Anis
namaku aku memiliki tinggi badan 161cm dan berat badan 48kg. Sangat ideal
dengan usia 21 tahun, paras cantik rambut hitam yang panjang. Itu adalah
kelebihanku namun aku terlahir sebagai orang yang sederhana. Ibuku hanya
buruh cuci dari rumah ke rumah sedangkan bapak karyawan swasta. Aku bekerja di
kasir salah satu swalayan besar di kotaku. Aku tidak melanjutkan kuliah karena
terbentur biaya.
Aku
memiliki 1 adik perempuan yang masih duduk dibangku SMP. Aku membantu
orangtuaku untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Banyak tawaran pekerjaan lain
seperti foto model bahkan SPG yang menghasilkan banyak uang. Tetapi aku enggan
dan masih bertahan sebagai kasir di swalayan. Setiap pagi aku membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah dan tepat jam 8 aku berangkat kerja. Dengan
menggunakan motor matic aku berangkat kerja. Lumayan jauh dari rumah ke
swalayan sekitar 45 menit perjalanan. Aku termasuk orang yang tidak banyak
bicara, aku juga terlihat sangat lembut. Awalnya tidak memakai make up pun aku
terlihat cantik. Bosku juga menegur agar aku memakai make up supaya terlihat
lebih menarik. Aku
pun menuruti permintaanya, aku belajar memakai make up. Aku terlihat semakin
cantik setiap kali berangkat kerja. Selama 3 tahun sudah aku bekerja di
swalayan , atasanku menaikkan menjadi supervisor. Aku hanya mengecek barang
masuk barang keluar dan melihat kinerja karyawan. Kerjaku lebih santai dan enak
namun aku juga harus bekerja dengan semaximal mungkin.
Setiap
gajian aku membantu ibu memberikan separu uang untuk membayar angsuran. Ibuku
memiliki hutang kepada Renternir besar di kampungku. Dulu ibu sering sekali
terlambat membayar angsuran. Pak Edi namanya, jika ibu telambat membayar Pak
Edi beserta anak buah mendatangi rumah. Mereka marah-marah hingga ibuku
menangis.
Tetapi
sekarang aku sudah bisa membantu ibuku. Angsuran pun lancar dan hanya kurang
beberapa kali saja. Ibu nekat meminjam uang untuk berobat bapak di kala dulu
sakit parah. Tidak ada lagi yang bisa membantu akhirnya meminjam uang sebanyak
30 juta. Namun ternyata selama ini ibu tidak pernah membayarkan uang yang
aku beri.
Ibu
membayar hutang yang lainnya, Pak Edi datang di malam hari. Dia menggedor-gedor
rumah, semua terbangun dan ketakutan. Pak Edi mejelaskan semua bahwa selama ini
ibu tidak pernah membayar angsuran. Terlambat 6 bulan aku terkejut padahal aku
sudah memberikan uang kepada ibu. Pak Edi pun memberi waktu hingga besok sore,
harus segera dibayar. Jika
tidak semua harus meninggalkan rumah, rumah itu akan disita pak Edi, “kalau
saja besok sore kalian belum bisa membayar , bersiaplah untuk keluar dari rumah
ini !!! ““tolong
pak beri kami waktu satu minggu…” ucapku sambil memohon. “apa
satu minggu????” tidak !!!! kecuali kamu mau melayani birahiku semalam saja saya
anggap lunas hutang ibu kamu !!! ucap pak Edi sambil tertawa memandangiku. Semalaman
aku tidak bisa tidur, aku harus mencari uang kemana lagi. Aku saja masih
berhutang dengan atasanku. Pikiranku buntu tidak dapat berfikir lagi. Waktu
semakin cepat membuat aku binggung harus melangkah kemana mencari uang
sebanyak itu. Aku pun ijin untuk tidak masuk kerja karena aku harus
bertindak cepat.
Aku
mencari pinjaman tidak ada karena harus ada jaminan sedangkan aku tidak punya
apa-apa. Jam 1 siang sudah kurang beberapa jam lagi aku harus segera menemui pak
Edi. Aku ingat dengan kata-kata terakhir pak Edi, jika aku melayani birahinya
hutang dianggap lunas. Apa aku harus melakukan itu semua agar hutang ibu lunas
dan tidak ada beban. Ibu
juga terbaring sakit setelah kejadian semalam. Aku tidak tega melihat bapak ibu
serta adikku. Tidak lama berfikir aku menemui pak Edi ke rumahnya. Aku
berhadapan dengan pria yang sewajarnya menjadi bapakku ini. Pak Edi kira-kira
berusia 48 tahun dengan badan yang kekar dan besar. Aku ketakutan menatap
wajahnya yang garang, “sudah
ada uang?” ucap pak Edi dengan keras.
“belum
pak, aku mensetujui tawaran bapak semalam…”
“oh
jadi kamu mau membayar semua hutang ibu kamu dengan melayani birahiku?”
“iya
pak…” jawabku sambil menunduk.
“baguss
sekali itu yang aku harapkan, ..”
Aku
pun menandatangi surat perjanjian bahwa setelah melayaninya semua hutang ibu
lunas. Pak Edi tertawa sangat keras membuat aku ketakutan. Aku diajak pergi
dari rumah dan segera masuk mobil sebelum istrinya mengetahui. Di dalam mobil
aku terdiam dan binggung kala itu namun sudah niatku. Aku harus bisa melayani
pak Edi layaknya seorang istri kepada suami.
Entah
mau kemana semakin jauh perjalanan yang ditempuh.aku duduk belakang dengan pak
Edi. Dia sangat agresif membelai tanganku memandangiku dengan penuh gairah.
Wajahku ditarik didekatnya dia menciumi pipiku. Kumis yang tebal itu
membuat aku geli, aku menolak dan dia menamparku dengan keras, “awwww
sakit pak…..”
“jangan
coba melawan, atau akan habis semua keluargamu !!!” ancaman pak Edi.
Ternyata
aku sampai di penginapan, hotel yang cukup mewah. Udaranya sangat dingin
sekali, aku tidak kuat lama-lama di luar. Anak buah pak Edi memesan kamar tak
lama kemudian aku dan pak Edi menuju kamar yang dipesan. Masuklah aku
dengannya, baru pertama kali aku masuk ke hotel. Parahnya aku harus melayani
pria tua ini.
Aku
ganti menggunakan lingerie merah yang sudah di bawakan pak Edi. Sexy sekali aku
memakai lingerie itu, pahaku yang mulus terlihat jelas. Payudaraku yang bohay
itu juga tampak sangat menonjol. Aku keluar dari kamar mandi, pak Edi sudah
terbaring dan hanya menggunakan celana dalam saja., “sini
sayang….” Ucap pak Edi sambil mengelus-elus kemaluannnya.
Aku
tidak menjawab dan hanya mendekatinya di ranjang,
“wooww…sexy
sekali kamu sayang. Payudaramu yang besar kulitmu yang sangat mulus membuatku
makin nafsu saja sama kamu ….”
Pak
Edi menciumi leherku membuat aku terangsang. Leherku dicium dna dijilatinya aku
terus bergerak karena lama-lama aku merasakan kenikmatan. Bibirku dikulum
dengan sangat lembut, dia menciumi bibirku. Tangannya meraba payudaraku, “aaahhhhhhh…….”
Aku
terpejam dan enggan membuka mata, hatiku berdebar jantungku berdetak lebh cepat
lagi. Sore itu aku akan kehilangan keperawananku yang selama itu aku jaga.
Tangannya meraba payudaraku dengan perlahan dan kemudian dia meremas, “ooohhhhh….pakkkkk….aaaahhhhhhhh…….”
Bibirnya
yang tebal itu menciumiku aku tak bisa bergerak. Rasanya ingin segera berlalu
tetapi lama-lama aku merasakan kenikmatan. Aku hanya pasrah ketika dia
menikmati tubuh mulusku itu. Lingerie yang tipis itu dia buka perlahan. Aku
memakai bra saja dengan ukuran 38A, bayangkan payudaraku amatlah besar. Dia
berada diatasku dan tangannya mencoba membuka pengait braku.
Payudaraku
terlihat dengan jelas, dia sangat cepat meremas dan memainkan jemarinya. Putingku
dia putar-putar hingga menegang, putting merah kecoklatan yang menojol besar
itu dia jilat perlahan, “aaakkkhhhh
pak….ooohhhh….aaaahhhhhhhhhh…..”
Secara
bergantian dia mengulum putting susuku, tangannya juga masih meremas-remas.
Keatas dan kebawah dia memainkannya. Aku sungguh tak kuasa
menahan kenikmatan itu. Aku lihat penis pak Edi memanjang terlihat
walaupun masih menggunakan celana dalam. Dengan beringas dia menikmati tubuhku,
putingku sangatlah menonjol dibuatnya. Sesekali dia menarik dan menggigit
putting susuku, “aaaaahhh
sakit pak….ooohhhh…aaaaaakkkhh…….” rintihanku dengan lirih.

