Ibu
Temanku
Ibu temanku adalah wanita yang sangat seksi
dan cantik meski usianya sudah 32 tahun, Hampir setiap hari aku melakukan onani
akibat ga kuat menahan gejolak sex melihat kemolekan tubuh ibu temanku itu,
sampai akhirnya aku tak kuasa menahan libido ini dikarenakan nafsu sex binalku
ini.
Setelah 3 minggu
aku tinggal bersama mereka, timbul nafsu birahiku untuk menyetubuhi ibu
temanku. Bagaimana tidak terangsang melihat wajah cantik yang dewasa dan
menggairahkan serta tubuh yang seksi luar biasa. Setiap ibu temanku mandi, aku selalu menyempatkan diri untuk
mengintipnya. Disitulah setiap
hari aku melakukan aktifitas ini tanpa takut ketahuan oleh ibu maupun adik dan
pembantuku. Terkadang kalau tidak sempat, aku tidak membersihkan bekas maniku
karena takut ibu temanku lebih dulu datang. Aku tidak tahu dia sadar akan hal
ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.
Pada pagi hari ibu
temanku menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan menunggu sarapan
tiba. Waktu itu pembantu sudah berangkat belanja ke pasar. Kulihat ibu temanku
hanya memakai celana dalam, sedangkan bagian atasnya dia hanya memakai kaos,
sehingga tonjolan dadanya terlihat sekali.
Mungkin dia tidak
risih berpakaian demikian karena seisi rumah biasanya hanya wanita, tetapi aku
yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku pun
mendesir. Apalagi sarapan yang kumakan kebanyakan menambah libido, sehingga
birahiku pun semakin tinggi. “Say.., celanamu kenapa..?” tanyanya.
Memang pada saat
itu batang kemaluanku tegang sekali sampai terlihat dari luar celana. Saking
kagetnya ditanya demikian, gelas yang sedang kuminum pun tumpah, untung tidak
pecah.
“Kalau minum
pelan-pelan dong, Sayang..” sahutnya sambil mendekatiku dan mengelap tumpahan
air di bajuku. Begitu dia mendekat aku merasa tidak tahan lagi. Aku segera
berdiri dan memeluknya serta menghisap lehernya. Waktu itu otakku sudah keruh
dan tak perduli apa-apa lagi.
“Say, jangan.. aku
ini ibu temanmu mu..,” hanya itu yang dia katakan, tetapi dia sedikit pun tidak
melawan, malah kemudian membiarkan aku membuka kaosnya sehingga tubuh indahnya
pun terlihat.

Aku pun mulai
menggerayangi seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar kuhisap seperti pada
waktu aku masih bayi, dan tanganku kupakai untuk memijat payudara sebelahnya
serta untuk memeluknya.
Setelah itu daerah
erotis lainnya pun segera kunikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya aku
terduduk mengarah persis di celana dalamnya. Kulihat waktu itu CD-nya sudah
basah sekali, lalu kutarik CD-nya ke bawah dan langsung aku melakuan oral seks
di liang kewanitaan ibu temanku. Waktu itu terciumlah bau khas wanita yang
sebenarnya kurang sedap, tapi bau itu merupakan bau terindah yang pernah kucium
dikarenakan nafsuku sudah memuncak. Aku pun menciumi
permukaan kemaluannya sambil lidahku menari-nari di daerah paling sensitifnya,
perbuatanku ini membuatnya melonjak seperti kesetrum. “Cukup Roy, hentikanlaah..
aah..” katanya tetapi tangannya terus memegangi kepalaku yang tenggelam di
selangkangannya, bahkan menahanku untuk tetap menjilatinya.

Saat lidahku
menjilati klitorisnya dengan lembut, tidak lama kemudian tubuh ibu temanku
mengejang dengan hebat, dan desahannya semakin keras. Aku tidak perduli lagi
dan terus menjilati kemaluan ibu temanku yang memuncratkan cairan-cairan kental
saat dia mencapai orgasme tadi. Kuhisap semua cairan yang keluar, meskipun
rasanya aneh di lidah tetapi terasa nikmat sekali.
Kemudian ibu
temanku yang terlihat lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Aku
pun segera berdiri dan melucuti pakaianku. Dia tampak terkesan melihat batang
kemaluanku yang besar dengan panjang kira-kira 15 cm dan berdiameter 4 cm. Ketika
aku mendekat, ibu temanku mendorongku hingga aku terduduk di kursi makan dengan
sisa tenaganya yang lemas.

Kupikir ibu temanku
menolak dan akan marah, tetapi dia segera berlutut mengarah ke batang
kejantananku. Mulutnya begitu dekat ke kemaluanku tetapi dia diam saja. Aku
yang sudah tidak tahan segera mendorong kepalanya menuju batang kejantananku.

Ibu temanku
langsung mengulum senjataku dengan penuh nafsu. Hal itu terlihat dari
kulumannya yang liar dan berirama cepat serta tangannya menggosok pangkal kemaluanku.

Sambil dia melakukannya, kubelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar
biasa, tidak terkira dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sampai
akhirnya aku merasa tidak tahan lagi, air maniku menyembur di dalam mulut ibu
temanku.

Dia segera
memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di
batang kejantananku dengan mulutnya. Melihat batang kejantananku masih tegang,
dia segera naik ke pangkuanku dan membimbing burungku memasuki sarangnya.

Akhirnya tenggelamlah seluruh batang kemaluanku ini ke liang senggamanya.
Gila.., rasanya luar biasa sekali. Meski aku sering jajan, tapi kuakui liang
kewaniataan ibu temanku ini terasa nikmat luar biasa dibanding lainnya.

Dia mulai naik
turun menggosok batang kejantananku sambil memeluk kepalaku sehingga aku berada
persis di belahan payudaranya. Hal itu kumanfaatkan untuk menikmati sekitar
wilayah dadanya.

Akhirnya dia berada
di puncak orgasmenya, dan langsung mengerang kenikmatan. Aku pun mulai
kewalahan menghadapi goyangannya yang semakin liar, dan akhirnya muncratlah air
maniku untuk kedua kalinya di dalam liang senggamanya.

Kami pun lalu saling
berciuman dengan mesra. Kemudian tanpa berkata apa-apa, dia langsung menuju
kamar mandi dan membersihkan badannya.
Waktu itu aku sadar
bahwa aku telah menyetubuhi ibu temanku sendiri, karena merasa bersalah aku
segera meninggalkannya untuk berangkat kuliah setelah berbenah, sementara dia
masih di kamar mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar