Selasa, 29 November 2016
cerita bergambar: SANGAT KESAL AKU DIBUATNYA
cerita bergambar: SANGAT KESAL AKU DIBUATNYA: Aku sedang berlibur di kota Bandung, nginap dirumah Om ku adik mama yang paling kecil. Mereka memang 7 bersaudara dan mamaku yang paling tu...
SANGAT KESAL AKU DIBUATNYA
Aku sedang berlibur di kota Bandung, nginap dirumah Om ku adik mama yang
paling kecil. Mereka memang 7 bersaudara dan mamaku yang paling tua, aku saat
itu berumur 20 tahun dan omku berumur 35 tahun. Istri om ku, tante Ida berumur
27 tahun, orangnya sgt cantik dan mempunyai tubuh yang mungil tapi padat.
Pantatnya bebar-benar montok dgn pinggang yang ramping dan perut yang datar,
maklum mereka blm mempunyai anak, biarpun sdh kawin hampir 3 tahun.

Akan tetapi tante Ida yang cantik itu, orangnya sgt judes, dia tidak
memandang mata keluargaku, maklum kami hanya biasa-biasa saja, sedangkan tante
Ida datang dari keluarga yang sgt kaya di kota Surabaya, dia hanya 2 bersaudara
dan Ida adik perempuannya yang berumur 22 tahun, masih kuliah di ITB dan tinggal
dirumah om dan tante Ida di Bandung.
Selama aku berada dirumah om ku ini, hampir setiap hari tante Ida mengomel
saja, krn dia memang sgt benci kalau aku menginap dirumah mereka. Disamping aku
memang termasuk anak yang bandel, biarpun secara postur tubuh, aku sdh
kelihatan sgt dewasa, krn tinggi badanku 175 cm dgn tubuh yang berotot, tante
Ida curiga saja dan menganggap aku sering menerima duit dari om ku, pada hal
sgt jarang om ku memberi aku duit. Saat ini aku nginap di rumah mereka,
sebenarnya hanya terpaksa saja, krn aku sedang berlibur di Bandung dan ibuku
memberitahukan kepada om ku yang memaksa aku tinggal dirumahnya. Hari ini entah
mengapa aku merasa suntuk banget sendirian, kemarin sore seblm om ku pulang
dari kantor, tante Ida marah-marah dan menunjukan muka cemberut terhadap aku.
Saat itu rumah berada dlm keadaan sepi, om sdh pergi kekantor, Mbak Ani adik
tante Ida sedang pergi kuliah, Bik Suti lagi pergi ke pasar, dan tante Ida
katanya mau pergi ke arisan. Tadi seblm pergi dgn nada yang setengah membentak,
tante Ida menyuruh aku menjaga rumah. Dari pada BT sendiri, mending nonton BF
aja di kamar, pikirku. TV mulai kunyalakan, kuambil CD porno yang kemarin kupinjam ditempat
persewahan dekat rumah, adegan-adegan panas nampak di layar. Mendengar desahan-desahan
artis BF yang cantik dan bahenol tersebut membuat aku terangsang. Dgn lincahnya
tanganku melucuti celana beserta CD-ku sendiri. Burungku yang sedari tadi tegak
mengacung kukocok perlahan. Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga aku menjadi
semakin bergairah. Kutanggalkan pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku
tanpa ada penutup sekalipun. Kocokan tanganku semakin cepat seiring dgn makin
panasnya adegan yang kutonton. Kurasakan ada getaran dlm penisku yang ingin
meyeruak keluar. Aku mau orgasme, tiba-tiba Anton.. apa yang kamu lakukan!!
teriak sebuah suara yang aku kenal. Ooooohh Tante ! aku kaget setengah mati dan
sgt bingung sekali saat itu. Tak kusangka tante Ida yang katanya mau pergi
arisan bisa kembali secepat itu. Tanpa sadar aku bangkit berdiri dan kudekati
tante Ida yang cantik tapi judes itu, yang masih berdiri dlm keadaan kaget dgn
mata membelalak melihat keadaanku yang telanjang bulat dgn penisku yang panjang
dan besar dlm keadaan tegang itu. Tiba-tiba entah setan mana yang mendorongku,
secara refleks saja aku menyergap dan mendekap tubuh tante Ida yang mungil
padat itu.
Badannya yang mungil dan tingginya yang hanya sampai sebahu dari ku, ku
bekap dgn kuat dan kutarik agak keatas, sehingga tante Ida hanya berdiri dgn
ujung jari kakinya saja dgn kepala agak tertengadah keatas, krn kaget. Dgn
cepat kucium dan kulumat bibir tipisnya yang seksi. Eeeehhhh ppppffffff !!!
badan tante Ida seketika mengejang dan agak menggeliat menerima perlakuan yang
tidak pernah dia sangka akan berani aku lakukan itu dan sesaat kemudian dia
mulai memberontak dgn hebat, sehingga ciumanku terlepas. Anton.. jangan kurang
ajar.. berani benar kau ini.. ingat, Toonnn.. Aku ini istri om mu !!! Cepat
lepas nanti kulaporkan kau ke om mu teriak tante Ida dgn suara garang mencoba
mengancamku. Aku tak lagi peduli, salah tante Ida sendiri sih, orang mau
orgasme kok diganggu. Dgn buasnya aku jilat belakang telinga dan tengkuknya,
kedua payudaranya yang biarpun tidak terlalu besar, tapi padat itu langsung
kuramas-ramas dgn buas, sampai tante Ida menjerit-jerit. Disamping nafsuku yang
memang sdh menggila itu, ada jg rasa ingin balas dendam dan mau mengajar adat
padanya atas perlakuan dan pandangannya yang sgt menghina padaku.

Dia mencoba berteriak, tapi dgn cepat aku segera menciumnya lagi. Ada kali
10 menit aku melakukan hal itu, sementara tante Ida terus meronta-ronta, dan
mengancamku serta mencaci maki, entah apa saja yang dikatakannya, aku sdh tidak
memperdulikannya lagi. Aku terus menyerangnya dgn buas dan mengelus-elus dan
meramas-ramas seluruh tubuhnya sambil terus mencium mulutnya dgn rakus. Dia
tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, krn memang tubuhku yang tinggi 175
cm dgn badan yang atletis dan berotot, tidak sebanding dgn tubuh tante Ida yang
155 cm dan mungil itu. Akibat seranganku yang bertubi-tubi itu, lama kelamaan
kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari tante Ida, entah krn dia sdh lelah
atau mungkin dia mulai terangsang jg.

Merasa sdh tidak ada perlawanan lagi dari
tante Ida, penisku yang panjang dan besar yang sdh sgt tegang itu kugosok-gosok
pada perutnya dan kemudian kuraih tangannya yang mungil dan kuelus-elus ke
penisku, tangan mungilnya kugosok-gosok, mengocok penisku yang mulai mengeras.
Tubuhnya terasa mengejang, akan tetapi kedua matanya masih terpejam, dan tidak
ada perlawanan darinya. Kemudian ketika dgn perlahan kubuka baju tante Ida, dia
dgn lemah masih mencoba menahan tanganku, akan tetapi tanganku yang satu
mengunci kedua tangannya dan tanganku yang lain membuka satu demi satu kancing-kancing
blusnya, dan perlahan-lahan mempertontonkan keindahan tubuh di balik kain itu. Setelah
berhasil membuka blus dan BH-nya, kuturunkan ciumanku menuju ke payudara tante
Ida yang padat berisi aaammmpuunn Toonnnnn iiii.. iiingaaattttt.. Tooonnn. .
!!! Kucium dan kulumat putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Terkadang
kugigit dan kupuntir putingnya, sementara kusingkap roknya dan jari-jariku
mulai mengelus-elus kemaluannya yang masih tertutup CD. iiiiiiiii.. ooohhh..
aaaahhhhh.. sshh..Toooonnnnn ! !!!! akibat perlakuanku itu, kayaknya tante Ida
mulai terangsang jg, itu terasa dari tubuhnya yang mengejang kaku dan dengusan
nafasnya makin terdengar kuat. Aku makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba
tubuh tante Ida bergetar dgn kuat dan jaaa. . jaaa angaaannn. Tooonnnn iiii
ngaaaatttt. . Tooo nnn oooohhhhhhh aaaaaggggghhh aaaaggghhh. aaaaggggggggghhhhh
!!!!! akhirnya, disertai tubuhnya yang mengejang dan menggeliat-geliat kuat,
serta kedua tangannya mendekap punggung ku. Seerrr.. cairan kewanitaan tante Ida
membasahi CD nya sekalian jemariku.

Setelah masa orgasmenya berlalu, terasa badan tante Ida melemas terkulai
dlm dekapanku dan kedua matanya masih terpejam rapat, entah perasaan apa yang
sedang bergelora dlm tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku
terhadap nya, sehingga dia mencapai orgasme itu. Tarikan nafasnya masih
terengah-engah. Kami terdiam sejenak, sementara tubuh tante Ida bersandar lemas
dlm dekapanku dgn mata. Jemari lentik tante Ida masih menggenggam penisku yang
masih tegak mengacung. Akhirnya secara perlahan-lahan kepala tante Ida
menengadah keatas dan terlihat pandangan matanya yang sayu menatapku, sehingga
menambah kecantikan wajahnya dan secara lembut terdengar suaranya Oooohhhh.
Toonnnn, apa yang kau perbuat pada tantemu ini. Eeeehhmmm maafkan Anton tante.
Anton lupa diri. abis tante tadi masuk tiba-tiba selagi Anton akan mencapai
klimaks. salah tante sendiri sihhh . lagi pula tante amat cantik
sihhh..!!!!!! sahutku mencari-cari alasan sekenanya. Sekarang kayaknya tante
Ida sdh pasrah dan sambil tanganya masih menggenggam penisku katanya lagi..
Tooonnnn..punya kamu gede amat yaaaa. Punya Om mu nggak sampaisegede ini. . !!
Aaahhhhh, tante apa betull ! memang penis ku panjangnya 20 cm dan gede jg dgn
kepalanya yang bulat besar, apalagi kalau lagi sgt bernafsu begini. Jemari
lentik tante Ida yang tadinya hanya menggenggam saja, kini mulai memainkan
penisku dgn manja. Seperti mendapat mainan baru, tangan tante Ida tak mau lepas
dari situ. Taaannnnn. , kok diiiii..dii diamin aja, dikocok dong, Taannn.
biar enaaakkk. !!!! Ton, Ton.. kamu keburu nafsu aja. aaaaggghhh. !!!,
perlahan-lahan kedua tanganku menekan bahu tante Ida, sehingga tubuh tante Ida
berjongkok dan sesaat kemudian kepalanya telah sejajar dgn selangkanganku. Kedua
tangannya segera menggenggam penisku dan kemudian tante Ida mulai menjilati
kepala penisku dgn lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima rangsang dari
mulut tante Ida. Dijilatnya seluruh batang kemaluanku, mulai dari pangkal
sampai ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari sapuan lidahnya.

Dikocoknya penisku didlm mulutnya, tapi tak semuanya bisa masuk. Mungkin
hanya 3/4 nya saja yang dapat masuk ke mulut tante Ida. Kurasakan dinding
tenggorokan tante Ida menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi sgt luar biasa
menjalar ke seluruh tubuhku. Cukup lama jg tante Ida mengulum penisku.
Kurasakan batang penisku mulai membesar dan makin mengeras. Dari dlm kurasakan
ada sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa aku akan keluar, tante Ida
semakin cepat mengocok batang kemaluanku. Taaannnnn. . ah. . aohh.. taaannn..
Anton mo keluar, . aaauuugghhhh..taaannnn. . !!!!!!! Akhirnya. . Croott. .
croott. . croottt.. Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari ujung
penisku. Diminumnya air maniku dgn, dijilatinya semua, sampai tak ada lagi
cairan yang tersisa. Meskipun sdh keluar tetapi penisku tetap saja masih tegar,
meski tak seberapa keras lagi. Melihat itu, tante Ida mencium-cium kepala
penisku dan menjilat-jilatnya hingga bersih.
Kemudian kutarik berdiri tubuh tante Ida dan kudorong ke tempat tidur,
sehingga tante Ida terlentang diatas tempat tidur. Dgn cepat kulucuti rok
sekalian CD nya, sehingga sekarang tante Ida terlentang diatas tempat tidur dgn
tubuhnya yang mungil tapi padat itu berada dlm keadaan telanjang bulat. Tante
Ida hanya menatap ku dgn pandangan yang sayu dan terlihat pasrah. Aku naik
keatas tempat tidur dan kedua kakinya kupentang lebar-lebar dan aku
berjongkok diantara kedua pahanya yang terpentang membuka lebar kemaluannya
yang telah licin, siap untuk diterobos. Kupegang batang penisku dan
kugosok-gosok sepanjang bibir kemaluannya, sambil kutekan-tekan pelahan.
Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina tante Ida, penisku mulai mengeras
kembali. Ku ambil tangan tante Ida dan ku tempatkan pada batang penisku, segera
digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang kemaluannya. Dgn sedikit gerakan
menekan, kepala penisku perlahan-lahan mulai masuk setengah ke lobang kemaluan
tante Ida.

Terasa lobang kemaluan tante Ida sgt sempit mencengkeram batang kemaluanku.
Dinding kemaluan tante membungkus rapat batang kemaluanku, kutekan lagi dan
tubuh tante Ida menggeliat Kugerakan perlahan-lahan pinggulku menekan kebawah,
sehingga penisku terbenam makin dlm kelobang kemaluannya,

dlm. . dlm. . terus
terus. . daannnn. . . kemudian ujung kepala penisku terasa mentok, krn beberapa
kali tubuh tante Ida mengejang ketika aku mencoba menekan lebih kuat, aku
kemudian mulai menarik keluar dan selanjutnya memompa keluar masuk. Dgn
bersemangat aku mulai menaik-turunkan tubuhku.

Gerakan naik-turun yang
terkadang diselingi dgn gerakan memutar, sungguh merupakan sensasi yang sgt
luar biasa. Apalagi posisi kedua paha tante Ida terkangkang lebar-lebar,
membuat tikaman-tikamanku terasa jauh didlm dasar lobang kemaluannya. Aku dapat
melihat payudara tante Ida bergerak-gerak keatas kebawah setiap kali aku
menekan masuk penisku dlm-dlm sehingga kedua selangkangan kami berhimpit
rapat-rapat.

Kemudian kurasakan otot-otot kemaluan tante Ida dgn kuat menyedot penisku.
Semakin lama kurasa semakin kuat saja kemaluan tante Ida menjepit penisku.
Kulihat wajah tante Ida nampak makin memerah menahan orgasme keduanya yang akan
melandanya sebentar lagi.

Maaauuuu keee keeeeluaraarrrr lagi, Toonnnnn !!!!!!!.
Dan. . Seeeeerrrr..kurasakan cairan hangat membasahi penisku. Sementara nafsuku
sdh sgt memuncak menuntut penyelesaiannya, aku sdh tidak bisa lagi bertindak
halus, tanpa banyak bicara, segera saja kupompa pantatku dgn cepat dan gencar,
mendapat serangan yang agak kasar dan tiba-tiba itu tante Ida menjerit-jerit kesakitan.
Meskipun lobang kemaluan tante Ida telah basah dan licin banget, tapi tetap
saja terasa seret untuk ukuran penisku yang besar. Tak kuhiraukan lagi suara
tante Ida yang menjerit-jerit kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah
aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan merasakan nikmat yang akan datang
padaku.

Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-denyut dgn kerasnya, ada
sesuatu yang berusaha untuk keluar dari batang penisku. Kucoba untuk menahannya
selama mungkin agar tidak segera keluar, tapi jepitan dinding kemaluan tante
Ida akhirnya meruntuhkan pertahananku. Aaaaaauuddddduuhhhh taaannnnnn teeeee
oooooohhhhh..!!!! keluhan panjang penuh kenikmatan keluar dari mulut ku
disertai dgn croott.. croott. croooootttt. semburan. . maniku menyemprot dgn
kuat, mengisi relung-relung terdlm lobang kemaluan tante Ida, kemudian badanku
tertelungkup lemas menidih badan mungi tante Ida, sementara kuubiarkan penisku
tetap didlm kemaluan tante Ida untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku.

Kurasakan
kemaluan tante Ida tetap saja berdenyur-denyut, meski tak sekuat tadi. Taannnn,
terima kasih ya, udah mau temenin Anton main. !!!! kataku dgn manja. Kamu, tuh,
Ton, kalau lagi nafsu jangan main maksa dong, masak tantemu sendiri kamu
perkosa jg..!!!! Iiihhhhh tante..tapi tante senang jg. kaannnn… Iya.. siiihhh.
!!!!! kata tante Ida malu-malu.

Sejak saat itu sikap tante Ida terhadapku berobah seratus persen, biarpun
sikap kami ini tetap terjaga dihadapan om dan adik tante Ida. Aku dan tante Ida
sering berhubungan sex bersama kalau rumah lagi sepi. Aku makin merasa akung
saja terhadap tante Ida, apalagi tante Ida melayani nafsu sex aku dgn rela dan
sepenuh hati.
TAMAT
TAMAT
STUDY TOUR
ada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan
pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5
wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru
pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh
cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan.
Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu. Ada yang
sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa )
yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi.
Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis
usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full
press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek
bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya
bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami. Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba
di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan
mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran
melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang
berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari
monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat
sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar
lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua.
Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh
membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta
istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar
kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.
Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah
lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang
berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan
monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat
ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti
naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada
satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.
Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari
mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di
sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu
dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah
tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.
Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum
dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil
kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang
yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.
Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku
diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya.
Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin.
Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam
kami berpelukan menahan dingin.
Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya
adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh
pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel.
Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ?
wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti
dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku
melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar
dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.
“Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku. “Habis
bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa. Aku
memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan
payudaranya, dan aku berguman ” Maaf Nisa ?”
“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya. Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku
rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku,
“Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya,
hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk
erat-erat dan semakin erat.
Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam
itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu
aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa” Maaf Nisa ? ” Jawabku.
”Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan,
dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam
darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.
Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat. Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?
Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat. Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.
” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.
” Biasa main dimana ?” tanyanya “Ada apa sayang?” tanyaku kembali. ” Akh
enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan
cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun.
Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan
menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik
pula.

Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku
ejakulasi. Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”
”Don’t worry !” katanya. Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari
spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda,
bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan
nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali.
Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb.
Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh
denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari
mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya
pacar ? kata orang dia lesbi. Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku
melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala
gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya
semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan
menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu
memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu.
Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu,
lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang
menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai
lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya
kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin
dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa
kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali
tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah
hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya
memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi
kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi
sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus,
demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant
dan makanan kaleng.
Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir,
sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok
pagi kami harus pulang.

Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal
mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang
rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu
bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di
menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin
menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi
menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar,
disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang
ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku
memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya
dalam-dalam.

Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku
yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya
dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.
Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan.

Anisa mencubiti aku,
menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku
menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms.
Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.
Esoknya kami sudah berangkat dari
tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti
kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa
terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang
terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi,
sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang
kami sia-siakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata
” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah
indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak
henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu
aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus
memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja.
Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr.
Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.
” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra

” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.
Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget.
Tangan kami
sama-sama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku
disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan
uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar
Taxi itu. Lalu aku pulang.
Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku,
nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian
para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti
hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali
selama 12 hari.
Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak
melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel
disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di
Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak
cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan
semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah
dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku.
Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya
mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah
dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau
terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di
USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian
tahun, tanpa kontak lagi.
Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya
dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku
terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel
bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika
aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah
kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis
sejadi-jadinya.
“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.
Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.
“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.
Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.
Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang,
akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak
ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi
nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang
kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga
berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan
getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas,
senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika
Tuhan mengijinkannya.
TAMAT
PERMAINAN TERLARANG
Namaku Roger, usia 28 tahun, sudah bekerja dan belum
berkeluarga. Bisa dibilang cukup mapan, karena pekerjaanku hanyalah dirumah dan
melayani biro penjualan bahan aneka tambang. Nah karena besarnya klien yang aku
supply membuat aku sering berpetualang didunia perlendiran dengan alasan
mempererat hubungan bisnis yang aku miliki. Hal ini membuatku berpengalaman
dalam menangani gadis-gadis dan sering kami melakukan hubungan sex jika sudah
horny. Maklum Gan, rumah saya sudah punya sendiri dan jauh dari ortu.
Nah inilah awal pertualangan saya ketika saat ada pembantu yang bernama
Lis(samaran) dirumah. Awalnya karena sering harus keluar kota dan pulang malam,
membuat saya harus memperkerjakan pembantu baru, lagian Mbok tua yang lama juga
pensiun karena mengasuh cucu. Waktu bertemu di biro pembantu saya melihat
wajahnya kaya Jupe, tapi coklat kehitaman kulitnya, tapi bodinya mantab Gan,
dada 38, umur baru 16 tahun. Jadilah saya pinang gadis montok ini untuk bekerja
dirumah.

Setelah sebulan bekerja, Lis rupa-rupanya orang yang supel dan gampang
bergaul, enak diajak ngomong, sering juga saya ajak ke mall berbelanja, apalagi
Lis suka kadangkala menggoda saya. “Pak Roger (panggilan saya) tadi malam
ngapain sama Mbak Nita haayooo, kok acak-acakkan kamarnya”, katanya. “O, tadi
malam saya main gulat sama dia, kamu kecil-kecil kok mau ikutan, huss digedein
dulu dadanya sana.” “ Uda gede kok” katanya sambil mendekat mencubit pentil
susu saya. Dalam hati saya berpikir kok cewek ini mulai berani ya. Apa doyan
ngesex kali? Hari-hari berikutnya Lis jadi makin berani dan manja sama saya,
maklum hanya kami berdua saja yang ada dirumah. Dia jadi makin suka mencubit
tidak cuma dada saya, putting susu sayapun kerap jadi sasaran. Wah saya jadi
gerah pengin meraba-raba tubuhnya, apalagi memegang payudaranya yang besar dan
kencang itu. Tapi saya harus memastikan Lis juga mau diajak, jadi mulailah saya
mempersiapkan strategi jitu.
Hari-hati kemudian saya mulai membalas setiap cubitan yang Lis lakukan dengan
mesra kearah pinggangnya karena disitulah letak titik geli kebanyakan wanita,
hingga suatu hari tiba-tiba saya meremas payudaranya dari luar baju
kulot( daster yang terdiri dari atasan dan bawahan celana). Lis terperangah dan
berkata :”Bapak mulai nakal ya”, “Habis saya dinakali duluan ama kamu”, kata
saya sambil tersenyum. Tiba-tiba Lis menyerang kembali dengan cubitan yang
lebih ganas kearah putting susu saya lagi dan saya hanya membiarkan dan kembali
bukan lagi meremas tapi sudah memegang payudaranya. Keadaan ini rupa-rupanya
membuat nafas Lis jadi tidak karuan, saya melihat dia agak menikmati remasan
dan berusaha menghindar dengan berlari kearah salah satu kamar kami. Saya tidak
menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mengejarnya dan menubruknya diatas
ranjang dengan posisi saya diatas dan dia dibawah. Saya pura-pura mengelitik
hingga Lis tertawa geli sambil mulai menjelajahi perut dan pinggangnya dari
balik bajunya. Ditengah-tengah kondisi seperti ini ternyata membuat penis saya
jadi menegang hingga menekan vagina Lis dari balik baju. Kondisi ini saya
menfaatkan untuk menekan kearah vaginanya dengan berlahan-lahan dari balik
celana dasternya berulang-ulang sambil terus menggelitik kearah payudaranya.

Lis ternyata kebingungan dalam menghadapi serangan ini, antara geli dan
kenikmatan yang mulai menjalar dari alat kelaminnya akibat kegesekan saya. Saya
kemudian merekuh payudaranya dan sambil terus menggesekkan penis, Lis mulai
menggumam “Bapak, ah ah, Bapak ah ah. Rupa-rupanya, Lis sudah mulai hanyut
dalam kenikmatan dan pasrah bahkan ketika sodokan saya tambah keras, mulut Lis
mulai mengeluarkan erangan-erangan, apalagi ditambah remasan tangan saya yang
dengan leluasa mengerayangi kedua payudaranya yang montok. Sayapun mulai
melepasi satu persatu kancing baju daster dan mencopot bh Lis tanpa perlawanan
apa-apa.
Ketika terbuka saya sungguh takjub, melihat kedua gunung yang besar
dan terpampang indah, montok, ukuran 38 sejati, kulitnya yang berwarna coklat
dan putingnya yang berwarna coklat kehitaman menjulang gagah seperti jarang
dijamah orang. Secara refleks Lis berusaha menyilangkan tangannya dan menutupi
kedua payudaranya. “Ah Bapak jangan, Lis malu,” Saya justru memeluknya sambil
berbisik ditelinganya ”Payudaramu indah Lis”, lalu mulai menciumi leher gadis
ini sambil terus menggesekan alat kelamin kami meskipun masih memakai celana.
Nafas Lis menjadi semakin tidak teratur, bahkan ketika saya mulai
melepaskan kaosku, tangannya sudah tidak menutupi kedua susunya, tapi mulai
memeluk dengan penuh napsu. Ciuman saya dari leher mulai naik kearah bibirnya
yang sensual kayak Jupe. Awalnya mulut Lis hanya terdiam, tapi ketika saya
mulai memakai lidah untuk mencium, mengkulum dan mengelitik lidahnya, mulailah
Lis membalas ciuman dengan penuh hasrat. Mendapat tanggapan seperti ini, saya
mulai menyentuh kedua payudaranya. Kenyal dan padat sekali, maklum Lis masih
gadis dan belum pernah punya anak. Tanganku mulai meremas dan menggesek-gesek putting
Lis dengan berlahan-lahan, tangan Lis tiba-tiba ikut meremas-remas payudara
saya seolah-olah minta perlakuan yang lebih. Ciuman dari mulut perlahan-lahan
saya turunkan ke lehernya dan mendekati payudara Lis. Ketika tiba diatas dua
gunung kemukus Lis, secara refleks, saya menjulurkan lidah dan mempermainkan
putting Lis dulu. Lis kembali mengerang dan menarik rambut saya dengan penuh
kenikmatan. Hal ini membuat jilatan saya menjadi lebih liar dan berubah menjadi
sedotan dan gigitan nikmat pada kedua putingnya. Mulut Lis mendesis menjadi
tidak karuan, “Bapak, oh, enak sekali Pak, oh terus Pak,”
Tidak puas sampai disitu saja, saya mulai menurunkan tangan meraba perutnya
masuk melalui celana dasterya. Ketika sampai diatas bukit kenikmatan Lis, saya
dapat merasakan adanya cairan yang sudah membasahi CD nya. “Lis, aku buka ya
celananya”, sambil terus melumat payudaranya. Awalnya Lis mencoba untuk
menolak, sambil memegang celana dasternya. Saya menyadari Lis butuh jamahan
yang lebih untuk merelakan celananya. Tidak kurang akal saya tetap sabar
menciumi payudaranya dan mulai menggunakan tangan untuk meningkatkan kenikmatan
dengan mulai meraba daerah selangkangan gadis ini. Mulai dari membelai pahanya
dan meremas pantat yang padat gadis ini. Hasilnya Lis mulai terbuai dengan
kenikmatan lagi, apalagi ketika saya mulai membelai Miss V nya dari luar CD.
Tangan jariku mulai menggesek belahan mekinya, badan Lis menjadi bergerak
mengikuti irama belaian jari-jari saya diatas lubang kenikmatannya. Sayapun
mulai berani memasukkan jari-jari melewati sela-sela celana dalam Lis, terasa
lembab dan berlendir serta ada bau kewanitaan Lis yang mulai terasa. Tanganku
mulai bergerilya mencari klitoris dan mulai mempermaiankannya. “Ahh …..
aahh….hhhhmmmm….ssstttthhh “ Lis mengerang, mungkin seumur hidupnya belum
pernah terangsang dengan demikian hebatnya. Gumpalan cairan vagina Lis semakin
bertambah deras hingga, dengan tidak sadar ternyata celana daster Lis sudah
tersingkap kebawah sebatas Cdnya. Sayapun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini
untuk menurunkan celananya beserta celana dalamnya hingga kebawah. Saya
tertegun melihat pemandangan ini, vagina yang masih jarang bulu-bulunya, dengan
warna coklat, tapi masih sempit meskipun sudah berair.

Spontan saya mendekarkan
wajah untuk melihat lebih dalam, luar biasa, masih rapat, bibir-bibir vaginanya
masih bersih tanda jarang dijamah. Sayapun tergoda untuk menciumnya, dengan
berhati-hati saya mulai mencium bibir vagina Lis, mulai dari ciuman lalu
berubah menjadi jilatan lubang vagina, ada terasa cairan asin yang mulai
membanjiri vagina Lis dengan deras, kemudian naik perlahan-lahan hingga mencari
klistorisnya.
Saat bersamaan, Lis justru memegang dan mengempit kepala saya.
“Pak…….ooouuuw, ssssstttt……enak sekali”. Ada kenikmatan yang dasyat dari vagina
Lis yang tak tertahankan naik keatas sarafnya. Tanpa sadar pinggul mulus Lis
terhentak-hentak mengikuti jilatan lidahku. Lidahku semakin liar menjilati
setiap lekukan vagina Lis, naik turun, kesamping bahkan ini ciuman sedotan
kearah klistorisnya yang paling membuat Lis menggelinjang dan mendesah-desah
penuh birahi menandakan hampir mencapai kepuasan.
Seolah-olah tidak mau tahu, lidah saya justru semakin hebat menyapu
klistoris Lis dengan dasyatnya. Lis kembali merintih dan mengejangkan
pinggulnya dengan nikmatnya.

Saat itu tiba-tiba saya menghentikan jilatanku dan mengarahkan penisku memasuki vagina Lis. Tiba-tiba saya terkejut karena meskipun sudah basah kuyup, penisku yang berukuran 15 cm masih kesulitan menemukan lubang kenikmatan Lis. Tak kurang akal, saya kembali menggesekkan penisku dan mulai membelah bibir vagina Lis yang rapat. Pelan-pelan saya merasakan adanya celah dan dengan pelan-pelan saya memompa vagina Lis.

Lis, menjerit kecil ketika seluruh batang penisku
memasuki seluruh liang kemaluannya.Terasa hangat dan sempit bahkan penisku
dapat merasakan otot-otot vagina Lis mencengkram dengan berdenyut-denyut. Saya
bergerak dengan semakin liar mendorong dan menarik batang penisku diatas tubuh
Lis yang berkontrasi menyambut datangnya kenikmatan yang memuncak.

Terasa
vagina Lis semakin licin, ditambah payudaranya yang kenyal membuatku semakin
mempercepat melesakkan batang kemaluanku ke lubang kenikmatannya. Lis dengan
mata terpejam, mengejangkan tubuhnya serta memelukku dengan erat,” Aaahh,
Bapak, mau muncrat Pak”.

Lis mengalami orgasme, saya merasakan ada cairan panas
yang membasahi batang penisku. Sayapun juga sudah tidak mampu menahan lagi,
kenikmatan yang kudapatkan dari jepitan kemaluan gadis ini, terasa seperti
mencengkram batang kemaluanku, ada dua kenikmataan yang saya rasakan waktu
memasukkan penisku, yaitu saat memasukkan penis dan saat Lis berkontrasi
seperti memilin penis yang didalamnya, nikmat sekali.

Saat itu juga saya mengerang dan mencabut penisku serta memuntahkan seluruh
ini sperma di perut Lis. Lis dengan terenggah-engah berkata :”Sudah ya Pak,
nikmat sekali, kapan-kapan cubit-cubitan lagi ya”.

Saya tersenyum dan
merebahkan diri disampingnya sambil menyelimuti kami berdua. “Laen kali
langsung saja, nda usah cubit-cubitan”.
Langganan:
Postingan (Atom)
KEBIASAAN BURUK Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terl...

-
Bentuk tubuh ku biasa aja ukuran dada 36b dan perut rata, serta pantat agak gede, tinggi kurang lebih 158-160 cm lah, berat ...
-
Kejadian itu bermula saat remidi tugas sekolah maklum lah karena otakku pas pasan dalam menerima ilmu. hehe, kali ini pelajaran yang aku...