Kemudian
dia menjilati seluruh tubuhku hingga ke pusar. Tubuhku menggeliat manja
dibuatnya, aku semakin tidak tahan. Dia mencoba membuka celana dalamku yang
tipis. posisisex.com Dia membelai memekku dari tas hingga ke bawah. Kebetulan
aku membersihkan memekku hingga tidak ada bulu kemaluan. Dia tampaknya gemas
segera menjelajahi memek yang masih perawan itu, “sangat menggemaskan….” Ucap
Pak Edi.
Jarinya
membuka belahan memekku dan mencari lubang kenikmatan. Lidahnya menjulur
menjilati memekku dari luar hingga ke dalam, aku lemas dan merintih,
“aaaaahhhhhhhh….oooohh…aaaaaaaahhhh
pak….oohhh…….”

Lidahnya
berputar-putar menjilati memekku hingga basah. Entah aku seperti pipis
mengeluarkan cairan mungkin itu orgasme. Pak Edi memintaku untuk mengulum
penisnya, dia duduk disofa. Sedangkan aku dilantai duduk siap untuk mengulum
penisnya. Dia mengajariiku caranya, mulutku aku buka dan aku mencoba memasukkan
penisnya ke dalam. Sebelumnya
kau menjilati selakangan pak Edi. Penis yang menengang itu aku pegang erat.
Bulu kemaluan yang rimbun serta penis yang sangat besar. Aku mengocok penisnya
keatas dan kebawah terdengar desahan pak Edi,
“aaaahhhhhhhhhh
nikmat sayang….aaaahhhhh………..”

Aku
memasukkan penis besar itu ke dalam mulutnya sambil aku kocok. Dia pun tampak
lemas sekali 10 menit aku mengulum penisnya. Lalu aku lepaskan dia menggendong
aku ke ranjang kembali. Dadaku menempel di dadanya , aku tampaknya horni dengan
pria tua ini. Setelah itu dia kembali menciumiku dari atas hingga ke bawah.
Berubah
posisi lagi seperti angka 69, aku mengulum penisnya sedangkan pak Edi mengulum
memekku, kita berdua sudah masuk ke dalam birahi yang sangat kuat, “aaaaaahhhhhhhhhhh……….”

Aku
mengeluarkan cairan yang sangat banyak, orgasme berkali-kali. Posisi kembali
berubah, aku bertatapan dengan pak Edi kembali. Dia mencoba menggesek-gesekkan
penisnya dengan memekku,“aaasshhhhh…aaaaahhhhh…..ooohhhhhh…….”
Secara
perlahan dia mencoba memasukkan penisnya ke dalam memekku. Perlahan masuk
ujungnya aku menjerit kesakitan,“aaahhhh
sakiiit pak…..aaaakkkhhh…..”
Namun
dia memaksa kan dengan terus menekan penisnya. Sakit sekali aku menahan
kesakitan dia tetap menikmatinya. Aku meneteskan air mata kala itu, secara
perlahan penis itu masuk,“kkkrreeekkkk….”
Terdengar sobekan.
“aaaahhhhhhhh…pak
sakit…….aaaaakkkhhh….”

Selaput
keperawananku sudah pecah , penisnya sebagian masuk ke dalam. Tekanan itu
sangatlah keras, penis yang besar itu masuk ke dalam memekku. Kelur masuk
penisnya aku semakin lemas, “aaaaassshhh…aaaahhhh…aaaaaaaaakkkhhhh…pak…nikmat.. ooohh……”. Dengan
cepat dia menekan penisnya keluar masuk ke dalam. Tanganyya masih saja meremas
dan bibirnya juga mengulum putting susuku. Nikmat yang tak terkira , “ooohhhh
aaaahhh…..ooohhh……..”

Penis
itu serasa tertancap ke dalam memekku. Keluar masuk sesuka hatinya, aku lemas
terkapar di ranjang. Mataku semakin terpejam merasakan kenikmatan aku terus
mendesah manja, “aaaahhhhh…..aaahhhh…..ooohhh………..”
Secara
spontan aku mengangkat pantatku, penis itu serasa mentok ke dalam.
“aaaaaahhhhh….aaaaaahhhh……”

Pak
Edi masih saja menggoyangkan penisnya di dalam memekku. Aku tak berdaya hanya
desahan yang aku bisa. Sesekali aku menggeliat merasakan kenikmatan,
“aaaaaakkhhh…oohhh..aaahhhh…….”Tak
lama kemudian pak Edi mengeluarkan cairan yang sangat banyak. “cccrrrrroooottttttt…..cccrrrrooototttt….ccccccrrroooottt……”

Cairan
spema itu membasahi tubuhku , aku menangis. Pak Edi seperti sedang menikmati
pelacur, begitu selesai dia membersihkan badannya dan dia berkata, “segera
bersihkan badanmu , saya tunggu di mobil.”
Aku
perlahan membersihkan tubuhku sembari air mataku menetes. Aku mengenakan
kembali pakaianku dan segera menuju tempat dimana Pak Edi memparkirkan
mobilnya. Seperti itulah kisah piluku, perawanku hilang dengan seorang
renternir. Untuk melunasi hutang ibukku aku pun rela memberikan keperawananku
dengan seorang pria tua yang layaknya jadi bapakku. Sekian.