Minggu, 30 Juli 2017

Tetangga di Kontrakan

Tetangga di Kontrakan

Pada waktu itu ada sepasang suami istri yg baru kawin yg menyewa satu kamar didalam rumah kami sementara mereka mencari rumah kontrakan. Rumah kami cukup besar dan mereka memasak sendiri dengan menggunakan dapur di bagian belakang rumah.
Aku sering mendengar mereka bercengkerama didalam kamar mereka dan si isteri sering ketawa cekikikan, tetapi aku belum begitu mengerti dan belum bisa membaygkan kira-kira apa sih yg mereka sedang lakukan didalam kamar. Tetapi aku mulai ingin tahu terutama setelah membaca cerita-cerita porno stensilan yg aku pinjam dari teman-teman disekolah.
Kamar tidurku kebetulan bersebelahan dengan kamar tidur mereka dan dibatasi oleh dinding Papan. Satu malam, ketika aku mendengar sang isteri ketawa cekikikan, aku coba mengintip dan aku menemukan celah-celah diantara Papan kayu yg membatasi kamar kami.
Aku melihat dengan jelas bagaimana mereka berdua sedang duduk dipinggir tempat tidur, tubuh si isteri terbuka sampai di pinggang dan si suami sedang meremas-remas buah dada isterinya. Kemaluanku menjadi tegang sekali dan dada aku berdebar-debar dengan sangat kencang dan lututku terasa lemas.

Kemudian si suami mulai mengisap-isap pentil buah dada isterinya yg sangat montok dan mulus. Tidak lama kemudian mereka bangkit dari tempat tidur dan si isteri kemudian membaringkan diri ditempat tidur dengan pantatnya pas berada dipinggiran tempat tidur. Rambut kemaluannya kelihatan sangat hitam dan lebat dan membukit dan kedua kakinya terjuntai kelantai. Si suami kemudian berlutut didepan kemaluan isterinya dan si isteri mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya diatas bahu suaminya. 

Aku melihat si suami membenamkan wajahnya kedalam bukit hitam kemaluan isterinya dan aku hanya bisa mengira-ngira bahwa dia pasti sedang menciumi atau menjilati kemaluan isterinya. Isterinya menggeliat-geliat dan tangannya meremas-remas rambut kepala suaminya. Setelah bermain seperti itu beberapa lama, si suami berdiri dan mereka kelihatan berbisik-bisik satu sama lain. Si isteri kemudian berdiri dan mengambil selimut dari tempat tidur dan mengembangkannya di lantai.
Dasternya jatuh kelantai dan aku sangat terrangsang melihat tubuhnya yg telanjang bulat. Buah dadanya berayun-ayun naik turun dan aku bisa melihat celah-celah pahanya yg mengkilat karena basah. Dia kemudian membaringkan diri diatas selimut dilantai dengan kakinya mengarah ke tempat dimana aku mengintip.
Ketika dia merenggangkan kakinya, aku bisa melihat bibir kemaluannya yg merah dan basah. Seakan-akan aku bisa mengulurkan tanganku dan menyentuhnya karena jaraknya hanya kira-kira dua meter dari dinding dimana aku mengintip. Kemudian si suami membuka celana dalamnya dan kelihatanlah kemaluannya yg sudah berdiri tegak lurus yg panjangnya ada kira-kira 10 centimeter tetapi kelihatannya sangat besar batangnya. Dia berlutut diantara kaki isterinya dan isterinya mengangkat lututnya sehingga pahanya menjadi lebih terbuka. Aku hanya bisa melihat dari belakang ketika si suami naik menindih isterinya. Setelah dia menekan dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan isterinya, kaki isterinya naik dan melingkari kedua paha suaminya dan kemudian bokong suaminya kelihatan naik turun dengan gerakan yg teratur.

Tanganku sendiri sudah basah oleh lendir mani dari sudah aku keluarkan dari kemaluanku dan rasanya nikmat sekali; jauh lebih nikmat daripada ketika onani dengan membaygkan adegan-adegan yg tertulis di buku stensilan – disini aku melihat sendiri dengan mata kepala aku sendiri lelaki dan perempuan yg sedang bersenggama.
Aku terus mengintip dan setelah si suami memompa isterinya kira-kira 5 menit, pantatnya mulai bergerak naik turun dengan sangat cepat dan aku melihat tiba-tiba otot-otot dipantatnya menjadi keras dan dia menekan dalam-dalam dan tangan isterinya merangkul kepalanya erat-erat.
Aku merasa sangat iri melihat kemesraan dan kenikmatan mereka berdua dimana mereka boleh menikmati sesuatu yg menjadi rahasia buat aku pada saat itu. Mereka tergeletak diam bertindihan seperti itu beberapa menit dan kemudian si suami menggulingkan tubuhnya kesamping dan berbaring disamping isterinya.
Kemaluannya kelihatan lemas dan basah dan dicelah-celah paha isterinya aku melihat cairan putih mengalir sampai jatuh keselimut tempat dia berbaring. Kemudian isterinya mengambil celana dalam suaminya yg terletak dilantai dan dengan itu dia menyeka kemaluannya sendiri dan kemudian batang kemaluan suaminya.
Akupun diam-diam dan pelan-pelan kembali ke tempat tidurku dan didalam gelap aku mulai mengocok kemaluanku kembali sampai aku ejakulasi untuk kedua kalinya dan kemudian aku tertidur dengan lelap.
Sekolah SMP yg aku ikuti adalah sekolah sore yg mulai dari pukul 12 siang sampai pukul 4 sore. Setiap pagi aku tinggal dirumah sendirian karena orang tua aku pergi bekerja ke kantor dan saudara-saudara aku yg lain bersekolah di pagi hari.
Satu hari aku sedang mengerjakan PR di meja makan ketika aku kembali mendengar suara si isteri yg sedang ketawa cekikikan di dalam kamar mereka. Aku segera meninggalkan meja makan dan masuk kedalam kamar tidurku untuk mengintip adegan yg sangat menggairahkan itu.

  Si isteri sedang menungging di atas tempat tidur dan ketika aku menyaksikan pantatnya yg bulat dan putih mulus itu, mani aku rasanya hampir muncrat saat itu juga. Si suami berlutut dilantai dan menjilati kemaluan isterinya dari belakang. Aduh alangkah enaknya, aku berkata dalam hati. Kapan aku bisa menikmati yg seperti itu, kata aku ngiri.
Sedang asyik-asyiknya nonton, tiba-tiba seseorang menepuk pantatku dari belakang. Aku hampir pingsan karena terkejut karena aku mengira bahwa orang tua aku sudah pulang dan aku tertangkap basah mengintip orang bersenggama. Tetapi ketika aku menoleh ke belakang, aku melihat si Ayu’, tetangga dari sebelah dan dia tersenyum dan berbisik, “Hayo, ketahuan ngintip..!”
Aku merasa lemas dan sangat malu dan ketakutan dan akupun merebahkan diri diatas tempat tidur sambil tengkurap untuk menenangkan diriku. Nah, disini aku perlu menjelaskan sedikit mengenai tetangga kami, si Ayu’.
Dia tinggal bersama tiga orang anaknya yg masih kecil-kecil karena suaminya tinggal di Tanjung Karang dengan isteri mudanya. Suaminya sangat jarang datang mengunjungi dia. Selama 2 tahun kami bertetangga, aku mengingat bahwa suaminya hanya pernah datang dua kali. Seringkali si Ayu’ datang “Meminjam” beras atau uang dari Ibu aku karena suaminya terlambat mengirim uang belanja. Dia juga sering meminta kakak aku yg perempuan yg pintar menjahit untuk menjahit bajunya yg kemudian dia akan bayar apabila dia sudah menerima uang dari suaminya. Kira-kira tiga bulan sebelumnya, ketika aku sedang sendirian di rumah, Ayu’ datang dan katanya ingin ngepas bajunya yg sudah hampir selesai dijahit oleh kakak aku. Pada waktu itu tidak ada orang lain dirumah selain aku sendiri. Aku bawa dia masuk kedalam kamar kakak aku untuk mencoba bajunya. Ketika dia meminta aku untuk keluar karena dia harus menanggalkan pakaiannya, aku diam saja dan tidak beranjak.

“E-eh, kamu nggak mau keluar, iya? Mau lihat Ayu’ telanjang..?” katanya.
“Boleh kan..?” kata aku berharap.
“Budak nakal..” katanya dan dia memutar tubuhnya membelakangi aku sambil membuka pakaiannya. 
Oh, lututku menjadi lemas melihat badannya yg putih mulus dan pantatnya yg montok; dia ternyata tidak mengenakan celana dalam! Tanpa aku sadari aku maju dan mengelus pantatnya yg mulus. Dia berbalik dan memukul tangan aku.
“Heh, koq lancang!” katanya setengah marah, setengah bercanda dan mata aku melotot melihat bagian depan tubuhnya yg buat aku begitu indah dan menggiurkan.
Aku terpesona melihat perutnya yg sangat mulus dan bersih dan yg paling mempesonakan adalah kemaluannya yg sangat mulus tanpa rambut sedikitpun! Hanya ada kelihatan bibirnya yg kemerah-merahan dengan sedikit warna cokelat menyembul keluar seperti senyum simpul yg agak peot.


“Bandel! Nanti aku bilangin mami kamu, lho!” katanya tetapi dia tidak berusaha menutupi tubuhnya dan mulai mengenakan pakaian baru yg akan dicobanya. Dia mulai mengenakan baju itu dengan menurunkannya mulai dari kepala dan ketika baju itu menutup kepalanya, aku tanpa sadar menulurkan tangan aku dan mengelus bibir kemaluannya. Dia hampir melompat karena kaget tetapi aku segera lari keluar dari kamar.


Nah, kembali kepada peristiwa saat ini, ketika aku tengkurap ditempat tidur, ternyata Ayu’ meneruskan untuk mengintip sendiri adegan yg sedang terjadi didalam kamar tidur.
Aku tidak menyadarinya tetapi tiba-tiba aku merasa tangannya mengelus punggung aku dan ketika aku berbalik, Ayu’ sedang duduk dipinggir tempat tidur dan berbisik, “Mereka lagi ngentot..,” katanya dengan nafas yg agak berat.


Aku diam saja karena masih belum pulih dari rasa kaget dan malu, tetapi tiba-tiba Ayu’ meraba kearah kemaluanku yg sudah mulai bangun lagi. Aku diam saja dan biarkan dia membuka resleting celana aku dan tangannya kemudian mengelus-elus batang kemaluanku yg sudah berdiri tegak.


Dia kemudian berlutut dilantai disisi tempat tidurku dan mulai mengemut kontolku yg masih belum begitu besar. Aku merasa sangat geli dan nikmat dan tiba-tiba aku mengejang dan maniku muncrat didalam mulut Ayu’.


Dia teruskan mengisap kontolku yg tetap tegang, lalu kemudian dia membuka dasternya dan naik ketempat tidur. 


Dia kemudian mengangkangi kepala aku dan menyodorkan kemaluannya yg mulus kewajahku.


Sekarang aku bisa melihat dengan jelas sekali bibir kemaluannya yg sudah basah dan aku bisa mencium sedikit bau amis bekas kencing yg sangat merangsang bagiku. Dia membuka bibir kemaluannya dengan jari2nya dan menekankan kemaluannya yg merah dan basah kewajahku. Aku hampir tidak bisa bernapas dan aku mendorongnya mundur.


Oh, aku berkata dalam hati, sekarang aku tidak perlu iri lagi dengan pasangan yg sedang bermain di dalam kamar tidur sebelah. Sekarang aku bisa menikmati hal yg sama dengan Ayu’ dan bukan hanya membaygkan adegan-adegan cerita porno stensilan saja.
Ayu’ merebahkan dirinya di tempat tidurku dan membuka pahanya lebar-lebar.
“Ayo, masukin ke nonok Ayu’..,” katanya berbisik.


Aku menaiki tubuhnya dan menindih perutnya yg hangat dan mulus. Buah dadanya terasa lunak menekan wajahku yg masih basah oleh lendir dari kemaluannya dan aku mencoba untuk memasukkan kontolku kedalam celah-celan bibir kemaluannya.
Ayu’ menolong aku dengan menutun kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, dan aku merasakan kenikmatan yg amat sangat ketika aku merasakan kehangatan liang kemaluannya yg mengulum batang kemaluanku yg masih remaja itu, dan secara refleks aku mulai memompa naik turun.


Hanya setelah kira-kira 3 menit saja, Ayu’ tiba-tiba menjepit pinggangku dengan kakinya yg melingkari pinggulku dan badanya mengejang dan dia mengeluarkan suara seperti orang mengangis. Lalu dia menjadi diam dan aku merasa liang kemaluannya berdenyut-denyut dan batang kemaluanku seperti disedot-sedot.


Aku juga tidak tahan lagi dan aku menyemprotkan maniku kembali untuk kedua kalinya. Ayu’ merangkul kepala aku ke dadanya dengan sangat erat sampai aku merasa sulit bernapas, dan aku sangat takut jangan sampai suaranya yg seperti orang menangis itu didengar oleh pasangan yg ada didalam kamar sebelah.
Kami diam di dalam posisi seperti itu selama beberapa menit, lalu Ayu’ melepaskan rangkulannya dan pahanya mengendor dan jatuh kesamping. Aku mendorong diriku untuk bangun dan aku melihat wajah Ayu’ yg kelihatan merah dan matanya tertutup.
Aku mencabut kontol aku pelan-pelan dari lubang kemaluan Ayu’ yg sudah sangat becek. Gerakan ini membuat gairahku bangkit kembali dan kontolku menjadi keras kembali, dan sambil bertopang kekasur seperti seseorang yg melakukan push-up, akupun mendorong kemaluanku keluar masuk kemaluan Ayu’. Saking beceknya aku bisa mendengar suara seperti mengocok sabun.


Dengan masih menutup matanya, Ayu’ mengimbangi gerakanku dengan pinggulnya, naik turun dan bergoyg kekiri kekanan. Dia menggigit bibir bawahnya dan tiba-tiba dia mengangkat pinggulnya untuk mengantisipasi masuknya kontolku lalu kakinya kembali melilit pinggulku dengan erat dan tiba-tiba dia kentut dengan keras beberapa kali.
Entah kenapa aku sangat dirangsang mendengar dia kentut, dan ketika aku merasa bahwa kenikmatan ejakulasi mulai datang, aku menyodok dalam-dalam dan sekali lagi aku semprotkan air maniku didalam lubang kemaluannya dan aku merasakan kembali lubang kemaluannya berdenyut-denyut.


Aku kemudian bangkit dan pergi mandi karena aku harus pergi ke sekolah. kira-kira dua bulan kemudian, pasangan suami isteri itu pindah kerumah kontrakan mereka yg baru. Aku tinggal sendirian dirumah dan hampir setiap hari Ayu’ mengajak aku untuk bersetubuh dan kami melakukannya sepuas-puasnya, kadang-kadang bisa sampai 3 kali berturut-turut. Kadang-kadang Ayu’ begitu bernafsunya sehingga walaupun dia sedang mens dia sering juga mengajak main.


Kami bertetangga sampai satu tahun lagi sampai keluarga aku pindah ke Jakarta, dan orang-orang tidak ada yg mencurigai perbuatan kami dimana kami melakukan persetubuhan hampir setiap hari. Aku masih begitu muda sehingga kuat melayani Ayu’ yg betul-betul sangat haus akan kepuasan karena suaminya hampir tidak pernah datang mengunjungi dia.
Seperti aku katakan tadi diatas, Ayu’ mempunyai tiga orang anak. Yg paling tua adalah seorang perempuan yg masih berumur 11 tahun bernama Efi. Aku pernah mempunyai kesempatan untuk menyetubuhi kedua Ibu dan anak sekaligus, tetapi pengalaman itu aku akan ceritakan di kesempatan yg lain.


TAK SENGAJA SELINGKUH

Aku ѕеоrаng ibu rumаh tаnggа уаng tinggаl di dаеrаh pinggiran Jakarta. Uѕiаku 27 tаhun. Aku ѕudаh bеrumаh tаnggа ѕеlаmа duа tаhun, tарi ѕаmраi ѕааt ini bеlum dikаruniаi аnаk. Suаmiku bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn swasta yang bergerak di bidang kontraktor.
Sеbеlum berangkat kеrjа ѕuаmiku bilаng kаlаu diа аkаn mampir di rumаh untuk mаkаn ѕiаng ѕеbеlum meeting di malam hari. 
Diа memintaku mаѕаk untuk diа dаn bеbеrара kаwаnnуа. Kira Kira jam menunjuk pukul 11.30 tеngаh hаri ѕuаmi dan teman temannya ѕаmраi di rumаh dеngаn mobil.
“Mаu mаkаn dulu, yah?” tаnуаku.
“Ah, nаntilаh, … ѕеkаrаng ѕudаh tеlаt. Hаruѕ реrgi sholat Jumаt dulu. Setelah selesai Sholat nаnti, bаru mаkаn,” kаtа ѕuаmiku.
Sеhаbiѕ mаkаn nаnti mеrеkа mаu tеruѕ bеrаngkаt kе Tangerang. Dаri еmраt оrаng, ѕаlаh ѕеоrаngnуа tаk реrgi Sholat ѕеbаb diа beragama lain. Nаmаnуа Dani. Orаngnуа tinggi kuruѕ dаn hitаm. Di lehernya mеlingkаr sebuah kalung yang begitu bagus. Jаdi diа ini mеnunggu di rumаh. Dani mеnоntоn TV di dераn ѕаmbil duduk diаtаѕ ruang tamu.
Tаk lаmа ѕеtеlаh ѕuаmi dаn kеtigа оrаng kаwаnnуа реrgi kе mаѕjid, Dani mintа kаin hаnduk раdаku kаrеnа mаu buаng аir kаtаnуа. Kubеrikаn hаnduk раdаnуа, lаlu kutеruѕkаn kеrjа mеnсuсi рiring. Wаktu Dani kеluаr dаri kаmаr mаndi, еntаh bаgаimаnа kаin hаnduknуа tеrѕаngkut раdа kurѕi mаkаn tераt di bеlаkаngku ѕеhinggа tеrjаtuh bеrѕаmа kurѕi. Brukkkkkk!!!! Aku tеrkеjut dаn ѕроntаn mеlihаt kе аrаhnуа. Aku lаngѕung tеrdiаm tеrраku bеgitu mеlihаt bаtаng Dani уаng bеѕаr dаn hitаm bеrkilаt.. Aku tеrtеgun…. kаrеnа tаk реrnаh mеlihаt ѕеnjаtа lеlаki ѕеbеѕаr itu ѕеbеlumnуа.
“Mааf mbak,” kаtа Dani mеmесаh kеѕunуiаn.
Sаmbil ѕеdikit gеmеtаr kuаmbil hаnduknуа уаng tеrjаtuh di dеkаtku dаri lаntаi dаn реrlаhаn kubеrikаn kеmbаli kераdа Dani. Entаh bаgаimаnа wаktu аku mеnуоdоrkаn hаnduk itu tibа-tibа Dani mеnаrik dаn mеnсiumku. Aku mеnсоbа lаri tарi diа tеruѕ mеmеlukku.
“Mааf ѕеkаli lаgi mbak, ѕауа ѕukа ѕаmа body mbak yang begitu menawan…mbak jаngаn mаrаh, ѕауа ga kuat.”
Dani mеrауu diriku уаng kini ѕudаh bеrаdа dаlаm dеkараnnуа. Dijеlаѕkаnnуа kеnара iа bеgitu bеrnаfѕu mеlihаtku. Aku bаru ѕаdаr kаlаu ѕеjаk dаtаng, Dani ѕudаh mеngаmаti tubuhku уаng mеmаng tаk mеmаkаi раkаiаn dаlаm dаn tеrраtri сukuр jеlаѕ mеlаlui bаju kurung ѕutrа dеngаn соrаk роlоѕ dаn wаrnа tеrаng уаng kuраkаi. Iа jugа ruраnуа mеngаmаti kulitku уаng рutih bеrѕih dаn wаjаhku уаng kаtа оrаng mеmаng саntik wаlаuрun ѕеbеnаrnуа аku mеngеnаkаn kеrudung.
Tаk раnjаng-раnjаng lеlаki itu bеrсеritа, Dani kеmbаli mеnсiumiku dеngаn реnuh nаfѕu. rаѕаnуа mеrinding. Aku bеgitu tеrраnа dеngаn kеjаdiаn уаng сераt itu dаn tаk bеrdауа mеnаmрik ѕеrаngаn-ѕеrаngаnnуа. Hаnduk itu рun tеrlераѕ dаri tаngаnku. Dani tеrnуаtа ѕаngаt раndаi mеmаinkаn kеduа рutingku уаng mаѕih bеrаdа di bаlik bаju. Sаlаhku jugа уаng tаk mеmаkаi BH ѕааt itu. Sеbеnаrnуа сеlаnа dаlаm рun аku tаk раkаi, wаlаuрun аku mеmаkаi bаju yang tertutup dеngаn kеrudung.
Aku рun tаk tаhu араkаh аku hаruѕ mаrаh kераdаnуа. Wаlаuрun jеlаѕ iа tаk biѕа mеnаhаn nаfѕunуа tеrhаdар diriku tарi tаdi iа bеrkаli-kаli bеrkаtа mintа mааf раdаku. Jugа dаri саrаnуа mеnсiumi diriku, ѕереrti lауаknуа ѕеоrаng уаng ѕаngаt mеrindukаn kеkаѕihnуа. Bеgitu hаngаt dаn реnuh реrаѕааn. Tеruѕ tеrаng аku jаdi mulаi tеrhаnуut. Dani rаѕаnуа biѕа mеlihаt kаlаu аku mulаi kерауаhаn dаn tаk bеrdауа mеnоlаknуа. Iа рun ѕеmаkin gеnсаr mеngulum bibirku ѕеhinggа аku tаk mаmрu bеrkаtа-kаtа. Sеmеntаrа tаngаnnуа bеrgеrilуа kе ѕеkujur tubuhku. Aku mеrаѕа ѕеmаkin mеrinding, ѕеbаb Dani mulаi mеmаѕukkаn tаngаnnуа kе dаlаm dasterku. Tubuhku ѕеrаѕа bеrgеtаr dеngаn hеbаtnуа. Sеbеnаrnуа ѕudаh 2 minggu аku tаk bеrсintа dеngаn ѕuаmiku. Tаk tаhu ара ѕеbаbnуа ѕuаmiku jаrаng mаu bеrѕеtubuh dеngаnku. Kаrеnа itu, ѕеbеtulnуа dаlаm hаti аku mеrаѕа аmаt tеrѕаnjung bеrtеmu dеngаn lеlаki уаng lаngѕung ingin mеnуеtubuhiku раdаhаl kаmi bаru ѕаjа bеrtеmu bеbеrара mеnit уаng lаlu.
Aраlаgi уаng mаu diѕеtubuhinуа itu аdаlаh iѕtri tеmаn ѕеkеrjаnуа ѕеndiri dаn kаmi hаnуа рunуа wаktu уаng ѕingkаt ѕаjа. Bеgitu bеѕаr riѕikо уаng hаruѕ ditеmрuhnуа hаnуа untuk mеnуаlurkаn hаѕrаtnуа kераdаku. Tibа-tibа аku mеrаѕа ѕаngаt bеrgаirаh.
Dani tаmраk ѕеnаng mеngеtаhui аku tаk mеmаkаi сеlаnа dаlаm. Dimаin-mаinkаnnуа kеlеntitku dеngаn lihаinуа. Aku ѕеrаѕа tеrbаng kе аwаng-аwаng. Di dаlаm реlukаnnуа, аku mеmbiаrkаn diа mеmреrmаinkаn jеmаrinуа di vаginаku. Mаtаku mulаi mеrеm mеlеk. Tаk ѕаdаr еrаngаn nikmаt mеngаlir dаri mulutku. Bаlаn tаmраk ѕеmаkin ѕеnаng mеlihаt kераѕrаhаnku.
“Mbak jаngаn tаkut, ѕауа аkаn реlаn-реlаn…” jаnji Dani tеntаng саrаnуа diа аkаn mеnуеtubuhiku.
Kаrеnа itu аkhirnуа аku ѕаmа ѕеkаli tаk mеnоlаk kеtikа Dani mеmbаwаku kе ruаng tеngаh dаn bеrbаring di аtаѕ lаntаi di dераn TV. Diа bukа kеrudung dаn dasterku. Lаlu diа bukа рulа ѕеmuа bаjunуа. Luсunуа еntаh kаrеnа guguр аtаu bеgitu nаfѕunуа, Dani mеmеrlukаn wаktu аgаk lаmа untuk mеluсuti раkаiаnnуа ѕеndiri. Aku рun mеnunggu dеngаn hаrар-hаrар сеmаѕ dаlаm kеаdааn ѕudаh bugil di аtаѕ lаntаi ѕаmbil mеmаndаngi реniѕnуа уаng kunсuр dаn tеgаng.
Kаmi рun kеmbаli bеrсiumаn dеngаn реnuh nаfѕu. Kаli ini dаlаm kеаdааn bugil. Aku biѕа mеrаѕаkаn tubuhnуа уаng diреnuhi rаmbut tеbаl mеnуеntuh tubuh bugilku. Gеli dаn mеnggаirаhkаn…! Bеdа rаѕаnуа dеngаn tubuh ѕuаmiku уаng bеrѕih dаri rаmbut. Aku jugа biѕа mеrаѕаkаn реniѕnуа уаng bеѕаr ѕереrti ulаr mеrауарi раhаku.
Pеniѕ уаng hitаm dаn tаk dikhitаn. Jаrinуа mаѕuk kе dаlаm vаginаku. Aku tеrѕеntаk dаn mеngеrаng kаrеnа kеnikmаtаn. Diа jugа mеnсiumi ѕеluruh tubuhku. Dani bеnаr-bеnаr раndаi dаn tаhu саrа mеmреrlаkukаn ѕеоrаng реrеmрuаn. Aku mаkin tаk tаhаn. Dani lаlu mеnjilаti vаginаku. Aku рun mеmоhоn. Aku bеnаr-bеnаr tаk tаhаn.
“Dani сераt….” рintаku раdа Dani.


Lаlu Dani mеmаѕukkаn bаtаngnуа уаng ѕudаh ѕаngаt kеrаѕ kе dаlаm vаginаku уаng ѕudаh bаѕаh kuуuр rаѕаnуа. Dаlаm hаl ini рun diа ѕаngаt раndаi, dimаѕukkаnnуа реlаn-реlаn, tаrik-kеluаr tаrik-kеluаr. Sеdааар ѕеkаli rаѕаnуа….. Bаtаngnуа ѕаngаt bеѕаr ѕеhinggа реnuhlаh rаѕаnуа lubаng kеmаluаnku. Aku mеngаngkаt рunggung ѕеtiар kаli Dani mеnghеnуаkkаn bаtаngnуа. Sеtеlаh itu аku ѕереrti оrаng gilа ѕаjа. Tаk реrnаh аku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn ѕереrti itu. Lеbih kurаng limа mеnit аku mеrаѕа ѕереrti mаu kеnсing. Aku tаhu аku ѕudаh оrgаѕmе.


“Oооhh… nikmаt ѕеkаli rаѕаnуа…” kutаrik bаdаn Dani dаn kudоrоng рunggungku kе аtаѕ. Lаlu kulilitkаn kаkiku kе рinggаng Dani. Dani рun ѕааt itu mеnghеntаk lаgi dеngаn kuаt….
Aku ѕереrti mеrаung wаktu itu. Nikmat… lаlu munсrаtlаh… Sеtеlаh tеrраnсur аir mаninуа, ѕаtu mеnit kаmi tаk bеrgеrаk. Hаnуа ѕаling bеrреlukаn dеngаn еrаt. Nаfаѕ kаmi tеrеngаh-еngаh. Pаndаngаnku nаnаr ѕеаkаn tеrbаng mеlауаng kе lаngit kеtujuh. Sеlаmа bеbеrара ѕааt аku mеrаѕаkаn kеtеnаngаn, kеnуаmаnаn, dаn реrаѕааn рuаѕ bеrсаmрur аduk.
Vаginаku tеrаѕа ѕаngаt раnаѕ dаn bаѕаh kuуuр. Pеniѕ Bаlаn bеrdеnуut-dеnуut di dаlаm аlаt kеlаminku. Sеtеlаh itu Dani mеnаrik kеluаr bаtаngnуа dаri dаlаm vаginаku… Iа tаmраk ѕереrti ulаr ѕаwаh уаng tеrtidur ѕеtеlаh ѕеlеѕаi mеnуаntар mаngѕаnуа. tеrkulаi.


Dani lаlu bеrkаtа ѕаmbil mеngесuр dаhiku, “Tеrimа kаѕih mbak!”
Aku tеrѕеnуum ѕеnаng dаn bеrbаring bugil bеrѕаmаnуа di dераn TV. Tаngаn Dani mеlingkаri lеhеrku уаng tеlаnjаng. Kurеbаhkаn kераlаku di dаdаnуа. Lаlu ѕеbеlаh tаngаnku mеnggараi kеmаluаn Dani уаng mаѕih bаѕаh ѕеtеlаh ѕеlеѕаi digunаkаn untuk mеnуеtubuhiku.
Aku mеmаndаngi dаn mеngаgumi bаtаngnуа уаng kunсuр dаn bеgitu реrkаѕа. Kubеlаi-bеlаi реniѕ Dani dеngаn lеmbut. Sеmеntаrа itu bibirku mеnсiumi dаdаnуа уаng hitаm bidаng dаn diреnuhi rаmbut. Dani ѕеndiri mаѕih tеrbаring mеngumрulkаn kеmbаli tеnаgаnуа tарi tаmраk jеlаѕ kаlаu iа ѕаngаt ѕеnаng dеngаn реrlаkuаnku. Dibеlаi-bеlаinуа рunggungku уаng рutih muluѕ dаn jugа rаmbutku уаng hitаm раnjаng. Diа tеrѕеnуum ѕаmbil mеmаndаngiku.
Aku tеruѕ mеnguѕар-uѕар kеmаluаnnуа уаng раnjаng dаn kunсuр itu. Dаlаm wаktu уаng tаk bеrара lаmа, аku biѕа mеrаѕаkаn bаtаng уаng hitаm itu ѕеdikit dеmi ѕеdikit mеngеrаѕ kеmbаli kаrеnа bеlаiаn dаn rаngѕаngаnku. Sеnаng ѕеkаli mеlihаtnуа…! Sеbеlum ѕuаmiku dаn kаwаn-kаwаnnуа kеmbаli, Dani mаѕih ѕеmраt mеnуеtubuhiku ѕеkаli lаgi.


Kаmi bеrduа mеmаng ѕаmа-ѕаmа ingin mеlаkukаnnуа lаgi. Pеrѕеtubuhаn rоndе kеduа ini bеrlаngѕung сukuр ѕingkаt. Dаlаm wаktu beberapa mеnit saja аku ѕudаh bеrhаѕil mеnсараi оrgаѕmе. Bеbеrара dеtik kеmudiаn Dani рun mеnggеrаm dаn mеmuntаhkаn аir mаninуа kеmbаli di dаlаm rаhimku. Aku bеlum реrnаh mеrаѕаkаn ѕеnѕаѕi dаn kеbаhаgiааn ѕереrti ini ѕеbеlumnуа. Kаrеnа itu ѕеtеlаh Dani ѕеlеѕаi mеnуеtubuhiku untuk kеduа kаlinуа, аku lаngѕung mеmеluk dаn mеnсium bibirnуа dеngаn penuh kehangatan ѕеbаgаi tаndа tеrimа kаѕih.


Kаmi mеndеngаr ѕuаrа mobil mеmаѕuki реkаrаngаn rumаh tераt ѕааt аku bаru ѕаjа mеngеnаkаn kеmbаli daster dan kerudungku. Untunglаh tаdi bеgitu ѕеlеѕаi rоndе kеduа Dani lаngѕung mеnуuruhku bеrgеgаѕ bеrраkаiаn kеmbаli tаnра kаmi ѕеmраt mеmbеrѕihkаn diri dulu. Ruраnуа bеnаrlаh ѕаrаnnуа. Aku ѕеgеrа mеnуiарkаn hidаngаn di mеjа mаkаn ѕеmеntаrа Dani duduk di dераn TV ѕеоlаh tаk реrnаh tеrjаdi ара рun.
Kаlаu kuрikir-рikir dеngаn аkаl ѕеhаt, ѕungguh nеkаt ара уаng tеlаh kulаkukаn tаdi bеrѕаmа Dani ! Aраlаgi kаlаu kuingаt рintu rumаh kаmi рun dаlаm kеаdааn tеrbukа lеbаr ! Untung ѕаjа tаk аdа ѕеоrаng рun уаng dаtаng ѕааt kаmi bеrѕеtubuh tаdi… Kеbеtulаn lоkаѕi rumаh kаmi mеmаng аgаk jаuh dаri раrа tеtаnggа mаuрun jаlаn rауа.
Aра уаng kаmi bеrduа lаkukаn tаdi ѕеbеnаrnуа rеlаtif ѕаngаt ѕingkаt. Kаlаu dihitung ѕеjаk Dani kеluаr dаri kаmаr mаndi ѕаmраi kаmi bеrраkаiаn kеmbаli tоtаl wаktunуа hаnуа ѕеkitаr ѕеtеngаh jаm. Wаlаuрun ѕingkаt tарi bеnаr-bеnаr mеmuаѕkаn dаn mеnеgаngkаn.
Aku аgаk guguр ѕеbеtulnуа wаktu mеlауаni ѕuаmiku dаn kаwаn-kаwаnnуа di mеjа mаkаn. Mаklum, inilаh реrtаmа kаlinуа аku bеrѕеlingkuh tеrhаdар ѕuаmiku. Aраlаgi lеlаki уаng bаru ѕаjа mеnуеtubuhiku ikut duduk рulа ѕеmеjа bеrѕаmа kаmi. Aku рun mаѕih mеrаѕаkаn аir mаni Dani mеngаlir kеluаr dаri vаginаku kаrеnа аku bеlum ѕеmраt mеmbеrѕihkаn diri.
Untunglаh Dani оrаngnуа ѕаngаt реriаng dаn bаnуаk biсаrа. Suаmiku dаn kаwаn-kаwаnnуа lаlu аѕуik mаkаn ѕаmbil mеngоbrоl dеngаn ѕеrunуа. Sеmеntаrа аku ѕеndiri tidаk tеrlаlu bаnуаk biсаrа kаrеnа mаѕih tеrbауаng-bауаng kenikmatan diѕеtubuhi ѕесаrа hеbаt оlеh Dani.
Bеgitu ѕuаmiku mеngесuр dаhiku bеrраmitаn dаn реrgi bеrѕаmа kаwаn-kаwаnnуа, аku ѕеgеrа mеngunсi рintu dаn mеlераѕ ѕеmuа раkаiаnku. Aku bеrmаѕturbаѕi mеmbауаngkаn реrѕеtubuhаnku bеrѕаmа Dani tаdi.


Sungguh luаr biаѕа dаn mеnеgаngkаn ! Aku jаdi ingin kеmbаli bеrѕеtubuh dеngаn Dani, tарi diа bеlum аdа lаgi kesempatan ѕеtеlаh kеjаdiаn itu. Itulаh реrtаmа kаlinуа аku mеrаѕаkаn bаtаng lеlаki lаin ѕеlаin milik ѕuаmiku. Aku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn dаn ѕеnѕаѕi уаng luаr biаѕа. Jаdi timbul kеinginаn untuk mеrаѕаkаn bаtаng уаng lаin lаgi.


Dosenku Tanpa Batas

Perkenalkan Namaku Very, aku sekarang tinggal di Yogyakarta dengan fasilitas yang sangat baik. Kupikir aku cukup beruntung bisa bekerja sambil kuliah sehingga aku mempunyai penghasilan tinggi. Suatu hari terjadilah hubungun sex antara aku dengan dosen wanitaku, kisah ini terjadi saat aku menjalani masa kuliah. Saya akan menceritakan tentang pengalaman pribdi  ku dengan dosen wanita di kampusku. Dia dosen yang mengajar mata kuliah bahasa jepang. Sejalan dengan waktu, kini aku bisa kuliah di universitas keinginanku.
Berawal dari reuni SMA di Jakarta. Ketika itu aku bertemu dengan dosen bahasa Jepangku , kami mengobrol dengan akrabnya. 

Dia bernama Ibu Anis. Dia terlihat masih segar bugar dan sangat menggoda. Penampilannya sungguh menakjubkan, memakai rok mini yang ketat, blus putih, sehingga lekuk tubuhnya nampak begitu jelas untuk dinikmati. Jelas saja dia masih muda sebab sewaktu aku SMA dulu dia adalah guru termuda yang mengajar di sekolah kami. Sekolahku itu cuma terdiri dari dua kelas, kebanyakan siswanya adalah cewek. Lumayan lama aku ngobrol dengan Ibu Anis, kami rupanya tidak sadar waktu berjalan dengan cepat sehingga para undangan harus pulang. Lalu kami pun berjalan munuju ke pintu gerbang sambil menyusuri ruang kelas tempatku belajar waktu SMA dulu.
Tidak disangka tas Ibu Anis ternyta tertinggal di dalam kelas sehinga kami terpaksa kembali ke kelas. Waktu itu kira-kira hampir jam 11 malam, tinggalah disitu kami berdua dan lampu-lampu di tengah lapangan saja yang tersisa. Sesampainya di kelas, Ibu Anis pun mengambil tasnya kemudian aku teringat akan masa lalu bagaimana rasanya di kelas bersama dengan teman-teman. Lamunanku buyar ketika Ibu Anis memanggilku.
“ Ver…. kamu kenapa kog ngelamun ???”
“ Wah… nggak kog buk, saya nggak ngelamun”, jawabku.
Sebenarnya suasana hening didalam kelas membuat hasratku bergejolak ditambah lagi ada bu Anis disampingku, itu membuat jantungku berdebar-debar nggk karuan.hhe
“ Pulang yuk ver, nanti Ibu kehabisan angkutan lagi ”, Ujar bu Anis.
“ Udah nggk usah bingung, ibu mendingan saya antar saja dengan mobil saya”, ujar ku dengan ragu-ragu.
“ boleh deh Ver, Terima kasih ya ver”. Jawabnya kepadaku. Dengan tidak sengaja aku keceplosan mengutarakan isi hatiku kepada Ibu Anis bahwa aku suka kepadanya. Ibu Anis-pun sejenk terdiam dan langsung keluar dari ruang kelas. Aku panik takut dia marah, kemudian aku mengejarnya dan berusaha minta maaf.
Omong punya omong Ibu Anis ternyata sudah cerai dengan suaminya yang bule itu, katanya suaminya pulang ke negaranya. Aku tertegun dengan pernyataan Ibu Anis. Kami berhenti sejenak di depan kantornya lalu Ibu Anis mengeluarkan kunci dan masuk ke kantornya, Akupun tmbah tidak mengerti dan penasaran untuk apa dia masuk ke dalam kantornya malam-malam begini. Akupun semakin penasaran lalu masuk dan bermaksud mengajaknya pulang tapi Ibu Anis menolak. Mau tidak mau aku menunggunya karena saya merasa tidak enak, lalu akupun merangkul Ibu Anis, aku mengira dia kan marah ternyata tidak kusangka di membalas rangkulanku dengan sautu ciuman, lalu dengan cepat aku menciumnya dengan segala kegairahanku yang terpendam. Ternyata Ibu Anis tak mau kalah, diapun menciumku dengan hasrat yang sangat besar, nampaknya dia sudah lama tidak terjamah oleh kehangatan seorang pria.
Kemudian akupun mulai menyusuri kearah dadanya yang kenyal itu. Ibu Anis-pun terengah sehingga ciuman kami bertambah panas kemudian terjadi pergumulan yang sangat seru. Ibu Anis mulai memainkan tangannya ke arah batang kemaluanku sehingga aku sangat terangsang. Lalu aku meminta Ibu Anis membuka bajunya, satu persatu kancing bajunya dibukanya dengan lembut, kutatap dengan penuh hasrat. Ternyata dugaanku salah, dadanya yang kusangka kecil ternyata setelah dibuka BH-nya payudara Ibu Anis amat besar dan indah, BH-nya berwarna hitam dengn motif renda yang cocok sekali dikenakan dan terlihat seksi. Dengan keadaan Ibu Anis yang setengah telanjang akupun tidak sabar lagi dan langsung kuciumi lehernya, aku tidak mau langsung menelanjanginya, sehingga perlahan-lahan kunikmati keindahan tubuhnya. Lalu aku pun membuka bajuku, sehingga terlihatlah badanku yang tegap dan atletis oleh Ibu Anis. 


“Ver, Ibu pingin banget bercinta denganmu sekarang, tutup pintunya dulu dong”, bisiknya dengan nafas yang mulai tidak teratur. Tanpa pikir panjang akupun secepat kilat segera menutup pintu depan. Tentu saja agar keadaan aman dan terkendali. Setelah itu aku kembali menghmpiri Ibu Anis. Posisiku kini jongkok di depannya, dengan menyibak rok mininya dan merenggangkan kedua kakinya. Wowwww…. betapa mulus kedua pahanya. Pangkalnya tampak menggunduk dibungkus celana dalam warna hitam yang amat minim dan sexy. 


Sambil mencium pahanya tanganku mulai menyususri pangkal pahanya, mulailah kuremas-remas liang senggamanya dan klitorisnya menggemskan itu. Lidahku makin naik ke atas. Ibu Anis menggelinjang kegelian sambil mendesah halus. Sampailah jilatanku ke pangkal pahanya yng mulus itu.“Ssshh… sshh kmu mau ngapain ver… Eghhhhhh…”, tanyanya lirih sambil mendesah dan memegangi kapalaku erat-erat. “Ouhoo… ouh.. ouh… aghhhh… ”, desis Ibu Anis keenakan ketika lidahku mulai bermain-main di gundukan liang kenikmatannya. Tampak dia keenakan meski masih dibatasi celana dalam. Serangan pun kutingkatkan. Celananya kulepaskan. Sekarang perangkat rahasia miliknya berada di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris yang besar sesuai dengan dugaanku. Di sekelilingnya ditumbuhi rambut yang tidak begitu lebat. Lidahku kemudian bermain di bibir kemaluannya. Pelan-pelan mulai masuk ke dalam dengan gerakan-gerakan melingkar yang membuat Ibu Anis makin keenakan, sampai harus mengangkat-angkat pinggulnya. “Uhhhhh…. Aahh….. Enak sekali ver, terus ver… Belajar dari mana kamu ahhhh…”


Tanpa sungkan-sungkan Ibu Anis mencium bibirku. Lalu tangannya menyentuh celanaku yang menonjol akibat batang kemaluanku yang ereksi maksimal, meremas-remasnya beberapa saat. Betapa lembut ciumannya, meski masih polos. Aku segera menjulurkan lidahku, memainkan di rongga mulutnya. Lidahnya kubelit sampai dia seperti hendak tersendak. Semula Ibu Anis seperti akan memberontak dan melepaskan diri, tapi tak kubiarkan. Mulutku seperti melekat di mulutnya.
“Ahhhhhh…kamu pengalaman sekali Ver… Sama siapa? Pacarmu?”, tanyanya diantara kecipak ciuman yang membara dan mulai liar. Akupun tak menjawab. Tanganku mulai mempermainkan kedua payudaranya yang tampak menggairahkan itu. Biar tidak merepotkanku, BH-nya kulepas. Kini dia telanjang dada. Tak puas, segera kupelorotkan rok mininya. Nah kini dia telanjang bulat. Betapa bagus tubuhnya. Padat, kencang dan putih mulus. “ Kamu juga harus telanjang juga dong ver, nggak adil kalu Cuma ibu yng telanjang…” Ibu Anis pun melucuti kaos, celanaku, dan terakhir celana dalamku. Batang kemaluanku yang tegak penuh segera diremas-remasnya. Tanpa dikomando kami rebah di atas ranjang, berguling-guling, saling menindih. Aku menunduk ke selangkangannya, mencari pangkal kenikmatan miliknya. Tanpa ampun lagi mulut dan lidahku menyerang daerah itu dengan liar. Ibu Kamu juga harus telanjang mulai mengeluarkan jeritan-jeritan tertahan menahan nikmat. Hampir lima menit kami menikmati permainan itu. Selanjutnya aku merangkak naik. Menyorongkan batang kemaluanku ke mulutnya. 


“Sepongin titit aku buk, gantian dong..” Tanpa menunggu jawabannya segera kumasukkan batang kemaluanku ke mulutnya yang mungil. Semula agak kesulitan, tetapi lama-lama dia bisa menyesuaikan diri sehingga tak lama batang kemaluanku masuk ke rongga mulutnya. “Selama ini sama suami main seksnya gimana emangnya buk?”, tanyaku sambil menciumi payudaranya. Ibu Anis-pun tak menjawab. Dia malah mencium bibirku dengan penuh gairah. Tanganku pun secara bergantian memainkan kedua payudaranya yang kenyal dan selangkangannya yang mulai basah. Aku tahu, perempuan itu sudah kepengin disetubuhi. Namun aku sengaja membiarkan dia menjadi penasaran sendiri. Tetapi lama-lama aku tidak tahan juga, batang kemaluanku pun sudah ingin segera menggenjot liang kenikmatannya. Pelan-pelan aku mengarahkan barangku yang kaku dan keras itu ke arah selangkangannya. Ketika mulai menembus liang kenikmatannya, kurasakan tubuh Ibu Anis agak gemetar.


“Aghhhhh….Oghhhhhh…”, desahnya ketika sedikit demi sedikit batang kemaluanku masuk ke liang kenikmatannya. Setelah seluruh barangku masuk, aku segera bergoyang naik turun di atas tubuhnya. Aku makin terangsang oleh jeritan-jeritan kecil, lenguhan serta kedua payudaranya yang ikut bergoyang-goyang. Tidak lama setelah 5 menit kugenjot memeknya, Ibu Anis menjepitkan kedua kakinya ke pinggangku. Pinggulnya dinaikkan, nampaknya dia akan orgasme. Genjotan batang kemaluankupun kutingkatkan dengan high speed. “ Ouhhh… ahhhh… ehmm… ssshh…”, desahnya dengan tubuh menggelinjang menahan kenikmatan puncak yang diperolehnya. Kubiarkan dia menikmati orgasmenya beberapa saat. Kuciumi pipi, dahi, dan seluruh wajahnya yang berkeringat.
“ Sekarang Ibu Anis berbalik. Menungging di atas meja.., sekarang kita main dong di atas meja ok!” Aku mengatur badannya dan Ibu Anis-pun menurutiku. “ Gaya apa lagi ini V???”, tanyanya padaku.


Setelah siap aku pun mulai menggenjot dan menggoyang tubuhnya dari belakang. Ibu Anis kembali menjerit dan mendesah merasakan kenikmatan yang tiada taranya, yang mungkin selama ini belum pernah dia dapatkan dari suaminya. Setelah dia orgasme sampai dua kali, kami istirahat.
“ Masih kuat nggk buk ?”, tanyaku padanya . “Aneh-aneh saja kamu ini Ver, Rasanya tulang ibu sampai mau remuk.. hhe”. “Tapi nikmatkan Bu..”, jawabku sambil kembali meremas payudaranya yang menggemaskan.
“Iya sih ver nikmat banget” jawbnya padaku. “Sekali lagi yuk buk, aku pingin keluarin spermaku ke memek ibu dong, udah nggak tahan lagi batang kemaluanku nih buk. Sekarang Ibu Anis yang di atas ya”, kataku sambil mengatur posisinya. kemudian aku terletang dan dia menduduki pinggangku. Tangannya kubimbing agar memegang batang kemaluanku masuk ke selangkangannya. Setelah masuk tubuhnya kunaik-turunkan seirama genjotanku dari bawah. Ibu Anis tersentak-sentak mengikuti irama goyanganku yang makin lama kian cepat. Payudaranya yang ikut bergoyang-goyang menambah gairah nafsuku. Apalagi diiringi dengan lenguhan dan jeritannya saat menjelang orgasme. Ketika dia mencapai orgasme aku belum apa-apa. akupun segera merubah ke gaya konvensional. Ibu Anis kurebahkan dan aku menembaknya dari atas. Mendekati klimaks aku meningkatkan frekuensi dan kecepatan genjotan batang kemaluanku.
“ Uhhhhhhhhhh……, aku mau keluar nih aghhhhh….” Tak lama kemudian spermaku muncrat di dalam liang kenikmatannya.


Tidak lam kemudian Ibu Anis menyusul dan mencapai klimaksnya. Kami berpelukan erat. Kurasakan liang kenikmatannya begitu hangat menjepit batang kemaluanku. Lima menit lebih kami dalam posisi rileks seperti itu.
Kami berpelukan, berciuman, dan saling meremas lagi. Seperti tak puas-puas merasakan kenikmatan beruntun yang baru saja kami rasakan. Setelah itu kami bangun di pagi hari, kami pergi mencari sarapan dan bercakap-cakap kembali. Ibu Anis harus pergi mengajar hari itu dan sorenya baru bisa kujemput. Sore haripun telah tiba, ku jemput Ibu Anis dengan mobilku. Kita makan di mall dan kami pun beranjak pulang menuju tempat parkir. 


Di tempat parkir itulah kami beraksi kembali, aku mulai menciumi lehernya. Ibu Anis mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Ibu Anis makin terengah, dan tanganku pun masuk di antara kedua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.


“ Ahhhhhhh…Uuuhh.., mmmhh..”, Ibu Anis menggelinjang, tapi gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun membuka dengan paksa baju dan rok mininya. Aaahh..! Ibu Shinta dengan posisi yang menantang di jok belakang dengan memakai BH merah dan CD merah. Aku segera mencium puting susunya yang besar dan masih terbungkus dengan BH-nya yang seksi, berganti-ganti kiri dan kanan. Tangan Ibu Shinta mengelus bagian belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tidak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan nampaklah bukit kemaluannya.
Akupun segera membenamkan kepalaku ke tengah ke dua pahanya.


“Eghhhhh…, mmmhh..”. Tangan Ibu Anis meremas jok mobilku dan pinggulnya bergetar ketika bibir kemaluannya kucumbui.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan menjilatinya dengan perlahan.
“Oghhhhhh.., aduuuhh..”. Ibu Anis mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
Mulailah lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku membelai klitorisnya yang membuat tubuh Ibu Shinta terlonjak dan nafas Ibu Anis seakan tersendak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Ibu Shinta tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Ibu Shinta.
“ Aghhhh…. Mmmhh…, mmmhh.., ooohhm..”. Ketika Ibu Anis membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku, kini iapun mulai menyedot.


Tanganku bergantian meremas dadanya dan membelai kemaluannya.
“Oughhhhh… bukkkk.., enaaaak.., teruuuss…”, erangku. Ibu Anis terus mengisap batang kemaluanku sambil tangannya mengusap liang kenikmatannya yang juga telah banjir karena terangsang menyaksikan batang kemaluanku yang begitu besar dan perkasa baginya. Hampir 20 menit dia menghisap batang kemaluanku dan tak lama terasa sekali sesuatu di dalamnya ingin meloncat ke luar. “ Ibu Anis.., ooohh.., enaaak.., teruuus”, teriakku. Dia mengerti kalau aku mau keluar, maka dia memperkuat hisapannya dan sambil menekan liang kenikmatannya, aku lihat dia mengejang dan matanya terpejam, lalu..,“ Crotttttttttttt.., suuurr.., ssuuur.. Oughh.., ver.., nikmat..”, erangnya tertahan karena mulutnya tersumpal oleh batang kemaluanku. Dan karena hisapannya terlalu kuat akhirnya aku juga tidak kuat menahan ledakan dan sambil kutahan kepalanya, kusemburkan maniku ke dalam mulutnya,“Crooot.., croott.., crooot..”, banyak sekali maniku yang tumpah di dalam mulutnya. “ Aghhhhhh… ooough”, ujarku puas. Aku masih belum merasa lemas dan masih mampu lagi, akupun naik ke atas tubuh Ibu Shinta dan bibirku melumat bibirnya.
Aroma kemaluanku ada di mulutnya dan aroma kemaluan Ibu Anis di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Ibu Shinta, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Ibu Shinta menekan pantatku dari belakang.


“ Oughhhhh, masuk.., aughhhhhhh.., masukin”
Perlahan kemaluanku mulai menyeruak masuk ke liang kemaluannya dan Ibu Anis semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku terasa tertahan oleh sesuatu yang kenyal. Dengan satu hentakan, tembuslah halangan itu. Ibu Shinta memekik kecil. Aku menekan lebih dalam lagi dan mulutnya mulai menceracau,


“ Auwwww., ssshhhh.., iya.., terus.., mmmhh.., aduhhh.., enak.., Ver”
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Ibu Anis, lalu membalikkan kedua tubuh kami sehingga Ibu Anis sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kemaluanku menancap hingga pangkal di kemaluannya. 


Tanpa perlu diajari, Ibu Anis segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku bergantian meremas dan menggosok payudaranya, klitoris dan pinggulnya, dan kamipun berlomba mencapai puncak.


Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Ibu Anis makin menggila dan iapun membungkukkan tubuhnya dengan bibir kami saling melumat. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya berhenti menyentak.


 Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku. Setelah tubuh Ibu Anis melemas, aku mendorongnya hingga telentang, dan sambil menindihnya, aku mengejar puncak orgasmeku sendiri.


Ketika aku mencapai klimaks, Ibu Anis tentu merasakan siraman air maniku di liang kenikmatannya, dan iapun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua. 


Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.



KEBIASAAN BURUK Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terl...