
Aku pernah merasakan
berselingkuh dengan pria lain yang mana temanku aku dientot sampai puas,
dulunya aku hanya ngeseks dengan satu pria saja tapi atas nama kenikmatan aku
lebih puas jika aku dientot rame rame, aku sudah menikah dan umurku sudah
berkepala 3 aku dan suamiku sudah berumahtangga selama 7 tahun.
Suamiku normal-normal saja,
demikian juga dengan hubungan seksku. Aku melakukannya sekitar 2 atau 3 kali
seminggu dengan suamiku. Namun semuanya berubah ketika aku mengalami suatu hal
yang tidak kuduga sebelumnya pada tiga bulan yang lalu. Ternyata kemampuan
seksku lebih dari yang kuduga sebelumnya.
Aku biasa dipanggil Ratih.
Tinggi badanku sekitar 156 cm dengan berat 49 kg. Ukuran BH-ku 34C, pinggulku
yang agak besar berukuran 100 cm semakin menonjol dengan pinggangku yang hanya
58 cm itu. Walaupun dari rahimku telah terlahir dua orang anakku, bodyku sih
oke-oke saja. Hampir tidak ada perubahan yang mencolok.
Kembali pada kejadian yang
gila. Mula-mula aku bertemu temanku, Merry saat aku sedang berbelanja di sebuah
mall. Ia adalah sobatku sewaktu di SMA dulu. Saat itu ia bersama dua orang
teman laki-lakinya, yang langsung dikenalkannya kepadaku.
Mereka bernama Agus dan
Andi. Mereka ternyata adalah teman-teman yang enak diajak bicara. Akhirnya kami
pun menjadi akrab. Siang itu kami melanjutkan obrolan sambil makan di sebuah
restoran. Setelah pertemuan itu,
ternyata Agus sering menelepon ke rumahku walaupun ia sudah tahu bahwa aku ini
seorang istri dengan dua orang anak. Dalam pembicaraan telepon, ia memang sering
mengeluarkan rayuan gombalnya kepadaku tapi tetap ia menjadi teman bicara yang
enak. Ia berusaha mengajakku makan siang dengan gigihnya. Hal itu yang
membuatku menyerah juga. Akhirnya aku menyetujuinya juga. Syaratnya, makan
siangnya harus ramai-ramai.
Aku, Merry, Agus, dan Andi
bertemu di tempat yang sudah kami sepakati bersama. Bersama kedua teman cowok
kami, ikut serta pula tiga orang teman mereka yang lain: Eko, Benny, dan Adi.
Mereka semua rata-rata berusia delapan tahun lebih tua daripada aku dan Merry.
Kami makan siang bersama di
sebuah restoran yang ada fasilitas karaokenya. Kami makan dengan ramainya
sambil berkaraoke. Memang aku pun senang berkaraoke.
“Ayo, Rat… nyanyi lagi…,”
mereka menyemangati ku kala aku melantunkan lagu. Ternyata kelima cowok keren
itu merupakan teman yang enak untuk gaul. Wawasan mereka luas dan menyenangkan.
Akhirnya kami cepat menjadi akrab. Ternyata, baru kusadari nanti bahwa inilah
kekeliruanku….
Seminggu kemudian aku
diundang lagi, kali ini oleh Andi, untuk makan siang dan berkaraoke lagi. Tanpa
pikir panjang dan tanya-tanya lagi, aku pun langsung menyetujuinya. Aku bolos
masuk kantor setelah makan siang, lalu pergi ke tempat karaoke bersama mereka.
Nah, di saat itulah terjadi
sesuatu yang tidak kuduga. Ternyata aku dibawa ke tempat karaoke yang khusus
untuk berkaraoke saja. Bukannya sebuah restoran. Tempatnya berupa sebuah kamar
tertutup dengan kursi panjang. Kali ini Merry pun tidak ikut. Jadi hanya aku
dengan kelima cowok itu.
Karena sudah telanjur masuk
ke sana, akhirnya kucoba menenangkan diri. Walaupun aku agak deg-degan juga
pada awalnya. Kenyataannya, akhirnya suasana menjadi seru ketika secara
bergantian kami berkaraoke.
Aku pun dipesankan minuman
whisky-cola yang membuat badanku jadi hangat. Akhirnya mereka meminta berdansa
denganku saat salah satu di antara mereka bernyanyi. Saat melantai itulah,
lama-kelamaan mereka berani merapatkan dadanya ke tubuhku dan menekan serta
menggesek-gesek payudaraku.

Anehnya, aku malah diam dan
mencoba menikmati apa yang mereka perbuat kepadaku, yang lama-lama membuatku
terbakar dan menikmati permainan ini. Mereka bergantian berdansa denganku.
“Ratih, badanmu hot
sekali,” ujar Agus berbisik di telingaku sambil bibirnya mencium belakang
telingaku, membuatku merinding nikmat… Tangannya lalu tanpa malu-malu lagi
meremas payudaraku. Aku pun terangsang hebat….“Aahhh… jangaaannnn…,”
kataku ketika Agus dengan beraninya membuka kancing blusku dan menyusupkan
tangannya ke dalamnya… Tangannya meremas dan memilin puting payudaraku dengan semakin
hotnya… Aku sebenarnya masih menyimpan sedikit rasa malu karena semua aksi kami
ditonton oleh yang lainnya dengan tatapan penuh nafsu….
Anehnya, seperti dibius,
tubuhku tidak berontak. Tanganku sama sekali tidak berusaha melepaskan tangan
Agus yang terus menggerayangi payudaraku yang kini terbuka lebar…“Mmmhhh…,” rintihku penuh
kenikmatan. Hanya itu yang ternyata sanggup keluar dari bibirku…
Agus akhirnya mengulum
bibirku dan menindih rapat-rapat tubuhku di atas sofa. Aku benar-benar lupa diri
ketika jari-jemari Agus bergerilya di dalam celana dalamku. Ia terus
menggelitik bibir lubang vaginaku yang sudah basah dan rasanya menebal itu. Spontan yang lainnya pun
ikut-ikutan. Dengan liar akhirnya kelima cowok itu mengerubuti tubuhku.

Akhirnya, tahu-tahu tubuhku
sudah bugil tanpa sehelai benang pun dan digeluti bersama oleh mereka. Aguslah
yang lebih dahulu menusukkan senjatanya ke dalam lubang kemaluanku. Lalu Adi
memasukkan senjatanya ke dalam mulutku.

Andi mengisap puting kiri
payudaraku sambil membimbing tangan kiriku untuk mengelus-elus senjatanya.
Sementara itu Eko mengisap puting yang sebelahnya sambil melakukan hal yang
sama pula terhadap tangan kananku. Terakhir, Benny menggosok-gosokkan
senjatanya ke wajahku.
“Aacchhh….,” aku mendapat
orgasme pertama ketika Agus sedang asyik-asyiknya menggenjot tubuhnya di atas
tubuhku. Spontan, kedua tanganku meremas penis Andi dan Eko yang ada dalam
genggamanku dengan keras…. Aku sendiri tak bisa mengeluarkan lenguhan
kenikmatanku secara lepas karena penis Adi yang hangat itu dengan serunya terus
bermain di mulutku.
Adi yang tahu aku baru saja
orgasme hanya menyeringai kepadaku. Tampaknya ia pun semakin semangat memompa
mulutku….
“Ratiih…,” desah Agus
menggeliat ketika memuntahkan maninya di dalam lubangku. Hangat dan terasa
kental memenuhi lubang kemaluanku. Dipegangnya pantatku erat-erat supaya semua
spermanya masuk ke dalam tubuhku…. Adi tambah semangat mengocok senjatanya di
dalam mulutku.
Setelah Agus selesai,
posisinya langsung diganti Benny yang sejak tadi hanya mengosok-gosokkan
senjatanya yang panjang dan besar di wajahku.
Langsung ditancapkannya ke
dalam lubangku yang hangat, sudah penuh dan licin dengan cairan milik Agus.
Benny begitu semangatnya menyetubuhiku.

“Mmmmphh, aghhh….,” tubuhku
bergetar menggeliat.
Bayangkan… payudaraku
dihisap putingnya oleh Eko dan Andi seperti dua bayi besar. Sementara lubang
kemaluanku mulai dihunjam oleh senjata Benny dengan ganasnya. Di mulutku, Adi
akhirnya menyemprotkan cairannya dengan deras dan langsung kuhisap kuat-kuat.
“Aaaacchhh….,” air mani Adi
yang terasa hangat asin seperti kuah oyster masuk ke dalam tenggorokanku.
Bersamaan dengan itu, Benny
juga menyemprotkan maninya di lubang vaginaku. Multiorgasme…. Aku sudah
mendapakannya tiga atau empat kali dan masih ada Eko dan Andi yang belum
kebagian menyemprotkan cairannya. Tubuh Adi dan Benny
berkelojotan dan akhirnya terhempas.
Andi menggantikan posisi
Adi. Penisnya yang bengkok ke atas terasa penuh di mulutku.

Eko menepis Benny dari atas
tubuhku. Untuk yang ketiga kalinya, lubang vaginaku dimasuki oleh orang yang
berbeda…. Ternyata senjata milik Eko lah yang paling panjang dan besar. Aku
khawatir kalau penis Eko agak susah untuk masuk ke dalam vaginaku. Syukurlah,
ternyata tak sesulit yang kubayangkan karena lubang vaginaku telah penuh dengan
cairan dari dua orang yang terdahulu.
Benar saja, terasa sangat
mantap dan nikmat ketika senjata Eko menggesek lubangku yang sudah terasa panas
dan semakin tebal rasanya. Napasku sampai terengah-engah dibuatnya…

“Rat…. iseeepp yang
kuaaattt….,” ternyata Andi tidak kuat dengan isapan mulutku. Ia akan segera
mencapai klimaks. Aku pun segera mematuhi perintahnya dengan mengisapnya lebih
kuat lagi….
Penis Andi pun memuncratkan
cairan maninya di dalam mulutku. Terasa air mani Andi lebih strong aromanya,
lebih hangat, lebih kental, dan lebih banyak memenuhi mulut dan tenggorokanku.
Aku sampai agak gelagapan karena mulutku jadi penuh dan hampir tersedak….

Namun aku berusaha untuk
tenang… Pelan-pelan kutelan sperma Andi yang membludak. Sementara bibirku tetap
mencengkram penis Andi supaya tak lepas…. Setelah penis Andi kering benar dan
mulai mengkerut, barulah aku melepaskannya…. Ia pun lalu tergeletak di atas
kepalaku.
Sekarang tinggal aku dan
Eko…. Eko pun lalu mengubah posisinya menjadi ‘missionary position’. Sambil
penisnya terus mengocok kemaluanku, tubuhnya pun menindih tubuhku. Wajah kami
pun berhadap-hadapan dekat sekali… Sambil terus beraktivitas, Eko tersenyum
padaku.

“Rat, kamu hebat sekali…,”
katanya.
Aku pun tersenyum malu.
“Oh, Eko…,” bisikku. Lalu
seperti sepasang kekasih, kami pun saling berciuman bibir.
Tak lama kemudian, Eko juga
menggeliat menyemburkan cairannnya ke dalam lubang kemaluanku. Tubuhku terasa
lemas tetapi bergetar kuat mengiringi muncratnya cairan Eko. Eko semakin
mendorong pangkal pahanya ke pangkal pahaku supaya cairannya masuk semua ke
tubuhku…
Rasanya aku sudah orgasme
enam kali ketika akhirnya Eko menggelepar dan terbaring tepat di samping
tubuhku. Kami pun lalu berbaring telentang sambil berpelukan dan menikmati
hasil persetubuhan kami….
Selesailah pertempuran
besar antara aku dan kelima cowok siang itu di ruang karaoke. Walaupun ber-AC,
namun udara saat itu tetap terasa panas. Badan kami bercucuran keringat.
Apalagi aku, karena selain basah oleh keringatku sendiri, juga bercampur dengan
keringat kelima cowok yang barusan menyetubuhiku…. belum lagi dengan tumpahan
air mani mereka yang berceceran di seluruh bagian tubuhku….

Setelah itu, semuanya
terdiam. Tak ada satu pun di antara kami yang saling bercakap. Beberapa cowok
tertidur karena kelelahan. Akhirnya, beberapa puluh menit kemudian, kami pun
berbenah-benah.
Celakanya, di kamar itu
tidak ada kamar mandi. Akhirnya, aku hanya mengelap cairan kelima lelaki yang
memenuhi lubang vaginaku dan menetes ke pahaku dengan bra dan celana dalamku
saja. Lalu aku memakai bra dan celana dalamku yang agak basah dan lengket itu.
Disusul dengan blouse, rok
serta blazer yang tadinya bertebaran di lantai. Yang membuatku senang, Eko ikut
membantuku berpakaian. Paling tidak, aku merasa dihargai dan tidak sekedar
menjadi pemuas nafsu mereka…. Mereka pun segera memakai kembali baju dan
celananya.
Jam lima sore, kami keluar
dari karaoke itu. Berarti empat jam sudah kami berada di dalamnya karena kami
masuk pada pukul satu siang. Sedangkan aku sendiri digilir oleh mereka lebih
kurang selama satu setengah jam non-stop. Waah, aku kagum juga dengan daya
tahanku…. walaupun rasanya kakiku pegal-pegal dan ngilu. Begitu juga
selangkanganku dan mulutku….
Waktu melewati kasir
rasanya aku malu juga. Walaupun mereka tidak tahu apa yang terjadi di dalam
tapi wajahku tetap merasa memerah. Make up ku telah berantakan dan rasanya
minyak wangiku telah berubah menjadi bau aroma air mani….
Mungkin kasir wanita itu
bisa mengendus baunya… atau malah mungkin ia sedang membayangkan kejadian yang
baru saja kualami. Sementara itu, di paha dan kakiku terasa mani mereka
merembes mengalir keluar dari lubang vaginaku.
Untung sesampainya di
rumah, suamiku belum pulang… Cepat-cepat aku ke kamar mandi membersihkan tubuh
dan pakaianku.
Ternyata, malamnya suamiku
menagih jatahnya juga… Untung aku sudah membersihkan badanku dan menyemprotkan
minyak wangi untuk menghilangkan aroma sperma kelima cowok itu…
Walaupun komentar suamiku
membuatku deg-degan, mudah-mudahan ia tidak curiga….
“Rat, punyamu kok rasanya
lain banget… tebel…,” bisik suamiku di telingaku…
“Terima kasih, ya… Enak…,”
lanjut suamiku setelah ia menyemprotkan cairannya beberapa menit kemudian. Lalu
ia tertidur pulas di sampingku. Ia tidak tahu sudah jadi orang keenam hari itu
yang memuncratkan cairannya untukku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar