Tetangga di Kontrakan
Pada waktu itu
ada sepasang suami istri yg baru kawin yg menyewa satu kamar didalam rumah kami
sementara mereka mencari rumah kontrakan. Rumah kami cukup besar dan mereka
memasak sendiri dengan menggunakan dapur di bagian belakang rumah.
Aku sering
mendengar mereka bercengkerama didalam kamar mereka dan si isteri sering ketawa
cekikikan, tetapi aku belum begitu mengerti dan belum bisa membaygkan kira-kira
apa sih yg mereka sedang lakukan didalam kamar. Tetapi aku mulai ingin tahu
terutama setelah membaca cerita-cerita porno stensilan yg aku pinjam dari
teman-teman disekolah.
Kamar tidurku
kebetulan bersebelahan dengan kamar tidur mereka dan dibatasi oleh dinding
Papan. Satu malam, ketika aku mendengar sang isteri ketawa cekikikan, aku coba
mengintip dan aku menemukan celah-celah diantara Papan kayu yg membatasi kamar
kami.
Aku melihat
dengan jelas bagaimana mereka berdua sedang duduk dipinggir tempat tidur, tubuh
si isteri terbuka sampai di pinggang dan si suami sedang meremas-remas buah
dada isterinya. Kemaluanku menjadi tegang sekali dan dada aku berdebar-debar
dengan sangat kencang dan lututku terasa lemas.
Kemudian si
suami mulai mengisap-isap pentil buah dada isterinya yg sangat montok dan mulus. Tidak lama
kemudian mereka bangkit dari tempat tidur dan si isteri kemudian membaringkan
diri ditempat tidur dengan pantatnya pas berada dipinggiran tempat tidur. Rambut
kemaluannya kelihatan sangat hitam dan lebat dan membukit dan kedua kakinya
terjuntai kelantai. Si suami kemudian berlutut didepan kemaluan isterinya dan
si isteri mengangkat kedua kakinya dan meletakkannya diatas bahu suaminya.
Aku melihat si
suami membenamkan wajahnya kedalam bukit hitam kemaluan isterinya dan aku hanya
bisa mengira-ngira bahwa dia pasti sedang menciumi atau menjilati kemaluan
isterinya. Isterinya menggeliat-geliat dan tangannya meremas-remas rambut
kepala suaminya. Setelah bermain
seperti itu beberapa lama, si suami berdiri dan mereka kelihatan berbisik-bisik
satu sama lain. Si isteri kemudian berdiri dan mengambil selimut dari tempat
tidur dan mengembangkannya di lantai.
Dasternya jatuh
kelantai dan aku sangat terrangsang melihat tubuhnya yg telanjang bulat. Buah
dadanya berayun-ayun naik turun dan aku bisa melihat celah-celah pahanya yg
mengkilat karena basah. Dia kemudian membaringkan diri diatas selimut dilantai
dengan kakinya mengarah ke tempat dimana aku mengintip.
Ketika dia
merenggangkan kakinya, aku bisa melihat bibir kemaluannya yg merah dan basah.
Seakan-akan aku bisa mengulurkan tanganku dan menyentuhnya karena jaraknya
hanya kira-kira dua meter dari dinding dimana aku mengintip. Kemudian si
suami membuka celana dalamnya dan kelihatanlah kemaluannya yg sudah berdiri
tegak lurus yg panjangnya ada kira-kira 10 centimeter tetapi kelihatannya
sangat besar batangnya. Dia berlutut diantara kaki isterinya dan isterinya
mengangkat lututnya sehingga pahanya menjadi lebih terbuka. Aku hanya bisa
melihat dari belakang ketika si suami naik menindih isterinya. Setelah dia
menekan dan memasukkan kemaluannya kedalam kemaluan isterinya, kaki isterinya
naik dan melingkari kedua paha suaminya dan kemudian bokong suaminya kelihatan
naik turun dengan gerakan yg teratur.
Tanganku
sendiri sudah basah oleh lendir mani dari sudah aku keluarkan dari kemaluanku
dan rasanya nikmat sekali; jauh lebih nikmat daripada ketika onani dengan
membaygkan adegan-adegan yg tertulis di buku stensilan – disini aku melihat
sendiri dengan mata kepala aku sendiri lelaki dan perempuan yg sedang
bersenggama.
Aku terus
mengintip dan setelah si suami memompa isterinya kira-kira 5 menit, pantatnya
mulai bergerak naik turun dengan sangat cepat dan aku melihat tiba-tiba
otot-otot dipantatnya menjadi keras dan dia menekan dalam-dalam dan tangan
isterinya merangkul kepalanya erat-erat.
Aku merasa
sangat iri melihat kemesraan dan kenikmatan mereka berdua dimana mereka boleh
menikmati sesuatu yg menjadi rahasia buat aku pada saat itu. Mereka tergeletak
diam bertindihan seperti itu beberapa menit dan kemudian si suami menggulingkan
tubuhnya kesamping dan berbaring disamping isterinya.
Kemaluannya
kelihatan lemas dan basah dan dicelah-celah paha isterinya aku melihat cairan
putih mengalir sampai jatuh keselimut tempat dia berbaring. Kemudian isterinya
mengambil celana dalam suaminya yg terletak dilantai dan dengan itu dia menyeka
kemaluannya sendiri dan kemudian batang kemaluan suaminya.
Akupun
diam-diam dan pelan-pelan kembali ke tempat tidurku dan didalam gelap aku mulai
mengocok kemaluanku kembali sampai aku ejakulasi untuk kedua kalinya dan
kemudian aku tertidur dengan lelap.
Sekolah SMP yg
aku ikuti adalah sekolah sore yg mulai dari pukul 12 siang sampai pukul 4 sore.
Setiap pagi aku tinggal dirumah sendirian karena orang tua aku pergi bekerja ke
kantor dan saudara-saudara aku yg lain bersekolah di pagi hari.
Satu hari aku
sedang mengerjakan PR di meja makan ketika aku kembali mendengar suara si
isteri yg sedang ketawa cekikikan di dalam kamar mereka. Aku segera
meninggalkan meja makan dan masuk kedalam kamar tidurku untuk mengintip adegan
yg sangat menggairahkan itu.
Si isteri
sedang menungging di atas tempat tidur dan ketika aku menyaksikan pantatnya yg
bulat dan putih mulus itu, mani aku rasanya hampir muncrat saat itu juga. Si
suami berlutut dilantai dan menjilati kemaluan isterinya dari belakang. Aduh
alangkah enaknya, aku berkata dalam hati. Kapan aku bisa menikmati yg seperti
itu, kata aku ngiri.
Sedang
asyik-asyiknya nonton, tiba-tiba seseorang menepuk pantatku dari belakang. Aku
hampir pingsan karena terkejut karena aku mengira bahwa orang tua aku sudah
pulang dan aku tertangkap basah mengintip orang bersenggama. Tetapi ketika aku menoleh
ke belakang, aku melihat si Ayu’, tetangga dari sebelah dan dia tersenyum dan
berbisik, “Hayo, ketahuan ngintip..!”
Aku merasa
lemas dan sangat malu dan ketakutan dan akupun merebahkan diri diatas tempat
tidur sambil tengkurap untuk menenangkan diriku. Nah, disini aku perlu
menjelaskan sedikit mengenai tetangga kami, si Ayu’.
Dia tinggal
bersama tiga orang anaknya yg masih kecil-kecil karena suaminya tinggal di
Tanjung Karang dengan isteri mudanya. Suaminya sangat jarang datang mengunjungi
dia. Selama 2 tahun kami bertetangga, aku mengingat bahwa suaminya hanya pernah
datang dua kali. Seringkali si
Ayu’ datang “Meminjam” beras atau uang dari Ibu aku karena suaminya terlambat
mengirim uang belanja. Dia juga sering meminta kakak aku yg perempuan yg pintar
menjahit untuk menjahit bajunya yg kemudian dia akan bayar apabila dia sudah
menerima uang dari suaminya. Kira-kira tiga
bulan sebelumnya, ketika aku sedang sendirian di rumah, Ayu’ datang dan katanya
ingin ngepas bajunya yg sudah hampir selesai dijahit oleh kakak aku. Pada waktu
itu tidak ada orang lain dirumah selain aku sendiri. Aku bawa dia masuk kedalam
kamar kakak aku untuk mencoba bajunya. Ketika dia meminta aku untuk keluar
karena dia harus menanggalkan pakaiannya, aku diam saja dan tidak beranjak.
“E-eh, kamu
nggak mau keluar, iya? Mau lihat Ayu’ telanjang..?” katanya.
“Boleh kan..?”
kata aku berharap.
“Budak nakal..”
katanya dan dia memutar tubuhnya membelakangi aku sambil membuka pakaiannya.
Oh, lututku menjadi lemas melihat badannya yg putih mulus dan pantatnya yg
montok; dia ternyata tidak mengenakan celana dalam! Tanpa aku sadari aku maju
dan mengelus pantatnya yg mulus. Dia berbalik dan memukul tangan aku.
“Heh, koq
lancang!” katanya setengah marah, setengah bercanda dan mata aku melotot melihat
bagian depan tubuhnya yg buat aku begitu indah dan menggiurkan.
Aku terpesona
melihat perutnya yg sangat mulus dan bersih dan yg paling mempesonakan adalah
kemaluannya yg sangat mulus tanpa rambut sedikitpun! Hanya ada kelihatan
bibirnya yg kemerah-merahan dengan sedikit warna cokelat menyembul keluar
seperti senyum simpul yg agak peot.

“Bandel! Nanti
aku bilangin mami kamu, lho!” katanya tetapi dia tidak berusaha menutupi
tubuhnya dan mulai mengenakan pakaian baru yg akan dicobanya. Dia mulai mengenakan
baju itu dengan menurunkannya mulai dari kepala dan ketika baju itu menutup
kepalanya, aku tanpa sadar menulurkan tangan aku dan mengelus bibir
kemaluannya. Dia hampir melompat karena kaget tetapi aku segera lari keluar
dari kamar.

Nah, kembali
kepada peristiwa saat ini, ketika aku tengkurap ditempat tidur, ternyata Ayu’
meneruskan untuk mengintip sendiri adegan yg sedang terjadi didalam kamar
tidur.
Aku tidak
menyadarinya tetapi tiba-tiba aku merasa tangannya mengelus punggung aku dan
ketika aku berbalik, Ayu’ sedang duduk dipinggir tempat tidur dan berbisik,
“Mereka lagi ngentot..,” katanya dengan nafas yg agak berat.

Aku diam saja
karena masih belum pulih dari rasa kaget dan malu, tetapi tiba-tiba Ayu’ meraba
kearah kemaluanku yg sudah mulai bangun lagi. Aku diam saja dan biarkan dia
membuka resleting celana aku dan tangannya kemudian mengelus-elus batang
kemaluanku yg sudah berdiri tegak.

Dia kemudian
berlutut dilantai disisi tempat tidurku dan mulai mengemut kontolku yg masih
belum begitu besar. Aku merasa sangat geli dan nikmat dan tiba-tiba aku
mengejang dan maniku muncrat didalam mulut Ayu’.

Dia teruskan
mengisap kontolku yg tetap tegang, lalu kemudian dia membuka dasternya dan naik
ketempat tidur.

Dia kemudian mengangkangi kepala aku dan menyodorkan
kemaluannya yg mulus kewajahku.
Sekarang aku
bisa melihat dengan jelas sekali bibir kemaluannya yg sudah basah dan aku bisa
mencium sedikit bau amis bekas kencing yg sangat merangsang bagiku. Dia membuka
bibir kemaluannya dengan jari2nya dan menekankan kemaluannya yg merah dan basah
kewajahku. Aku hampir tidak bisa bernapas dan aku mendorongnya mundur.

Oh, aku berkata
dalam hati, sekarang aku tidak perlu iri lagi dengan pasangan yg sedang bermain
di dalam kamar tidur sebelah. Sekarang aku bisa menikmati hal yg sama dengan
Ayu’ dan bukan hanya membaygkan adegan-adegan cerita porno stensilan saja.
Ayu’ merebahkan
dirinya di tempat tidurku dan membuka pahanya lebar-lebar.
“Ayo, masukin
ke nonok Ayu’..,” katanya berbisik.

Aku menaiki
tubuhnya dan menindih perutnya yg hangat dan mulus. Buah dadanya terasa lunak
menekan wajahku yg masih basah oleh lendir dari kemaluannya dan aku mencoba
untuk memasukkan kontolku kedalam celah-celan bibir kemaluannya.
Ayu’ menolong
aku dengan menutun kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, dan aku merasakan
kenikmatan yg amat sangat ketika aku merasakan kehangatan liang kemaluannya yg
mengulum batang kemaluanku yg masih remaja itu, dan secara refleks aku mulai
memompa naik turun.

Hanya setelah
kira-kira 3 menit saja, Ayu’ tiba-tiba menjepit pinggangku dengan kakinya yg
melingkari pinggulku dan badanya mengejang dan dia mengeluarkan suara seperti
orang mengangis. Lalu dia menjadi diam dan aku merasa liang kemaluannya
berdenyut-denyut dan batang kemaluanku seperti disedot-sedot.

Aku juga tidak
tahan lagi dan aku menyemprotkan maniku kembali untuk kedua kalinya. Ayu’
merangkul kepala aku ke dadanya dengan sangat erat sampai aku merasa sulit
bernapas, dan aku sangat takut jangan sampai suaranya yg seperti orang menangis
itu didengar oleh pasangan yg ada didalam kamar sebelah.
Kami diam di
dalam posisi seperti itu selama beberapa menit, lalu Ayu’ melepaskan
rangkulannya dan pahanya mengendor dan jatuh kesamping. Aku mendorong diriku
untuk bangun dan aku melihat wajah Ayu’ yg kelihatan merah dan matanya
tertutup.
Aku mencabut
kontol aku pelan-pelan dari lubang kemaluan Ayu’ yg sudah sangat becek. Gerakan
ini membuat gairahku bangkit kembali dan kontolku menjadi keras kembali, dan
sambil bertopang kekasur seperti seseorang yg melakukan push-up, akupun
mendorong kemaluanku keluar masuk kemaluan Ayu’. Saking beceknya aku bisa
mendengar suara seperti mengocok sabun.

Dengan masih
menutup matanya, Ayu’ mengimbangi gerakanku dengan pinggulnya, naik turun dan
bergoyg kekiri kekanan. Dia menggigit bibir bawahnya dan tiba-tiba dia
mengangkat pinggulnya untuk mengantisipasi masuknya kontolku lalu kakinya
kembali melilit pinggulku dengan erat dan tiba-tiba dia kentut dengan keras
beberapa kali.
Entah kenapa
aku sangat dirangsang mendengar dia kentut, dan ketika aku merasa bahwa
kenikmatan ejakulasi mulai datang, aku menyodok dalam-dalam dan sekali lagi aku
semprotkan air maniku didalam lubang kemaluannya dan aku merasakan kembali
lubang kemaluannya berdenyut-denyut.

Aku kemudian
bangkit dan pergi mandi karena aku harus pergi ke sekolah. kira-kira dua bulan
kemudian, pasangan suami isteri itu pindah kerumah kontrakan mereka yg baru.
Aku tinggal sendirian dirumah dan hampir setiap hari Ayu’ mengajak aku untuk
bersetubuh dan kami melakukannya sepuas-puasnya, kadang-kadang bisa sampai 3
kali berturut-turut. Kadang-kadang Ayu’ begitu bernafsunya sehingga walaupun
dia sedang mens dia sering juga mengajak main.

Kami
bertetangga sampai satu tahun lagi sampai keluarga aku pindah ke Jakarta, dan
orang-orang tidak ada yg mencurigai perbuatan kami dimana kami melakukan
persetubuhan hampir setiap hari. Aku masih begitu muda sehingga kuat melayani
Ayu’ yg betul-betul sangat haus akan kepuasan karena suaminya hampir tidak
pernah datang mengunjungi dia.
Seperti aku
katakan tadi diatas, Ayu’ mempunyai tiga orang anak. Yg paling tua adalah
seorang perempuan yg masih berumur 11 tahun bernama Efi. Aku pernah mempunyai
kesempatan untuk menyetubuhi kedua Ibu dan anak sekaligus, tetapi pengalaman
itu aku akan ceritakan di kesempatan yg lain.