnya selesai dan turun menuju ruang makan. Menyantap
makan malam bersama suami beserta segenap famili.
Aku sesekali menyuapi suami tercinta dan
langsung banyak katakata godaan dari orang sekitar mengenai pengantin baru
dsbnya, terutama dari adik wanitanya Bang Fakhrudin, sebagai pasangan baru
tentu kami begitu hangat dan mesra, Ibu mertuaku juga sudah memaaafkan aku, dia
sudah mengerti bahwa siapa sesungguhnya yang menjadi korban. Gimana sayang enak gak ayam kremesnya..??
tanya Bang Fakhrudin sambil menyeka sisa sisa makanan di sekitar mulutku dengan
selembar tissue.
Hhmmenak..enak banget apalagi kalo
desertnya ciuman kamu kataku dengan mengecup tangannya merespon kasih
sayangnya.
Bang Fakhrudin mengecup keningku dan semua
tersenyum karena melihat kami berdua begitu mesra. Setelah selesai makan malam
kami berpamitan hendak kembali ke kamar, kebetulan beberapa teman Bang
Fakhrudin juga ikut dalam perayaan besar besaran ini, tapi teman temanku tidak,
temanteman Bang Fakhrudin lebih dekat dengan keluarga Bang Fakhrudin karena
sering menginap bermain gitar Akustik di rumahnya.
Fakh Istri sih istri tapi inget anak orang
jangan kasar kasar hehehe..ledek Didi salah satu teman Bang Fakhrudin.
Hehehe sialan luh jawab Bang Fakhrudin
sambil menyikut perut temannya itu.
Mendengar suamiku diledek teman temannya,
aku langsung menggelayut manja pada lengan Bang Fakhrudin yang macho itu karena
dia seorang pecinta Karate, untuk membuat teman temannya iri padanya. Setelah
itu kami berlalu meninggalkan mereka, di depan tangga Bang Fakhrudin tibatiba
mengangkat tubuhku yang mungil jika dibandingkan dengan tubuhnya itu, pria
normal pun kecil jika disejajarkan dengan dia, aku hanya menjerit kecil sambil
memukul manja dadanya dan kuakhiri dengan tersenyum semanis mungkin, kedua
tanganku bergelayut ke lehernya, menandakan sebuah kepasrahan dari seorang
wanita pada lelakinya, betina ke pejantannya, istri terhadap suaminya.
Menuju ke pintu kami beradu mulut dengan
mesra, sampailah kami di depan pintu, aku bertugas membuka pintu yang masih
terkunci itu, tibatiba,
Aaawhiih Abang Iiiihh Haawh kataku manja
karena dia sengaja menurunkan tubuh pada bagian leher seakanakan menginginkan
aku jatuh, walaupun aku tahu bahwa itu tak mungkin. Dia hanya tertawa senang
karena berhasil meledekku.
Kami masuk ke kamar untuk melakukan ritual
malam pertama, Bang Fakhrudin menaruhku di sisi ranjang, setelah itu dia
berlutut di depanku dan mengambil sesuatu dari kantong jas hitamnya, yang
berupa kotak perhiasan, bentuknya panjang dan sebagai wanita aku tahu bahwa itu
adalah sebuah kalung. Aku terima pemberiannya dan kubuka, ternyata betul sebuah
kalung, jauh lebih indah dari yang kukenakan saat ini, dan pasti jauh lebih
mahal karena memang Bang Fakhrudin seorang eksekutif muda yang sukses, manager
keuangan muda, tampaknya secara tak langsung dia ingin aku untuk melupakan
semua kenangan, melepas dan menggantinya dengan sebuah lembaran yang baru,
lembaran kehidupan yang putih bersih, dimana pada sampulnya tertulis namaku dan
namanya. Itu harus dipaksakan, sebagaimana jika kita ingin mengajari anak, jika
tidak bisa dengan cara halus, maka harus dengan cara kasar untuk mencambuknya,
karena hidup memang keras, dan semua itu bertujuan untuk kebaikannya kelak.
Begitu juga saat ini, maka aku yang
langsung mengerti bergerak mencopot kalung lamaku, kalung yang diberikan oleh
Mas SuDarmintoyah, itu lah namanya, kekasih masa SMUku, cinta pertamaku, lelaki
yang pertama kali melindungiku bahkan mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku
menaruh kalung itu di meja, Bang Fakhrudin dengan gentle memakaikan kalungnya
ke leher jenjangku yang berkulit putih dan mengakhiri dengan mengecup leherku
penuh cinta, aku sangat menyukai pemberian Bang Fakhrudin suamiku, tetapi kalau
boleh jujur saat itu aku masih tak rela melepas kalung Mas Darminto, walaupun
aku juga tak menolak pemberian kalung dari suamiku tercinta, hanya saja aku
belum siap untuk betulbetul melupakan semua.
Naaahhkan kamu lebih cantik sayang
!!godanya,
Aku hanya menggigit bibir bawah dan
tersenyum semanis mungkin ke arahnya, senang akan pemberian sang Suami, aku
mengecup kening Suamiku, aku ingin dia tidak merasa resah dan khawatir bahwa
aku masih mencintai lelaki lain dan kurang mencintainya, itu salah. Aku hanya
belum siap untuk memilih antara kenangan dan kenyataan. Kami bergenggaman
tangan, aku memajukan bibir menantang, dan kami pun berpagutan dengan panas,
saling menelanjangi satu sama lain, ranjang pun bergoyang bagai ombak di lautan
yang diterpa badai, suara kami bergemuruh menambah ramainya kamar pengantin
bertebar bunga itu, Aku beruntung sekali mendapatkannyaBang Fakhrudin seorang
perjaka!! Pria yang selalu mengenakan jas layaknya eksekutif, tampan, kaya
raya, pekerja mapan, baik hati, lemah lembut tutur katanya dan selalu mengalah
padaku yang egois ini ternyata seorang perjaka, sebuah keberuntungan cinta yang
luar biasa!! Aku yang malah merasa tidak enak terhadapnya, aku merasa tidak
pantas untuknya, pria sepertinya pantas mendapatkan seorang perawan tulen yang
cantik dan tak kalah mapan, baik itu harta maupun jabatan, tetapi itulah suatu
bentuk keadilan Tuhan, ketetapannya tidak pernah kita ketahui sebagai manusia,
aku hanya bisa bersyukur. Tidak ada tes memang untuk keperjakaan itu, tetapi
aku tahu dari gerakan sexnya yang sangat kaku, justru aku yang mengatur tempo,
dia hanya tinggal menyerang secara alami dan diapun lama kelamaan terbiasa.
Tetapi kuputuskan memakai gaya konvensional saja, agar prosesi persetubuhan
kami lebih mudah, kuselipkan sebuah bantal di pantatku dan diapun langsung
pintar menyambutnya. Malam pertamaku bersama Bang Fakhrudin sangatlah terasa
singkat, tak terasa waktu telah menginjak tengah malam, dimana matahari malam
tersenyum bulat lebar.
Aku terbangun di saat malam hendak meninggalkan
gelapnya menuju cerahnya sinar pagi, mendekati waktu subuh, aku menatap sesaat
ke arah Bang Fakhrudin yang tampak masih kelelahan, walaupun dia seorang pemula
dalam hal sex, tetapi tenaganya sangat bisa menguras tenagaku dari bertahan,
bahkan mampu membuatku orgasme beberapa kali, mungkin dikarenakan badannya yang
tegap, jantan dan suka berolah raga kasar itu. Aku membelai sayang rambutnya,
hingga pandanganku tertuju pada suatu benda di atas meja, yang tadi kutaruh
saat memakai pemberian Bang Fakhrudin, kalung Mas Darminto!! Aku mengambil
kalung itu dan menggenggamnya, aku melihat kembali suamiku dan akan kuputuskan
sesuatu hal yang seharusnya kuputuskan dari dulu disaat aku mengenal Bang
Fakhrudin, yaitu meninggalkan pahitnya sebuah KENANGAN.
Kuambil kimono putih hotel dan berjalan
keluar, beberapa teman Bang Fakhrudin ternyata bergadang, mereka menyapa dan
sempat meledek menggodaku mengenai asiknya malam pertama kami, aku hanya
tertawa dan melayani obrolan mereka dengan singkat. Akhirnya aku berhasil
keluar menuju sisi pantai, mereka sempat menanyakan aku mau kemana namun aku
hanya menjawab ada perlu sedikit di lobby hotel. Aku berdiri di sebuah
tembikar, menatap kosong ke gumpalan buih dilautan, aku kembali teringat
seluruh kisah hidupku yang penuh likaliku, pelik namun banyak sekali hal yang
bisa dipetik. Semua hal itu yang dinamakan bumbu kehidupan, pengalaman yang
bisa diajarkan kelak ke anak cucu kita sekalian, dimana isinya Suka Duka Benci
Cinta Dendam Rindu Pahit Manis Hitam Putih dsb. Kalung itu kupandang di
genggaman tangan kananku, Akupun melamun teringat semua kenangan, saat
itu.Dimulai saat aku masih mengenyam pendidikan di bangku SMP. Tikcowo lu Tik kesini ludari tadi gua udah curiga !!kata
Murti sahabatku, Ada apaan sih ngagetin aja..gua lagi baca !!kataku protes,
Karena sedang bersiap siap untuk ulangan mendadak. Sini ah!!katanya menarik
lenganku paksa,
Akupun mengikuti ajakan sahabatku itu,
menuju kantin terus berjalan ke belakang, di sana ada sebuah ruangan kecil
untuk menaruh obatobatan yang dipakai ekskul palang merah, karena sedikit
sekali peminat ekskulnya ruangan itu menjadi kosong, sebenarnya hanya bisa
dikatakan gudang. Salah seorang sahabatku yang lain, sudah berada di depan
pintu ruangan itu yang sedikit terbuka, gadis itu bernama Joana, mulutnya
meruncing sambil menunjuknunjuk ke arah ruangan itu, semakin kuayunkan langkah
kakiku dan semakin dekat ke ruangan itu, jantungku semakin berdegup cepat,
Deg!! Aku melihat seorang pria berpakaian basket sedang mencium seorang gadis,
yang kutahu mereka adalah Ebrin pacarku dan Tika adik kelas, teman-temanku
akhir-akhir ini sudah sering memberi peringatan atas kelakuan Ebrin, hanya saja
saat itu aku belum melihatnya langsung dengan mata kepala sendiri, bukan aku
tak percaya oleh para sahabatku.
Eh Gila!! kataku dengan nada galak dan to
the point.
Sontak mereka berdua kaget mendengar
suaraku, tabah lagi bukan hanya ada aku, Wajah Tika ketakutan melihat wajah
marah kakakkakak kelasnya yang terkenal sangar itu ke arahnya, dia berani menyambut
ajakan Ebrin karena memang Ebrin salah seorang siswa yang berprestasi dalam
basket, kakak kelas tampan pujaan wanita saat itu.
Sebagai gadis yang pada dasarnya feminim,
Aku tak lama menatap marah pada mereka, aku langsung lari menuju kelas diikuti
para sahabatku yang tahu bahwa aku akan menumpahkan air mata kekecewaan
Cinta, kecewa sekali aku pada Ebrin mantan pacarku, kesucianku kuserahkan
padanya, memang itu kesalahan gadis remaja masa kini, tetapi sebagai wanita aku
selalu bermimpi dia akan selalu setia padaku selamalamanya, buaya itu malah
mencampakkanku mentah-mentah, dan dalam waktu yang singkat. Temantemanku mencoba
menenangkanku karena bel istirahat hendak berbunyi,
Betul saja, Teng !! Teng !! Teng !! Bel
pun berdentang. Aku mencoba menghapus semua cairan yang membasahi sekujur
wajahku, karena bukan hanya ada lelehan air mata yang mengalir. Temantemanku
juga berebutan memberikan aku tissue dan sejenisnya, Guru sempat menanyakan
karena wajahku Jukik belur, aku hanya bisa berdalih tidak sehat, dan saat itu
juga aku diijinkan pulang sekolah, syukurlah karena saat itu ingin ulangan,
bisabisa jeblok nilaiku garagara hal yang tak bisa diputar balik. Menurut
khabar, para sahabatku mendatangi kelas Tika saat pulang sekolah, menerornya
habis-habisan hingga dia juga menangis, sejak itu pula tidak ada yang berani
memacari Ebrin mantanku, dia mencari gadis lain di luar sekolah.
Sejak saat itu aku berubah, di antara
kedua sahabatku ini yang paling badung sebenarnya Joana, kami bertiga bertemu
saat kelas 1 dan terus menjadi sahabat hingga kelas 3, bukan karena wajah kami
bertiga blasteran, kami hanya nyambung dan cocok saja saat bercanda ria. Joana
sudah merokok saat itu, kami berdua hanya meledek dengan batukbatuk jika si
Joana baru saja mengambil Zippo dari tasnya, dan dia hanya protes,
Belum juga dinyalain..!!omelnya pada kami
sambil tersenyum, tahu bahwa sahabatnya sedang meledeknya karena tidak suka
dengan asap rokoknya, setelah itu dia tetap akan menyalakan, menghisap dan
menghembuskannya sengaja ke arah aku dan Murti.
Kejadian itu merubah perangaiku, aku juga
ikut merokok bahkan Murti pun juga, karena merasa segeng otomatis pergaulan
menyeretnya. Bahkan yang tadinya aku ini dikenal dikelas dengan siswi
berprestasi, dengan berlalunya waktu merasakan patah hati semua itu luntur.
Ibuku sempat memarahi perubahan itu, dia mengomelomel dengan keluhan mencari
uang susah, uang bayaran sekolah sekarang mahal, dsb. Saat itu aku belum tahu
bagaimana perjuangan keras orang tuaku dalam menghidupi kami, yang hutang sana
hutang sini untuk mencari sesuap nasi dan uang sekolahku, pada saat itu persis
setahun setelah krisis moneter pertama sekitar tahun 98, dimana banyak
Perusahaan besar yang bangkrut, PHK dimanamana, hingga usaha kecil seperti
papaku pun gulung tikar. Aku malah berpaling dan mementingkan hal yang sama
sekali tidak perlu. Aku berbincang sambil menghisap rokok bersama kedua
sahabatku di bagian belakang sekolah, Nov..lu ga bisa lah begini terusmending lu
luapin aja ke suatu halkata Joana. Suatu hal gimana Huffjawabku sambil
meniupkan asap rokok hingga mengepul. Ya kaya gua aja hehehe jadi lega lohsaran
Joana.
Gila lu Jokata Murti yang tahu maksudnya,.
Joana pernah mengalami masa patah hati
sepertiku saat ini sekitar 2 tahun yang lalu, saat ini kami kelas 3 SMU, dia
lebih dulu mengalami hal ini, dan waktu itu kami berdua yang menghiburnya, hal
yang serupa juga dialami Murti setahun setelahnya. Mereka berdua meluapkan
masalah mereka pada sex bebas, Joana saat itu menghampiri Pak Marjuki satpam
sekolah dan bercinta habis-habisan, satpam sekolah itu tentu hooh saja diajak
bugil dan fly to the sky oleh gadis SMP blasteran macam Joana yang cantik Indo,
dan sejak saat itu pula hingga kini mereka masih sering melakukan hal itu
kapanpun dan dimanapun.
Begitu pula Murti dengan Pak Slamet tukang
sapu sekolah kami yang juga mengurusi kebun, tidak jarang aku atau Joana
menangkap basahnya sedang mengoral Pak Slamet, tukang kebun itu sangat menyukai
sekali dengan keahlian Murti yang satu itu, short time sex mereka pasti hal ini.
Murti memang terkenal dengan wajah manis dan bibir tipis seksinya yang
seringkali dihiasi lipgloss pink, sebab itulah Pak Slamet seringkali sange
berat dengan sepongan mulut ajaib Murti. Tadinya Murti yang dengan nakal
menggoda Pak Slamet, tetapi sekarang malah jadi dia yang sering diseret Pak
Slamet untuk menghisap kejantanannya hingga disuruh menelan spermanya, agar
beliau terasa lebih muda dan gagah katanya berdalih mesum.
Hhmmhboleh juga tuh Jo..bener juga sih Ti kataku
pada Murti,
yang sebenarnya tidak ingin kalau aku
mengikuti jejak pelacur mereka, karena dari awal memang mereka berdualah yang
nakal, meskipun harus kuakui juga bahwa aku bukanlah wanita yang lurus karena
juga sudah melakukan sex di masa belia, hanya saja belum seliar yang dilakukan
kedua sahabatku itu.
Seru kalee!!tambah Joana. Iya tapi sama siapa yah?? tanyaku pada
mereka. Hhmm itutuh nganggur Bandot !! sahut Joana
menunjuk ke arah Mang Roudeng. Pria berumur 50an, hitam legam, berkumis
tipis, badan sedang dalam artian tidak gendut seperti Pak Slamet gacoan Murti,
tetapi juga tidak segagah Pak Marjuki satpam gebetan Joana itu. Pak Slamet
berumur 45an sementara Pak Marjuki atau Juki berumur 40an. Joana blasteran U.K
England, ayahnya yang sering pulang pergi itu jarang mengawasi anak gadisnya,
sementara ibunya sibuk arisan dan suka main gigolo, bisa dibilang Joana gadis
broken home, kedua orang tuanya sudah jarang berbicara walaupun bergelimangan
harta benda, itulah yang membuatnya menjadi gadis nakal, sedangkan Murti
blasteran Kanada, orang tuanya tak jauh beda dengan Joana, hanya saja ayah
Murti tidak sering pulang pergi, tetapi seringkali ribut dan bertengkar dari
sebuah hal yang tidak perlu, jika aku dan Joana main ke rumahnya, pasti hal ini
kami temui. Keadaan kami hampir sama.
Sedangkan aku yang bernama Tika Andhiny
seorang gadis pribumi, ibuku asli Bogor, setelah dinikahi ayahku yang asli
Jakarta, mereka pindah dan menetap di Jakarta ini, dari darah ibukulah yang
membuat aku memiliki kulit putih, jadi kami adalah 3 gadis berkulit putih, walaupun
kulit putih kami bertiga memiliki tipe yang berbeda, kalau aku putih Asia,
Joana putih khas Eropa dan Murti putih khas Amerika. Mang Roudeng tersenyum
saja melihat kami bertiga melempar pandangan ke arahnya, dia sedang memegang
tempat sampah untuk memenuhi pekerjaannya sebagai pembersih WC dan tukang
sampah.
Eh eh taruhan yuk..siapa yang bisa bikin si
Roudeng itu paling sange..dia pantes ditraktir dinner sama clubbing !!kata
Joana jalang. Oksiapa takuttapi ntar kalo dia udah sange gimana?? tanya Murti.
Yee kan tanggungan si Tika dong kan emang
Roudeng buat Tika kita kan udah ada!! jawab Joana.
Iya Nov ya Deal nih ?! tanya Murti tegas.
Oke siapa takut !!jawabku yang ingin
segera menghilangkan stress karena cinta itu.
Joana yang paling jalang diantara kami itu
langsung mulai menggoda Mamang dengan menumpukkan kedua kaki jenjangnya seperti
para pelacur yang hendak menawarkan diri, rok biru SMPnya yang pendek itu
menambah pemandangan paha Joana, beruntungnya Mang Roudeng, kali ini para
pelacurnya tidak menuntut sesenpun darinya, hanya berniat mengosongkan kantung
spermanya yang gelebergeleber karena berumur itu. Mang Roudeng langsung menelan
ludah melihat betis Joana yang mulus itu, Roudeng Jr. yang berada di
selangkangan Mang Roudeng langsung bangun tanpa weker, celana Mang Roudeng
menonjol dibagian itu, kami sebenarnya geli sekali membuatnya mupeng seperti
itu, tapi mengasyikan kadang berbuat jalang seperti ini, melupakan sejenak
masalah hidup. Murti yang tak mau kalah, berpurapura menggarukgaruk pahanya, Aduuh..kok
gatel sih katanya sambil menahan tawa melihat Mang Roudeng mulai ngosngosan
nepsong berat.
Sruukk..!!, tibatiba Murti gadis manis
hypersex itu menarik ke atas rok pendek di atas lututnya hingga terlihat dua
buah batang paha putih mulus milik gadis remaja, dan celana dalam yang berwarna
hitam tipis menerawang tanda wanita sedang horny berat.
Edededehkata Mang Roudeng langsung melepas
satu tangan berpegangan pada tiang di situ agar tidak jatuh, tangan satunya
masih memegangi tempat sampah.
Murti belaga bloon menggarukgaruk paha
putihnya itu, seolaholah tidak ada orang, si Joana dan aku hanya kembali
menahan tawa.
(Wah giliran gue nihgimana yah??)pikirku
dalam hati,
Eleh elehlo juga gatel Ti ?kataku sengaja
mengeraskan suara.
Iya nih..sahut Murti juga
Kalo gua disini kataku, membalikkan badan,
menungging dan menarik rokku ke atas, sambil berpurapura menggaruk pantatku
yang putih padat itu, Gumprang !!
Adaawh!! teriak Mang Roudeng, karena
kakinya kejatuhan tempat sampah dari besi itu dan berputarputar memegangi
sebelah kakinya yang kesakitan, sampah pun langsung berserakan. Pegangannya
pada tempat sampah langsung lepas karena lemas melihat aku menungging dan
membuka rok untuk memamerkan body yang kupunya.
Ha ha ha hatawa kami bertiga penuh
kegelian.
Kami langsung toss five menandakan
kekompakkan kejalangan kami, sukses besar yang membuat mupeng makhluk yang
dinamakan pria.
Mang Roudeng langsung jatuh kelelahan
karena terus berjingkrakan, aku kasihan juga pada dia dan langsung
mendekatinya, kedua sahabatku malah meledekiku,
Cie ilehyang pedekate hahahahatawa Joana
meledek, dan Murti juga menyambutnya dengan tawa manisnya.
Aku hanya berbalik ke arah mereka sambil
merengut tersenyum kecil, Aduh Mang maaf yahsakit gak ?? tanyaku berjongkok di
dekat kakinya, Sehingga rokku tersingkap dan otomatis paha putihku langsung
dipelototinya.
Aduuuhh Neng Tika dehh kalo becanda jangan
keterlaluan dongh !katanya sambil melirik ke dalam rokku, melihat celana dalam
hitam super tipisku.
Dia protes tapi tidak menunjukkan kemarahannya,
mungkin karena dikasih pemandangan gratis yang membuat Roudeng Jr. berdiri
tegak siap lari marathon itu.
Iya Mang maafin kita yah kataku memohon
sambil memijiti kakinya yang tertimpa tempat sampah itu. Dia menelan ludah
menikmati pijitan tangan putih halusku.
Ya udah..tapi Mamang nanya buat apaan sih
pada kaya gitu bikin nanggung sabun Mamang pan abis !!katanya protes, dikiranya
kami hanya ingin membuatnya onani saja.
Hhmmmok deh kalo Mamang pengen tahu kataku
mengerlingkan mata genit. Jo Ti sini lu!! panggilku pada mereka.
Sahabatku itu berjalan dengan nakalnya
mendekati kami, melenggaklenggokkan pantat bagaikan seorang pelacur high class.
Apaan Nov kan ini jatah lu..!!kata Joana meledek.
Begituannya iya ntar gue sendiri tapi
Mamang pengen kita bertiga minta maaf bukan gue sendiri kataku.
Ooohhok deh kalo gitu jawab Joana mengerti
langsung berjongkok disampingku. Mang bangun Mang..!perintah Joana galak.
Hahma..mau pada ngapain Neng ?tanya Mamang
bingung-bingung tapi horny, Pikirannya pasti ngeres melihat kami
berdua jongkok dihadapannya, dua gadis blasteran yang terkenal cantik dan seksi
berlutut di hadapannya belum ditambah Murti, walaupun dia belum tahu akan di
eksekusi dengan kenikmatan seperti apa oleh kami.
Udah ah diri cepet mau dikasih enak gak
lu?! sahut Joana galak-galak nafsuin.
Membuat Mang Roudeng dikirimkan CD demo
berjudul Mari Bercinta oleh Roudeng Jr. di selangkangan karena nepsong abis,
hingga membuat antrian panjang berjutajuta sperma di penisnya yang sudah
mengambil nomor urut seperti antri beras saja.
Mamang berdiri disusul Murti berjongkok,
kini aku ditengah, disebelah kiri Joana dan di sebelah kanan Murti, tonjolan
Mang Roudeng tepat dihadapanku, tanganku membuka kait celana lusuhnya, setelah
terlihat reseletingnya, dengan bitchy kugigit reseleting itu dan menariknya
turun, kreeett !!
Jdugg!! Mmph!! penis Mang Roudeng yang
sudah mengeras itu langsung keluar sangkar ingin berkenalan dengan alam barunya
dan menampar wajahku. Sontak aku kaget dan menjerit kecil tetapi teredam karena
masih menggigit reseleting celananya yang membuat si Joana dan Murti tertawa,
aku langsung mencubit pantat kedua sahabatku itu karena malu, meraka hanya
mengaduh. Aku menarik wajah kedua sahabatku melalui jambakan lembut pada rambut
mereka, aku menarik lebih turun celana Mang Roudeng beserta celana dalamnya
yang bermerk Hings, Murti yang menggemari oral sex itu, mendahului kami dengan
meraih penis Mamang untuk mengocoknya, Joana berinisiatif menggelitik buah
zakar Mamang, aku memuntir kepala penisnya sambil memijitmijitnya dengan jari
jempol dan telunjukku.

Lengkaplah sudah, Mang Roudeng bagaikan
raja minyak yang sedang dilayani para selirselirnya, Joana kadangkadang meminta
bagian untuk mengocokngocok batang Mamang dengan gencar, Mang Roudeng
blingsatan dengan kocokan Joana yang tak kalah ahli pada Murti, malah Joana
terkesan menunjukkan keahliannya. Kami bertiga memulai dengan menjilatinya dari
buah zakar, pangkal hingga kepala penis, lidah kami bertiga menjilati
masingmasing area, Mang Roudeng yang mendongak keenakan sesekali menatap
kebawah melihat kenakalan remaja SMP masa kini, dia memandangi wajah kami satu
persatu.

Kami membalas tatapannya dengan mengerlingkan mata genit, dia hanya
menelan ludah dan kami spontan tertawa kecil sambil terus menjilat, bahkan
ditatap Mang Roudeng, Joana langsung menjilat lidah Murti diseberangnya,
bertukar ludah bahkan mencucup pangkal penis Mamang kiri dan kanan berbarengan
sambil menatap nakal ke arah Mang Roudeng.
Sementara aku tetap focus mengemut dan
menghisap kepala penisnya, Sruuph! Hisapku kuatkuat pada kepala penis hitamnya
yang lonjong, Oookhhlenguh Mang Roudeng keras, Kepalanya mendongak keatas, penisnya
mengacung tinggi dan tubuhnya bergetar nikmat. Kami bertiga memundurkan kepala
berbarengan, lalu meludahi penisnya, Cuuh!!
Dengan horny kami bergantian mengocoknya,
Mang Roudeng menjulurkan lidah keenakan dan penis itu kutangkap dengan mulutku,
kini batang itu kukuasai sendiri, aku memaju mundurkan mulut sambil
mengocokngocok memutar pada pangkal batangnya seperti pemain blue film saja,
lalu penis yang masih dimulut itu kuoper ke mulut Murti yang langsung
disambutnya dengan mulut terbuka, lalu dia oper lagi ke aku dan kuoper ke
Joana, terus begitu, dan terakhir karena mendengar lenguhan Mang Roudeng yang
sudah berat, tanda spermanya sudah antri di kepala penisnya, aku kuasai
sendirian, kedua sahabatku hanya menjulurkan lidah untuk membantunya
membangkitkan gairah nafsu Mamang dengan mendesah seksi bersamaan dan memusiki
kocokan tanganku pada penisnya, aku juga menjulurkan lidah di depan Mang
Roudeng siap dicumshot (semprot sperma) di wajahku bersama kedua sahabat
cantikku.

Mang Roudeng ingin mengambil alih penisnya
dengan mengocoknya sendiri, tetapi Joana dan Murti tampak tidak mengizinkan,
bagaimanapun ini hukuman berupa kenikmatan, si Joana memegangi tangan kanan
Mamang dengan tangan kirinya, dan Murti sebaliknya. Beberapa detik kemudian,
ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilati penisnya tibatiba dia melenguh
panjang dengan wajah mendongak ke atas, mulut hitam Mamang menceracau keenakan,
Eeengghh..Nenghbapakh..keluaaarhh..!!
Leeehh.dengan Horny kami bertiga
menjulurkan lidah sambil mendesah nikmat dan,

CROOOTTT!! JRUOOTT !! BLAARR !! CROTT !!
Cairan putih kental dan berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah
kami dalam kocokanku, baju sekolah kami juga otomatis kecipratan.
Kami mendesah seksi dan mengerang
mengiringi erangan nikmat Mamang di setiap semburan spermanya, seakanakan kami
juga merasakan kenikmatan yang dirasakan oleh Mamang saat itu, penisnya kupompa
dengan meremasnya kencang dalam genggamanku agar semua tabungan spermanya
kosong, bahkan Joana dan Murti juga ikutikutan mengocok penis Mamang.

Joana
malah memencet gemas kepala penis yang sedang sensitifsensitifnya memuncrati
sperma itu. Mang Roudeng nampak mendesahdesah keenakan dan kelabakan. Setelah
tidak ada yang keluar lagi, kami saling menjilati sperma yang membanjiri wajah,
beradegan lesbian dengan beradu mulut panas, Mang Roudeng yang masih kelelahan
hanya menatap kami kembali bergairah, tangan kananku masih mengocokngocok kecil
pada batang penisnya yang semakin layu itu.
Weleh weleh ngentot ga ngajakngajak lo
Deng kata pria bertubuh gempal, yang tidak lain adalah Pak Slamet.
Wah Non Joana kemana aja Bapak cariin dari
tadi juga kata pria berpakaian satpam, yang tak lain adalah Juki atau Pak
Marjuki.
Pintu gerbang udah lo kunci Ki..?? tanya
Pak Slamet pada Pak Marjuki, agar situasi aman dalam sekolah.
Udah kobisa pesta kita..wah nambah
pasangan nih Met..!!sahut Juki. Iya gapapa kecuali kalo nambah Roudeng
doang rugi atuh hehehe !!kata Pak Slamet.
Mereka berdua menghampiri kami, Pak Slamet
masih memegang sapu lidi di tangannya, dia sehabis menyapu di pekarangan depan
karena kami saat itu berada di belakang dekat kantin sekolah,
Ehelu padegua juga baru mulai nih!!sahut
Mang Roudeng.
Pak Juki dan Pak Slamet yang telah
terbiasa melakukan hal ini pada kedua sahabatku itu, langsung menurunkan
celananya untuk memulai sex party dengan oral, Bagua pinjem mulut lonte lu ya? kata Pak
Slamet kurang ajar, mengacungkan penis pada Joana.
Murti Ooohh sama-sama dah yak!! sahut Juki yang
juga mengacungkan penis pada Murti.
Temantemanku yang cantik namun hypersex
itu, sudah biasa di lecehkan seperti itu, dan langsung menyambut dengan oral
sex pada pria buruk muka di depannya.
Weleh Neng Joana lonte lu Ba?? sialan lu ga
pernah ngajakngajak pada..!!protes si Roudeng.
Hehehe sorry Bos masalah laen bagi-bagi imasalah
duit sama mekinehi !!jawab si gendut Slamet.
Sambil di oral oleh Joana, Pak Slamet
membuka kancing baju sekolahnya dari atas hingga bawah dan memelorotkannya
lewat atas, sehingga tubuh Joana yang seksi itu menjadi bahan bakar bagi nafsu
birahi Mang Roudeng yang baru pertama kali mengalami sex secara beramairamai
ini. Begitu juga Murti yang sedang di oral dan kemudian ditelanjangi Pak Juki.
Mang Roudeng kemudian melihat ke arahku, saking nafsunya, dia melepas celana
dan baju yang ia kenakan di depan kami semua, Pak Slamet dan Pak Juki hanya
tertawa maklum. Mang Roudeng menaruh pakaiannya sembarangan di tempat biasanya
anakanak sekolah menongkrong dan bergosip setelah makan di kantin. Sambil bugil
dia langsung menyeretku ke arah sebuah kelas yang tidak jauh dari situ dan
tentunya sudah kosong, dia menuntunku dari belakang, sambil berjalan dia
menyingkap rokku dari belakang dan mengangkatnya tinggitinggi, tangan hitamnya
itu langsung jahil menggerayangi paha belakang dan meremas pantatku, Cuuph!!,
Sesekali tukang sampah sekolahku itu menciumnya, hingga membuatku terangsang
juga dan bersedia untuk digarap sepuaspuasnya. Sesampai di kelas, aku menuju
meja belajar terdekat dan menelungkup, menunggingkan pantatku tinggitinggi
dengan seksi untuk memancing kembali birahinya yang tadi sudah tersalur melalui
ejakulasinya yang pertama, Mang Roudeng menyingkap naik rokku hingga keatas
pinggang, dia melepitnya agar tidak turun saat aku tersodoksodok, dan langsung
menarik lepas celana dalamku, tukang sampah sekolahku itu meremas dan mengecup
gemas pantatku memberi peringatan berupa rangsangan.
Celana dalamku direngkuhnya, Mang Roudeng
mencium bagian dalam celana dalamku itu dengan penuh perasaan, lalu dijilatinya
bagian tengahnya yang sudah basah oleh lendir kemaluanku akibat horny. Aku
semakin terangsang dengan tingkah udiknya itu, aku dan Mang Roudeng samasama
baru pertama kali mengalami sex liar ini, Wangi banget Neng Tikaenyak !! baru
lendirnya aja udah enak, apalagi memeknya puji si buaya berumur itu. Dia
memakai celana dalamku di kepalanya sebagai topi.
(Oh Yess!!) kagumku padanya dalam hati,
Melihat ke belakang ke arah penisnya yang
belum lama menyemprotkan spermanya itu dan sekarang kembali mengacung tegak
siap menembak. Saat itu aku merasa seksi sekali, aku menggerakkan kedua
tanganku ke belakang, kedua jari tengahku yang lentik karena memakai kutek
hitam, aku posisikan di bibir vaginaku, membuka lebarlebar dan sengaja
memamerkan padanya liang vagina yang merekah berwarna merah muda, Glekk!!suara
Mang Roudeng menenggak ludah terdengar olehku dan semakin membuatku merasa
seksi.
Aaannghh!!desahku reflex, karena Mang
Roudeng tidak tahan dan menusuk vaginaku dengan jari tengah kirinya hingga
masuk semua.
Tubuhku menggelinjang disertai suara
desahan saat tangannya mengorekngorek liang vaginaku, jariku yang tadi membuka
vaginaku langsung berpindah meremas ke pinggiran meja belajar sekolah itu. Mang
Roudeng mendekatkan wajahnya yang terlihat penuh nafsu itu ke pantatku yang
menungging, tangan kanan hitamnya mengelus dan meremas pantat sebelah kananku,
dengus nafas beratnya terasa di area selangkanganku. Dengusannya pindah ke bongkahan
pantat kiriku, Leeph!!
Aauuhh!desahku saat di menjilati salah
satu daerah sensitive wanita itu.

Tubuhku terasa panas dingin dibuatnya,
dengan jilatan di pantat dan korekan jarinya yang nakal itu di vaginaku, jari
itu seakanakan ingin mengetahui apa saja isi di dalamnya.
Disapukannya dengan telak lidah kasarnya
pada kulit pantat putih sekalku itu, diciumi, bahkan digigit kecil sehingga aku
menjerit menerima rangsangan erotis Mang Roudeng.
Dia ingin menarik lepas jarinya dari
vaginaku, jari yang terdiri dari 3 (tiga) bukubuku itu mulai terlepas
satupersatu, Satu..Dua.., saat menuju ketiga, vaginaku reflex tidak rela dan
menjepitnya,
Whuuaa!reaksinya norak, merasa jarinya
terjepit kencang vaginaku yang liat namun basah itu. Aku tariktarikan
dengannya, namunJleebbh!!
Aaannggh!!desahku, karena Mang Roudeng
mengerjaiku dengan mencoblos vaginaku dalamdalam.
Hak hak hak haktawanya mesum karena
berhasil mengerjaiku.
(Ehhm..Shiit !! si tua bangka ini pandai
membangkitkan gairah)keluhku dalam hati.
Dia mengulangi lagi dengan menarik kembali
jari tengahnya, Satu..!! Dua..!! saat menuju ketiga, vaginaku kembali reflex
tidak rela dan menjepitnya, Aku yang kini tengah horny bersiapsiap untuk
menerima tusukannya, namunPlooph!!
Aauuhhdesahku,
Sial, Mang Roudeng menarik kasar jarinya
tibatiba sehingga membuatku tidak sanggup menahan derita birahi ini ditambah
sedang hornyhornynya. Dia menghirup jarinya yang sudah berselimut lendir
vaginaku.
Hhmmhwangi tenaaan..!!katanya.
MmmhhEnyaak..gurih rek memek Neng Tika
!!komentarnya,
Sambil mengulum jari tengahnya yang
belepotan lendirku, aku balik menatapnya.
Oohini sex liar pertamaku, aku baru pernah
merasa seksi seperti ini, kedua sahabatku berhasil menggali bakat hypersexku,
menanamnya bersama dalam diriku dan merubah kehidupan sexku seperti mereka.
Bahkan Ebrin mantanku pun tidak bisa membuatku melayang, bersamanya aku memang
merasa cantik karena mendapatkan salah satu cowok paling keren di sekolah,
tetapi tidak membuatku merasa seksi seperti perlakuan Mang Roudeng padaku. Mamang
memposisikan kedua tangannya pada kedua sisi pinggangku, matanya menatap nanar
pada vaginaku yang terpampang jelas, seolaholah ingin menelannya, reflex kakiku
merentang lebar siap menerima serangan mesumnya, nafas dan degup jantungku
seirama semakin cepat, ketika aku melihat wajah Mang Roudeng yang sama sekali
tidak tampan itu mendekati vaginaku, 30 cm..20 cm..10 cm..5 cm, HapNyam !!
Iyaaaahhh.desahku, saat dia melahap bibir
vaginaku dengan ganas.
Clek..clek..clek..clek..!!
Lidah kasar Mamang keluar masuk vaginaku,
aku hanya bisa mendesah dan mendesah menerima serangan birahinya. Lidahnya
nakal sekali menyentilnyentil itilku, mulutnya yang hitam itu mengemut vaginaku
dengan penuh nafsu hewani.
Tak lama kemudian kurasakan tubuhku
terbakar, aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dan mengerang sejadijadinya
menggeliat sambil memeluk meja eraterat.
Iyaaahh!!eranganku saat mencapai orgasme.
CrreettCretSeerrCrrt !! Erangan panjangku
itu menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya lendir cinta dari
selangkanganku. Cairan yang meleleh dari vaginaku dilahapnya dengan rakus
sampai terdengar suara menyeruputnya, aku mengejatngejat di atas meja belajar
itu.
Neng Tikajangan tidur dulukontol Mamang
belum ngerasain memek Neng Tika pan..!katanya ditelingaku.
Aku merasakan penisnya di bibir vaginaku,
Aaahh tubuhku masih merasa lelah sekali sehabis orgasme barusan, dia baru ingin
menyentakku lagi. Zrreeekk!!

Aaaukkherang kami saat penisnya menyeruak
masuk vaginaku.
Mang Roudeng menekan masuk penisnya paksa
sehingga aku merasakan vaginaku seperti tersobek, tubuhku terbelah dua.
Kepalaku yang tadinya tergeletak menyamping, langsung reflex meringis ke depan,
mulutku membentuk huruf U tetapi tubuhku masih tengkurap tiduran di atas meja.
Mang Roudeng langsung bergerak brutal menyetubuhiku, tampaknya dia tidak
perduli dengan kelelahan tubuh yang kuderita, dia ingin menggapai klimaksnya. Eengghhbusyeetseret tenan memek Neng
TikaHhuuunngghh!! kejannya. Iyyaaahh!! desahku, saat Mang Roudeng
menghentak kasar masuk penisnya.

Sambil menyentak, dia menyibak seragam
belakangku hingga punggung putihku terlihat olehnya dan langsung dijilatnya,
Braku tidak dilepasnya agar aku tidak merasakan sakit pada payudara karena
tidur bergesekan dengan meja. Jilatannya sampai kurasakan pada leher jenjangku
hingga akhirnya bertemulah bibir mungilku dengan bibirnya yang tebal dan kasar
itu.
Huueeekk!!bau nafasnya sungguh tidak
sedap, entah makan apa Mamang tadi pagi, tetapi lidahku tetap mengikuti
permainannya dengan liar sampai ludah kami bertukar dan menetesnetes sekitar
bibir. Dia berpegangan pada sisi meja depan dekat wajahku, sementara aku
berpegangan di sisi belakang meja dimana bertepukan dengan paha hitam
berbulunya yang penuh dengan peluh di sekujur permukaannya. Mang Roudeng nampak
mendekati ejakulasinya, mulutnya menceracau sambil menyentakku kasar
terpentalpental hingga meja belajar yang kutiduri bergeser searah dengan
sentakannya, terlihat sekali Mang Roudeng ini ingin membalaskan dendam
birahinya, karena tadi kakinya kubuat memar tertimpa tempat sampah, sentakan
penisnya itu seolaholah menginginkan vaginaku juga memar,
AaaannghhAaaannghhMaannghAmpuunnhhIyYaAaaAahHh!!
Gila memek lugilaa memek luugilaa memek
luuhHuUuunngghh !!lenguhnya,

Tak lama kemudian kurasakan beberapa
semburan cairan kental hangat yang membanjiri liang vaginaku, yang diikuti oleh
meledaknya cairan orgasmeku, Mang Roudeng menikmati sisasisa klimaks sambil
memelukku, kami berkelojotan berdua bersamasama dibarengi dengan
kejangankejangan di vagina dan penis masingmasing. Sisi meja pada bagian dekat
vaginaku banjir sudah, lelehan lendir cinta orgasmeku dan sperma Mang Roudeng
membanjirinya, setelahnya Mang Roudeng duduk di bangku sebelah dekat mejaku,
tibatiba, Braaakk!!, pintu terbuka,
AaahhAaahhYeesssFuck meDeepeer!!desah
Murti,

Dia sedang digarap Pak Juki dengan gaya
monyet memanjat pohon kelapa, tentu dengan postur satpamnya yang tegap kekar
itu, bukan suatu hal yang sulit untuk mengangkat atau menaik turunkan tubuh
Murti, walaupun tubuh Murti tergolong tinggi karena blasteran. Karena ini hal
yang baru buatku melihat kegilaan kedua sahabatku ini, maka kupaksakan sedikit
tenagaku untuk menoleh melihat kegiatan seks mereka, Pak Marjuki dan Murti
melakukan posisi seks itu sambil berjalan mendekati bangku guru.

Tidak jauh dari pintu kRoudengar erangan
Joana dan lenguhan nikmat Pak Slamet, kulempar padangan dan betul saja, Pak
Slamet sedang asyik mendoggy Joana, gadis cantik IndoEuro seprofile dengan
Nadine Chandrawinata itu dijambak rambutnya oleh tukang sapu dan kebun sekolah
itu, tangan kiri Pak Slamet menamparnampar pantatnya yang putih sekal, wajah
cantik Joana merigis setiap kali tangan gempal Pak Slamet mendarat di bongkahan
padat nan montok Joana. Tangan kirinya sesekali juga membetot pundak Joana
kebelakang berlawanan dengan hentakan penisnya ke depan. Pak Slamet menyeringai
mesum saat mata kami bertemu pandang, dia seolaholah bangga bisa menggarap
sahabat cantikku itu di depanku, memang sahabatku Joana itu salah satu gadis
incaran para cowok, hanya patah hatinyalah yang membuatnya tidak ingin memiliki
pacar lagi sejak kelas 2. Pak Marjuki tibatiba melenguh keras seperti kerbau,
Murti menjadi semakin menjeritjerit karena vaginanya ditumbuk paksa dalamdalam
agar menjepit dan memberikannya kenikmatan, tibatiba Pak Marjuki mendudukkan
diri sehingga penisnya menghentak dalamdalam vagina Murti, Jleeegg!!!

Aaaakkhh.!!!erangan nikmat mereka berdua,
CROOOTTT !! CROOTT !! CROTT !!
Pak Marjuki mencapai klimaksnya bersamaan
dengan Murti, cairan mereka meluber dari vagina Murti, gairahsex.com mereka
mengejatngejat nikmat sambil berpelukan dan bertataptatapan, setelahnya Pak
Juki mendudukkan Murti pada meja guru, Murti yang merasa kelelahan langsung
menyenderkan diri di dinding, duduk mengangkang memperlihatkan vaginanya yang
memar kemerahan namun dipenuhi gumpalan cairan kental putih pekat yang masih
meneretes keluar, Pak Juki yang masih mengenakan baju satpam tanpa celana
sepotong pun juga, mengambil rokok dari kantung baju satpamnya, menyalakan dan
menawarkan ke Murti yang disambutnya, si cantik blasteran Kanada itu menaruh
rokok di mulut tipis seksinya, dan Juki menyalakan api untuknya, mereka
menghisap rokok dan berbincang yang aku tak dengar, Murti mengerlingkan mata
kirinya dengan genit ke arahku karena aku melihat ke vaginanya yang Jukik belur
karena ulah penis Pak Marjuki.

Kami mempertemukan senyum karena keadaan
kami samasama porak poranda akibat oknum petugas sekolah bejat, tidak lama aku
mendengar Pak Slamet menggeram seperti seekor kerbau,
Huuunngghh.!! Tukang sapu berbadan gemuk
itu mencapai ejakulasi dengan menyentak kasar sahabatku Joana yang cantik itu
dari posisi menungging doggy style hingga jatuh tengkurap ditindih tubuh
gendutnya itu, Joana hanya menjeritjerit pasrah dengan rambut merahnya yang
dijambak Pak Slamet, pantatnya yang sekal itu melekat ketat dengan perut bagian
bawah Pak Slamet yang dipenuhi bulu, buah zakarnya bertemu sapa dengan bibir
vagina, tukang sapu gemuk itu mengejatngejat keenakan, bisa dilihat dari
wajahnya, kaki Joana sampai menekuk dan menendangnendang punggung berlemak
tukang sapu tua itu.

Dia terus menekan penis itu di masa
ejakulasinya, Pak Slamet terus saja menggenjotkan penisnya di liang kewanitaan
Joana, dibenamkan penis gemuknya itu dalamdalam untuk menuntaskan ejakulasinya,
sambil memutarmutar kepalanya seperti orang gila. Tukang sapu sekolah itu
sampai bergidik nikmat menuntaskan ejakulasinya meneteskan sisasisa spermanya
di dalam vagina Joana sebelum terkapar lemas dan menindih Joana. Tak lama
kemudian, Pak Slamet pun bangkit meninggalkan Joana sahabat cantikku yang masih
terkapar, kulihat penisnya masih lemas diselimuti lendir sperma menjijikkannya
yang putih pekat dan kental,
Woi Dengnyobain memek Tika dong!!kata Pak
Slamet asal pada Mang Roudeng.
(Ooh Crapbakal tuker pasangan sampe kelenger
nih gue n tementemen Damn..!),
Keluhku dalam hati,
Woi wointar dulu Met..lo entotin cewe lo
dulu nih, Tika gue duluan si Roudeng Joana, baru elo Tika, gue Joana, si
Roudeng Murti..!!protes Pak Marjuki mengatur.
Oh iya yaok deh..!!sahut Pak Slamet mudah,
tidak memikirkan kondisi tubuh kami.
Siap Bosasyiik !kata Mang Roudeng semangat
sambil hormat, dia berlari menuju pintu luar ke arah Joana yang terkapar, dan
membangunkannya untuk dibuatnya lagi pingsan.
Pak Slamet meninggalkanku mendekati Murti
dan Pak Juki,
Sana Bagarap Tikagantiangua udah kaga
sabar pengen ngentotin dia ! kata si gendut Slamet.
Set dahnafsu bener kagak sabar!! Entot aja
dulu nih cewe luhenak banget lo Met memeknya..pantes lu doyan bener !!sahut Pak
Juki.
Iya tuh Paksi gembrot ini doyan banget
ngentotin gue ampe kelenger kaya Joana tuh! tunjuk Murti pada Pak Juki keluar.
Dimana Joana masih terkapar dan sedang disadarkan Mang Roudeng. Pak Juki hanya
tertawa melihat ke arah luar.
Ya iyalahNeng Murti ini kan udah cantik
memeknya seret lagi !!pujinya mesum.
Murti hanya tersenyum sambil menghembuskan
asap rokok ke arah Pak Slamet, dan Pak Slamet hanya menyeringai dan melirik ke
selangkangan Murti yang terbuka lebar.
Waduuhgile lu Bamemek Neng Murti ampe
Jukik belur gini !!protes Pak Slamet.
Ehehehenyoriabis enak pisan sihsahut Pak
Juki enteng.
Weleehmana banyak pejunya lagi !!omelnya
lagi.
Ha ha ha hayahh..si Joana sama Tika juga
paling sama keadaannya..kata Pak Juki membela diri.
Ya udahkita bersihin dulu aja ya
biasa..!!usul Pak Slamet.
Ok dehgua bangunin Tika dulu!!jawab Pak
Juki.
Pak Marjuki membangunkan tubuhku yang
masih terasa sedikit lemas, dia memapahku untuk menuju keluar kelas, yang entah
untuk apa aku tak tahu menahu, dan kemudian di dudukannya aku di lantai sebelah
Joana yang sudah pulih duduk. Kami melihat ke dalam kelas. Yuk Nengsini !!.
Sreet!! tarik Pak Slamet kasar pada pergelangan kaki Murti yang mengangkang.
Hmmphsavar Vak !!kata Murti tak jelas
katakatanya, karena di bibir tipis seksinya masih terdapat rokok A Mild yang mengepul.
Setelah sampai di sisi meja guru, tukang sapu sekolah itu juga memapah Murti,
tangan gempal si gendut itu memapah Murti pada bagian paha dan melingkari
punggung menangkup payudaranya. Mereka bertataptatapan seperti pasangan bulan
madu saja, Murti memberikan rokok yang ditangannya untuk dihisap Pak Slamet,
setelah itu mereka berpagutan sampai keluar kelas.
Yak okeylangsung nih ya !!kata Pak Slamet.
Ok Bos!!jawab Pak Juki. Aku dan Mang
Roudeng belum mengerti benar maksudnya.
Pak Slamet menurunkan Murti dan berlalu
meninggalkan kami, tak lama dia mengambil ember berisi air, dan menaruhnya
dekat selokan (saluran air dari genteng sekolah jikalau hujan), juga botol
cairan yang kutahu milik Murti untuk pembersih kewanitaannya agar vaginanya
selalu bersih dan wangi.
Ayo lontelonte!!kata Pak Slamet dan Pak
Marjuki sambil menepuk tangan.
Seperti pelacur saja, Joana dan Murti
bangun dan menyeretku, aku bingung apa maksud mereka, (Ooh Shiit !!), dalam
hatiku. Murti dan Joana berjongkok seperti mau pipis di kamar mandi saja,
mereka seperti mengambil jarak, mata jelita Joana mengedipiku agar aku juga
berposisi sama dengan mereka. Untuk solidaritas akupun mengikutinya, lalu Pak Slamet dan Pak Juki mengambil posisi
berjongkok juga di depanku dan Murti.
Dengitutuhsi Joana..lu mau gak ??ancam Pak
Slamet rakus.
Oyayahehehe maklum belum Roudeng
(nyambung) aku jawab Mamang. Pak Slamet dan Pak Juki mengambil air
bergantian, membasuh vaginaku dari panasnya gesekan penis Mamang tadi, Pak
Slamet juga membersihkan vagina Murti dan kadangkadang jari gemuknya ditusukkan
ke dalam vagina Murti hingga si manis itu mendesah seksi. gairahsex.com Begitu
juga Pak Juki melakukannya padaku, aku dan Murti yang berpegangan di bahu
mereka, hanya bisa mendesah sambil mencakar atau menancapkan kukukuku jari kami
yang lentik ke bahu mereka, jika tusukan jari mereka terlalu dalam. Mang
Roudeng menganggukangguk tanda konek, dia juga mengambil gayung dan hendak
disiramkan ke vagina Joana yang memar dan belepotan sperma menjijikkan hasil
karya Pak Slamet, namun Joana mencegahnya, Mang Roudeng bingung, dia melihat
wajah Joana mengejan cantik dan, Cuuuuurr.!! Pissing, Joana pipis di depan Mang
Roudeng, tukang sampah itu hampir pingsan melihat gadis SMP, berwajah Indo,
berambut sedikit pirang, cantik jelita, berkulit putih berbody aduhai, pipis di
depan matanya, Jelegeerr!! Bagaikan disambar geledek, akupun belum pernah lihat
langsung, secara walaupun kami sesama wanita, Mang Roudeng melotot tajam penuh
nafsu, dia yang juga sudah bugil dan juga sudah mulai konak sedari tadi melihat
para gadisgadis cantik itu berjongkok, penis itu semakin mengacung tinggi. Huak hak hakajiiibbaru pernah gua liat
cewek kencingcantik pula orangnya !! komentarnya senang mendapat pengalaman
baru. Setelah selesai dia membasuhnya dan membilasnya dengan sabun pembersih
kewanitaan milik Murti yang diambil Joana.
Para pria berumur itu tampak senang sekali
memandikan vagina kami, cukup lama juga mereka membersihkannya. Mang Roudeng
yang baru pertama kali paling tidak tahan, dia terkadang mengangkat pinggang
Joana lalu melahap vaginanya hingga air basuhan yang ada di vaginanya kering
kerontang, malah lendir vagina yang terproduksi. Selanjutnya dia menyeret Joana
ke dalam kelas untuk disetubuhinya, menyeret Joana pun masih dengan wajahnya
yang terbenam di selangkangan Joana. Pak Slamet dan Pak Juki juga menyeret aku
dan Murti untuk kembali disetubuhi, karena masih lemas kami bertiga diposisikan
menungging oleh mereka, Joana di meja pertama dekat pintu kelas, aku ditempatku
tadi deret kedua, dan si manis Murti di deret ketiga di sebelah deretan meja
guru.

Aku dan temantemanku hanya bisa
mengerangerang tak berdaya, para pejantan buruk rupa itu seperti berlombalomba
layaknya pacuan kuda saja, vaginaku terasa dirobek oleh penis Pak Marjuki, penisnya
panjang sekali menyodoknyodok vaginaku, sodokannya itu seperti ingin membelah
tubuhku melalui media vagina, keadaanku ini kurasa sama dirasa oleh para
sahabatku. Kami bertiga berteriak seperti orang gila, bahkan Joana dan Murti
yang telah terbiasa dengan sex bebas seperti ini dengan mereka, tak mampu jua
melayani para petugas sekolah rendahan yang haus seks itu, mereka
menggebrakgebrak meja kelas yang ditidurinya, hingga menimbulkan suara gaduh
dan menggema, meramaikan suasana persengamaan kami. Rasa frustasi karena Cinta
dan jengahnya kehidupan di rumah, kami lampiaskan dengan kehancuran diri, kami
tidak berfikir lagi untuk masa depan, kemaluan yang seharusnya kami jaga untuk
pasangan hidup terCinta kelak tak terpikirkan, semakin hancur tubuh yang kami
rasakan semakin lega perasaan, hancur ya hancur, hanya katakata itu yang ada di
benak kami, kami telah bulat, Ended to be a Broken Bitches.
HuUuunngghhHuUuunngghhHuUuunngghhHuUuunngGghh
!!!geram mereka, menyentak masuk penis sekuat tenaga, aku sudah tak kuat, kami
saling menoleh melihat keadaan masingmasing sahabat, mata kami sudah sayu
seksi, menuju klimaks seks, meja yang kami tiduri pun terdorong ke depan
bersamaan hingga porak poranda sebagaimana vagina kami, tamparan demi tamparan
keras kami terima di pantat, tidak kuat lagi maka akupun berteriak menuju
orgasme, diikuti Murti dan Joana tak lama.

IyaaaahhhPaaaakkhh.Aaaaaaaaaaakkhhhhh!!!erang
kami lantang.
Uwooooooooookkhhhh!!!Pak Slamet, Pak Juki
dan Mang Roudeng juga mengejang.
CROOOOTTTTS !!! CROOOTTT !! CROOTT !!
CROTT !!
Dan mereka bertiga pun juga menyusul
ejakulasi hampir bersamaan, tubuh kami berenam mengejatngejat nikmat, penis dan
vagina kami mengejangngejang, cairan lengket dan kental itu bertemu, pertemuan
antara lendir vagina dan sperma, vaginaku ngilu sekali saat disembur sperma Pak
Marjuki yang semprotannya kencang seperti semprotan pemadam kebakaran itu.
Penis itupun tak lama berhenti berkedutkedut berhenti memancarkan spermanya,
para petugas sekolah itu akhirnya menarik lepas penisnya dan duduk
berselonjoran di lantai kelas, meninggalkan kami dalam keadaan porak poranda di
selangkangan dengan posisi menungging, vagina memar lebam dan penuh sperma
menjijikkan. Mereka bertiga betulbetul memperlakukan kami seperti pelacurnya
saja. Berbicara tak senonoh dengan katakata yang jorok tentang enaknya memek
kami dsb. Setelah cukup tenaga, mereka bangkit dan hendak bertukar pasangan.

Naaahh dari tadi Bapak mau nyobain memek
Neng Tika ini hak hak haktawa Pak Slamet mesum. (Oooohhcrap !! ancur memek gue
hari ini !!), keluhku dalam hati.
Plaaaakk!! Plaaaakk!!, tangan gempalnya
menampari pantat sekal putihku.
Pak Slamet memasukkan paksa penisnya yang
gemuk itu ke liang vaginaku, sekarang aku merasakan sesak yang dialami oleh
Joana dan Murti tadi. Si tua gembrot itu juga tampak sesak nafas penisnya
terjepit vaginaku yang katanya legit. Dia menyodokku sambil meremas pantatku
dengan gemas, yang sesekali ditamparnya kasar hingga menimbulkan bercak merah
bergambar telapak tangan, sementara diriku masih berpegangan pada sisi meja,
dimana mejaku sudah mendorong habis meja di depannya hingga mentok ke dinding,
jadi saat disodok gahar Pak Slamet menimbulkan bunyi gaduh,
Jdukjduk..!!.

Kami pun kembali bersenggama bersamasama,
lagi dan terus dan terus, menjadi objek pembuangan sperma, setelah keluar
sperma, mereka mencabut penis dan beristirahat, lalu bertukar pasangan lagi,
aku dan para sahabatku hanya pasrah menungging menjadi media pengosongan
kantung sperma dan pelampiasan nafsu hewani mereka.

Pokoknya hari itu hingga sore hari dimana
mentari hendak menyembunyikan senyumnya, kami berenam ngeseks tanpa mengenal
waktu dan rasa lelah, vagina kami bertiga digarap hingga terasa perih karena
terus menerus dipaksa menjepit dan menggesek penis mereka, punwalau pada
akhirnya disembur cairan hangat dan kental sehingga membasuh lecetnya dinding
vagina kami, keluar ruangan keadaan kami seperti sebuah benteng yang dirudal,
berantakan dan awutawutan, jalan kami bertiga menyeret karena perih di
selangkangan, sedangkan para petugas bejat itu tertawatawa melihat keadaan
kami, Joana yang paling malang karena dengan keadaan itu dia harus mengantar
kami pulang dengan mobilnya. Kejadian itu terus terjadi setiap hari, di samping
kami juga menyukai hal itu, jadi baik itu setiap pulang
sekolah, hari libur tanggal merah maupun minggu, kami selalu sex party bertiga,
berpindahpindah lokasi jika kami ingin mengganti suasana, misal : Villa Murti,
sekitar puncak Bogor, Dago Bandung, penginapan mewah Joana di Pulau Bidadari
dsb.
Kenangan pertama itulah yang
terngiangngiang di kepalaku.
(Miss U FriendWhere are U? Need U Now !!)
keluhku dalam hati ke arah lautan.
Wajah para sahabatku terbayang melayang di
atas langit hitam bertebar bintang.