Kemudian
sebut saja dia dr. Irwan, dia lumayan tampan, sudah beristri namun belum
dikaruniai anak, mungkin karena dia lebih banyak menghabiskan waktu nya di
rumah sakit, dia juga merupakan idola para suster disini, wibawanya dan tutur
katanya membuat semua suster selalu mengaguminya.
Kisah ini terjadi kira-kira 3
tahun yang lalu, waktu itu aku kebetulan mendapat giliran malam, padahal besok
harinya itu hari libur karena bertepatan dengan tanggal merah, entah perayaan
apa aku tak ingat, pasien di rumah sakit itu sangat sedikit, jadi yah bias
dihitung jari, dan biasanya setelah jam 9 malam, rumah sakit itu sepi sekali,
mungkin karena letaknya juga jauh dari pusat kota, lebih termasuk ke pinggiran
kota. Cerita Panas Cerita Dewasa-Nikmatnya Ngentot Dengan Dokter | Setelah aku
mengecek kamar pasien yang di diami beberapa pasien, aku segera saja
membereskan pembukuan, setelah itu aku masuk ke dalam ruang perawat dimana
biasanya perawat berkumpul, bersitirahat, dan juga berganti baju seragamnya.
Karena lelah aku duduk sejenak di kursi empuk yang tidak ada tangannya atau
pegangan untuk tangannya. Entah karena lupa atau karena lelah aku tidak
mengunci pintu, aku melepaskan sepatu pantovel ku yang sudah membuat kaki ku
sangat pegal, aku menyandarkan kepalaku di kursi. Tiba-tiba saja dari belakang
ada yang menyentuh pundakku serasa akan memijitnya, aku kaget dan langsung
bangkit dari kursi, dan ternyata…”dr. Irwan?” ucapku kaget. “capek ya? Abis
kerja?” tanyanya lembut. “iya dok, sedikit.” Jawabku. Kemudian dr. Irwan duduk
di kursi yang aku duduki tadi, aku hanya berdiri diam di depannya, entah kenapa
saat dr. Irwan menatapku jantungku berdegub kencang, mungkin suara deguban itu
bias terdengar oleh nya. “mau saya pijitin gak, sus?” Tanya nya. “Ah… dokter
bisa aja” aku hendak beranjak melangkah, tapi kemudian, tiba-tiba saja tangan
ku ditarik oleh dr. Irwan, dan aku terjatuh tepat dipangkuannya. Dia memelukku
sangat erat dari belakang hingga aku tak bisa melepaskan pelukkannya, namun
sebenarnya aku juga senang dengan apa yang ia lakukan itu. Dia mencium leherku
dari belakang, desah nafasnya dan ciumannya membuat birahi ku naik. Sesaat dia
menciumi leherku, kemudian bibirku pun dia kerjai pula, aku pun tak tinggal
diam, ku ladeni ciumannya itu, lidah kami beradu, saling mengulum satu sama
lain. Entah setan apa yang merasuki ku malam itu, bagiku semuanya sangatlah
indah.
Tak terasa tiba-tiba tangannya sudah mulai meraba dada ku, dibukanya
kancing seragam suster ku itu, hingga beberapa kancingnya terbuka dan
mencuatlah buah dadaku yang masih menggunakan bh, lalu ditariknya keluar
payudara dari kurungannya, sesaat dr. Irwan menelan ludah melihat payudara ku
itu. “Mirna… ternyata kamu memiliki dada yang sungguh indah ya?” ucapnya
sembari mengusap puting ku. Aku hanya bisa mendesah “ah.. dokter suka ya mainin
dada Mirna?” ucapku. Tanpa menunggu waktu dia langsung mengulum dan menjilati
payudara ku dengan penuh nafsu, seperti bayi yang sedang meyusu kepada ibunya.
Aku menikmati semuanya, sembari dia terus memainkan dadaku, tangannya mulai
bergerak menuju ke bawah perutku, di bukanya kaki ku lebar-lebar, hingga rok
mini seragam ku itu pun terangkat ke pahaku, aku mengangkang sembari di pangku
dr. Irwan, aku masih tetap memunggunginya, dia memainkan jarinya di bibir
vaginaku, membuat ku benar-benar melayang, kemudian dia lanjutkan dengan
memasukkan jarinya ke dalam vagina ku, di mainkannya vagina ku itu dengan
jari-jarinya, sentuhan itu membuat vagina ku mulai basah, tapi rupanya dr.
Irwan tau kalo aku ingin segera dipuaskan, tiba-tiba saja dia menghentikan
perbuatannya.

Dia menyuruh ku duduk menghadap dia, aku pun kini seperti
berlutut dihadapannya, dibukanya celana dia, nampaklah senjatanya yang sudah
berdiri keras, rupanya dia juga ikut terangsang tadi, dia menyuruhku untuk
mengulum penisnya, mulanya aku takut, karena ini baru pertama kali buatku, tapi
dengan sabar dia menuntunku, yang akhirnya dia pun mulai merasakan
hisapan-hisapan mulutku, aku jilat dan ku sedot penisnya itu hingga basah.

Kemudian
tiba-tiba dia menyuruhku menghentikannya dan memintaku untuk duduk
menghadapnya, aku pun duduk dihadapannya kini, dia menurunkan cd ku, lalu dia
memintaku untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina ku. Aku sempat takut
“dokter, saya takut, saya masih perawan dok…” “justru itu Mir, akan terasa enak
loch, memang sakit diawal, tapi lama-kelamaan juga enak” ucapnya sambil mencium
untuk menenangkan ku, setelah cukup tenang, dia mulai perlahan memasukkan
penisnya ke dalam, “ah… ah….. au…”jeritku merintih menahan sakit dan perih.

Dr.
Irwan memang sangat luar biasa, karena takut menyakiti ku dia pun sangat halus
dalam melakukannya, dia memasukkan penisnya inchi demi inchi, dan akhirnya
blessssssss… penis dr. Irwan telah masuk semua ke dalam vagina ku, tapi dia
tidak lantas menggenjotku, dia justru membuat ku seperti dimanjakan, menciumi
ku, memainkan payudaraku, dan secara perlahan dia menggerakkan badannya naik
turun, membuat penis nya juga ikut bergerak menusuk vaginaku, sesaat ku rasakan
darah keperawananku mengalir ketika dr. Irwan mendorong badannya dengan keras,
dan membuat penisnya menusuk terlalu dalam, waktu itu aku hanya menjerit
“ah……sa..kittt… dok” rintihku. “gapapa Mir, entar lagi juga enak koq sayang”
balasnya.

Akhirnya selang beberapa menit ku rasakan ada yang menjalar hebat di
dalam tubuhku, dr. Irwan mempercepat gerakannya menusuk vagina ku, dan “ah…
dokter Mirna rasanya pingin pipis nech…ah………” ucapku, “ keluarin aja Mirna, itu
bikin kamu lebih enak” ucapnya, dan ….”ah………………., keluar dok” ucapku, tubuhku
mengejang hebat, ku rasakan ada cairan yang mengalir keluar hingga sepertinya
membasahi pahaku. “enak kan saying?” ucap dr. Irwan. “Iyah… dokter pinter
banget bikin aku lemes gini ah…………” itu adalah orgasme ku yang pertama.

Kemudian dr. Irwan menyuruhku berdiri, kemudian sedikit menungging, aku
menghadap meja yang ada di depanku, dr. Irwan kemudian mulai menggenjotku dari
belakang, dan ini membuat ku sungguh melayang, benar-benar dokter yang hebat,
pikirku dalam hati, dia terus menggenjotku, gerakannya semakin cepat, aku tahu
rupanya dia juga akan klimaks, “mau dikeluarin dimana Mir?” “di dalam aja dok,
aku lagi gak masa subur koq, lagian aku juga pingin tau rasanya dimasukkin
sperma dokter” ucapku waktu itu, dan tiba-tiba.. crot.. crot… sperma dr. irwan
keluar, mungkin karena banyak hingga keluar pula dari vagina ku, dan menetes di
lantai.

Dr. Irwan kemudian memelukku dari belakang dan mencium bibirku, aku pun
membalasnya, kami saling melumat lidah kami, dan setelah itu kami pun membenahi
diri kami, aku pun membersihkan ceceran sperma di lantai. Dr. Irwan duduk di
kursi bersitirahat sejenak, aku pun merapikan pakaian ku, kami juga sempat
melakukan beberapa kali frenchkiss sebelum akhirnya dr. Irwan keluar dari
ruangan itu. Malam itu benar-benar malam yang sangat indah buat ku. Dan setelah
malam itu pun kami sering melakukannya tanpa di ketahui oleh suster yang lain,
karena kamiselalu berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa di hadapan orang
lain. Hal itu terjadi selama 3 tahun aku bekerja di rumah sakit itu, dan kini
aku sudah pindah juga telah mempunyai seorang suami dan seorang anak, tapi
tetap saja aku selalu merindukan saat-saat indah bersama dr. Irwan, dokter
pujaanku itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar