Saat itu aku baru lulus SMA, aku
melanjutkan kuliah di Bandung. Di sana aku tinggal di rumah pamanku. Paman dan
bibi dengan senang hati menerimaku tinggal di rumah mereka, karena paman dan
bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak sampai saat itu, jadi
kata mereka biar suasana rumahnya tambah ramai dengan kehadiranku.
Pamanku ini adalah adik ibuku paling
kecil, saat itu dia baru berumur 35 tahun. Rumah pamanku sangat luas, di sana
ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah
seorang pengusaha sukses yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di rumah itu
juga ada 3 orang pembantu, 2 cewek dan seorang bapak tua berusia setengah umur,
yang bertugas sebagai tukang kebun.
Bibiku baru berumur 31 tahun, orangnya sangat cantik dengan badannya yang
termasuk kecil mungil akan tetapi padat berisi, sangat serasi berbentuknya
seperti gitar spanyol, badannya tidak terlalu tinggi kurang lebih 155 cm.
Dadanya yang kecil terlihat padat kencang dan agak menantang. Pinggangnya
sangat langsing dengan perutnya yang rata, akan tetapi kedua bongkahan
pantatnya sangat padat menantang. Wajahnya yang sangat ayu itu, manis benar
untuk dipandang. Kulitnya kuning langsat, sangat mulus.
Kedua pembantu cewek tersebut, yang satu
adalah janda berumur 27 tahun bernama Trisni dan yang satu lagi lebih muda,
baru berumur 18 tahun bernama Erni. Si Erni ini, biarpun masih berumur begitu
muda, tapi sudah bersuami dan suaminya tinggal di kampung, bertani katanya.
Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidurtiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.
Tibatiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, Den Eric.., apa sudah bangun..? terdengar suara Trisni.
Suatu hari ketika kuliahku sedang libur dan paman dan bibiku sedang keluar kota, aku bangun agak kesiangan dan sambil masih tidurtiduran di tempat tidur aku mendengar lagu dari radio.
Tibatiba terdengar ketukan pada pintu kamarku, lalu terdengar suara, Den Eric.., apa sudah bangun..? terdengar suara Trisni.
Yaa.. ada apa..? jawabku.
Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..! katanya lagi.
Oh.. yaa. Bawa masuk saja..! jawabku lagi.
Ini Den. Saya bawakan kopi buat Aden..! katanya lagi.
Oh.. yaa. Bawa masuk saja..! jawabku lagi.
Kemudian pintu dibuka, dan terlihat Trisni
masuk sambil tangannya membawa nampan yang di atasnya terdapat secangkir kopi
panas dan pisang goreng.
Ketika dia sedang meletakkan kopi dan pisang goreng di
meja di samping tempat tidurku, badannya agak merapat di pinggir tempat tidur
dan dalam posisi setengah membungkuk, terlihat dengan jelas bongkahan pantatnya
yang montok dengan pinggang yang cukup langsing ditutupi kain yang dipakainya.
Melihat pemandangan yang menarik itu dengan cepat rasa isengku bangkit, apalagi
ditunjang juga dengan keadaan rumah yang sepi, maka dengan cepat tanganku
bergerak ke obyek yang menarik itu dan segera mengelusnya.
Trisni terkejut dan dengan segera
menghindar sambil berkata, Iihh.., ternyata Den Eric jail juga yaa..!
Melihat wajah Trisni yang masemmasem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.
Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!
Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.
Melihat wajah Trisni yang masemmasem itu tanpa memperlihatkan ekspresi marah, maka dengan cepat aku bangkit dari tempat tidur dan segera menangkap kedua tangannya.
Aahh.. jangaann Deenn, nanti terlihat sama si Erni, kan malu atuu..!
Tapi tanpa memperdulikan protesnya, dengan cepat kutarik badannya ke arahku dan sambil mendekapnya dengan cepat bibirku menyergap bibirnya yang karena terkejut menjadi agak terbuka, sehingga memudahkan lidahku menerobos masuk ke dalam mulutnya.
Dengan segera kusedot bibirnya, dan
lidahku kumainmainkan dalam mulutnya, memelintir lidahnya dan mengeluselus
bagian langitlangit mulutnya. Dengan cepat terdengar suara dengusan keluar dari
mulutnya dan kedua matanya membelalak memandangku.
Dadanya yang montok itu
bergerak naik turun dengan cepat, membuat nafsu birahiku semakin meningkat.
Tangan kiriku dengan cepat mulai bergerilya pada bagian dadanya yang menonjol
serta merangsang itu, mengeluselus kedua bukit kembar itu disertai
ramasanramasan gemas, yang dengan segera membangkitkan nafsu Trisni juga. Hal
itu terlihat dari wajahnya yang semakin memerah dan nafasnya yang semakin
ngosngosan.
Tibatiba terdengar suara dari arah dapur
dan dengan cepat aku segera melepaskannya, Trisni juga segera membereskan
rambut dan bajunya yang agak acakacakan akibat seranganku tadi.
Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!
Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?
Entar nanti ajalah..! katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.
Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BHnya.
Sambil menjauh dariku, dia berkata dengan pelan, Tuhkan.., apa yang Trisni katakan tadi, hampir saja kepergok, Adeen genit siih..!
Sebelum dia keluar dari kamarku, kubisikan padanya, Triis, ntar malam kalau semua sudah pada tidur kita teruskan yah..?
Entar nanti ajalah..! katanya dengan melempar seulas senyum manis sambil keluar kamarku.
Malamnya sekitar jam 21.00, setelah semua tidur, Trisni datang ke ruang tengah, dia hanya memakai pakaian tidur yang tipis, sehingga kelihatan CD dan BHnya.
Eeh, apa semua sudah tidur..? tanyaku.
Sudah Den..! jawabnya.
Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.
Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin hot saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat.
Sudah Den..! jawabnya.
Untuk lebih membuat suasana makin panas, aku telah menyiapkan film BF yang kebetulan dapat pinjam dari teman. Lalu aku mulai menyetel film itu dan ternyata pemainnya antara seorang pria Negro dan wanita Asia.
Terlihat adegan demi adegan melintas pada layar TV, makin lama makin hot saja, akhirnya sampai pada adegan dimana keduanya telah telanjang bulat.
Si pria
Negro dengan tubuhnya tinggi besar, hitam mengkilat apalagi penisnya yang telah
tegang itu, benarbenar dasyat, panjang, besar, hitam mengkilat
kecoklatcoklatan, sedangkan ceweknya yang kelihatan orang Jepang atau orang
Cina, dengan badannya kecil mungil tapi padat, kulitnya putih bersih benarbenar
sangat kontras dengan pria Negro tersebut.
Dengan sigap si Negro terlihat mengangkat
cewek tersebut dan menekan ke tembok. Terlihat dari samping penisnya yang
panjang hitam itu ditempatkan pada belahan bibir kemaluan cewe yang putih
kemerahmerahan. Secara perlahanlahan mulai ditekan masuk, dari mulut cewe
tersebut terdengar keluhan panjang dan kedua kakinya menggelepargelepar, serta
kedua bolah matanya terputarputar sehingga lebih banyak kelihatan putihnya.
Sementara penis hitam si Negro terlihat makin terbenam ke dalam kemaluan
cewenya, benarbenar suatu adegan yang sangat merangsang. Selang sejenak terlihat
pantat si Negro mulai memompa, makin lama makin cepat, sementara cewe itu
menggeliatgeliat sambil setengah menjeritjerit.
Aduuh.., Den. Kasian tu cewe, Negronya kok
sadis benar yaah..? Iihh.., ngilu rasanya melihat barang segede itu..! guman
Trisni setengah berbisik sambil kedua bahunya agak menggigil, sedangkan
wajahnya tampak mulai memerah dan nafasnya agak tersengalsengal.
Wah.., Tris kan yang gede itu enak rasanya. Coba bayangkan kalau barangnya si
Negro itu mengadukaduk itunya Trisni. Bagaimana rasanya..? sahutku.
Iih.., Aden jorok aahh..! sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.
Iih.., Aden jorok aahh..! sahut Trisni disertai bahunya yang menggigil, tapi matanya tetap terpaku pada adegan demi adegan yang makin seru saja yang sedang berlangsung di layar TV.
Melihat keadaan Trisni itu, dengan
diamdiam aku meluncurkan celana pendek yang kukenakan sekalian dengan CD,
sehingga senjataku yang memang sudah sangat tegang itu meloncat sambil
menganggukanguk dengan bebas. Melihat penisku yang tidak kalah besarnya dengan
si Negro itu terpampang di hadapannya, kedua tangannya secara refleks menutup
mulutnya, dan terdengar jeritan tertahan dari mulutnya.
Kemudian penisku itu kudekatkan ke
wajahnya, karena memang posisi kami pada waktu itu adalah aku duduk di atas
sofa, sedangkan Trisni duduk melonjor di lantai sambil bersandar pada sofa
tempat kududuk, sehingga posisi barangku itu sejajar dengan kepalanya. Segera
kupegang kepala Trisni dan kutarik mendekat ke arahku, sehingga badan Trisni
agak merangkak di antara kedua kakiku. Kepalanya kutarik mendekat pada
kemaluanku, dan aku berusaha memasukkan penisku ke mulutnya. Akan tetapi dia
hanya mau menciuminya saja, lidahnya bermainmain di kepala dan di sekitar
batang penisku. Lalu dia mulai menjilati kedua buah pelirku, waahh.., geli
banget rasanya.

Akhirnya kelihatan dia mulai meningkatkan
permainannya dan dia mulai menghisap penisku pelanpelan. Ketika sedang
asyikasyiknya aku merasakan hisapan Trisni itu, tibatiba si Erni pembantu yang
satunya masuk ke ruang tengah, dan dia terkejut ketika melihat adegan kami.
Kami berdua juga sangat kaget, sehingga aktivitas kami jadi terhenti dengan
mendadak.
Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..! ancamku. Ii.. ii.. iyaa.. Deen..! jawabnya terbatabata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..! sahutkku.
Ehh.., Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya..! Awas kalau lapor..! ancamku. Ii.. ii.. iyaa.. Deen..! jawabnya terbatabata sambil matanya setengah terbelalak melihat kemaluanku yang besar itu tidak tertutup dan masih tegak berdiri.
Kamu duduk di sini aja sambil nonton film itu..! sahutkku.
Dengan diamdiam dia segera duduk di lantai
sambil matanya tertuju ke layar TV.
Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.
Aku kemudian melanjutkan aktivitasku terhadap Trisni, dengan melucuti semua baju Trisni. Trisni terlihat agak kikuk juga terhadap Erni, akan tetapi melihat Erni yang sedang asyik menonton adegan yang berlasung di layar TV itu, akhirnya diam saja membiarkanku melanjutkan aktivitasku itu.
Setelah bajunya kulepaskan sampai dia
telanjang bulat, kutarik badannya ke arahku, lalu dia kurebahkan di sofa
panjang. Kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, hanya bagian pantatnya ke atas
yang tergeletak di sofa. Sambil membuka bajuku, kedua kakinya segera
kukangkangi dan aku berlutut di antara kedua pahanya. Kedua tanganku kuletakkan
di atas pinggulnya dan jarijari jempolku menekan pada bibir kemaluannya,
sehingga kedua bibir kemaluannya agak terbuka dan aku mulai menjilati permukaan
kemaluannya, ternyata kemaluannya sudah sangat basah.

Deen.., oh Deen..! Uuenaak..! rintihnya tanpa sadar.
Sambil terus menjilati kemaluannya Trisni,
aku melirik si Erni, tapi dia purapura tidak melihat apa yang kami lakukan,
akan tetapi dadanya terlihat naik turun dan wajahnya terlihat memerah. Tidak
berselang lama kemudian badannya Trisni bergetar dengan hebat dan pantatnya
terangkat ke atas dan dari mulutnya terdengar desahan panjang. Rupanya dia
telah mengalami orgasme. Setelah itu badannya terkulai lemas di atas sofa,
dengan kedua kakinya tetap terjulur ke lantai, matanya terpejam dan dari
wajahnya terpancar suatu kepuasan, pada dahinya terlihat bitikbintik keringat.
Aku lalu berjongkok di antara kedua
pahanya yang masih terkangkang itu dan kedua jari jempol dan telunjuk tangan
kiriku kuletakkan pada bibir kemaluannya dan kutekan supaya agak membuka,
sedang tangan kananku kupegang batang penisku yang telah sangat tegang itu yang
berukuran 19 cm, sambil kugesekgesek kepala penisku ke bibir vagina Trisni.
Akhirnya kutempatkan kepala penisku pada bibir kemaluan Trisni, yang telah
terbuka oleh kedua jari tangan kiriku dan kutekan penisku pelanpelan. Bles..!
mulai kepalanya menghilang pelanpelan ke dalam vagina Trisni diikuti patang
penisku, centi demi centi menerobos ke dalam liang vaginanya.
Sampai akhirnya amblas semua batang
penisku, sementara Trisni mengerangerang keenakan.

Aduhh.. eennaak.., ennkk Deen. Eenak..!
Aku menggerakan pinggulku maju mundur
pelanpelan, sehingga penisku keluar masuk ke dalam vagina Trisni. Terasa masih
sempit liang vagina Trisni, kepala dan batang penisku serasa dijepit dan
diuruturut di dalamnya. Amat nikmat rasanya penisku menerobos sesuatu yang
kenyal, licin dan sempit. Rangsangan itu sampai terasa pada seluruh badanku
sampai ke ujung rambutku.
Aku melirik ke arah Erni, yang sekarang secara terangterangan telah memandang
langsung ke arah kami dan melihat apa yang sedang kami lakukan itu.
Sini..! Daripada bengong aja mendingan kamu ikut.., ayo sini..! kataku pada
Erni.
Lalu dengan masih malumalu Erni
menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi, Trisni kusuruh menungging, telungkup
di sofa. Sekarang dia berlutut di lantai, dimana perutnya terletak di sofa. Aku
berlutut di belakangnya dan kedua pahanya kutarik melebar dan kumasukkan
penisku dari belakang menerobos ke dalam vaginanya. Kugarap dia dari belakang
sambil kedua tanganku bergerilya di tubuh Erni.

Kueluselus dadanya yang masih terbungkus
dengan baju, kuusapusap perutnya. Ketika tanganku sampai di celana dalamnya,
ternyata bagian bawah CDnya sudah basah, aku mencium mulutnya lalu kusuruh dia
meloloskan blouse dan BHnya. Setelah itu aku menghisap putingnya bergantiganti,
dia kelihatan sudah sangat terangsang. Kusuruh dia melepaskan semua sisa
pakaiannya, sementara pada saat bersamaan aku merasakan penisku yang berada di
dalam vagina Trisni tersiram oleh cairan hangat dan badan Trisni
terlonjaklonjak, sedangkan pantatnya bergetar.

Oohhh.., rupanya Trisni
mengalami orgasme lagi pikirku. Setelah badannya bergetar dengan hebat, Trisni
pun terkulai lemas sambil telungkup di sofa.
Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelanpelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.
Lalu kucabut penisku dan kumasukkan pelanpelan ke vagina si Erni yang telah kusuruh tidur telentang di lantai. Ternyata kemaluan Erni lebih enak dan terasa lubangnya lebih sempit dibandingkan dengan kemaluan Trisni. Mungkin karena Erni masih lebih muda dan jarang ketemu dengan suaminya pikirku.

Setelah masuk semua aku baru merasakan
bahwa vagina si Erni itu dapat mengempotempot, penisku seperti diremasremas dan
dihisaphisap rasanya.
Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..? kataku dan si Erni hanya senyumsenyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat. Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..! dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks. Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..! rintihnya terputusputus sambil badannya mengejangngejang.
Uh enak banget memekmu Errr. Kamu apain itu memekmu heh..? kataku dan si Erni hanya senyumsenyum saja, lalu kupompa dengan lebih semangat. Den.., ayoo lebih cepat..! Deen.. lebih cepat. Iiih..! dan kelihatan bahwa si Erni pun akan mencapai klimaks. Iihh.. iihh.. iihh.. hmm.. oohh.. Denn.. enaakk Deen..! rintihnya terputusputus sambil badannya mengejangngejang.

Aku mendiamkan gerakan penisku di dalam
lubang vagina Erni sambil merasakan ramasan dan empotan vagina Erni yang lain
dari pada lain itu. Kemudian kucabut penisku dari kemaluan Erni, Trisni
langsung mendekat dan dikocoknya penisku dengan tangannya sambil dihisap
ujungnya. Kemudian gantian Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok
di depanku dan bergantian menghisaphisap dan mengocokngocok penisku.
Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyutdenyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar. Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..! mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.
Tidak lama kemudian aku merasakan penisku mulai berdenyutdenyut dengan keras dan badanku mulai bergetar dengan hebat. Sesuatu dari dalam penisku serasa akan menerobos keluar, air maniku sudah mendesak keluar. Akuu ngak tahan niihh.., mauu.. keluaar..! mulutku mengguman, sementara tangan Erni terus mengocok dengan cepat batang penisku.
Dan beberapa detik kemudian, Crot.. croot.. croot.. crot..! air maniku memancar
dengan kencang yang segera ditampung oleh mulut Erni dan Trisni.

Empat kali semprotan yang kurasakan, dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Aku pun terkulai lemas sambil telentang di atas sofa.
Selama sebulan lebih aku bergantian mengerjai keduanya, kadangkadang barengan juga.
Pada suatu hari paman memanggilku, Ric Paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih dua minggu, kamu jaga rumah yaaa..! Nemenin Bibi kamu ya..! kata pamanku.
Iya deeh. Aku nggak akan dolandolan..!
jawabku.
Dalam hatiku, Kesempatan datang niihh..!
Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya.. gumanku dalam hati.
Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..! pikirku dalam hati.
Dalam hatiku, Kesempatan datang niihh..!
Bibi tersenyum manis padaku, kelihatan senyumnya itu sangat polos.
Hhmm.., tak tau dia bahaya sedang mengincarnya.. gumanku dalam hati.
Niatku ingin merasakan tubuh bibi sebentar lagi pasti akan kesampaian.
Sekarang nih pasti akan dapat kunikmati tubuh Bibi yang bahenol..! pikirku dalam hati.
Setelah keberangkatan paman, malam harinya
selesai makan malam dengan bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah.
Bibi menghampiriku sambil berkata, Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..! sambil berjalan masuk ke kamarnya.
Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apaapa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.
Bibi menghampiriku sambil berkata, Ric, badan Bibi agak cape hari ini, Bibi mau tidur duluan yaa..! sambil berjalan masuk ke kamarnya.
Tadinya aku mau melampiaskan niat malam ini, tapi karena badan bibi kelihatan agak tidak fit, maka kubatalkan niatku itu. Kasihan juga ngerjain bibi dalam keadaan kurang fit dan lagian rasanya kurang seru kalau nanti belum apaapa bibi sudah lemas. Tapi dalam hatiku aku bertekad untuk dapat menaklukkan bibi pada malam berikutnya.
Malam itu memang tidak terjadi apaapa,
tapi aku menyusun rencana untuk dapat menaklukkan bibi. Pada malam berikutnya,
setelah selesai makan malam bibi langsung masuk ke dalam kamarnya. Selang
sejenak dengan diamdiam aku menyusulnya. Pelanpelan kubuka pintu kamarnya yang
kebetulan tidak dikunci. Sambil mengintip ke dalam, di dalam kamar tidak
terlihat adanya bibi, tapi dari dalam kamar mandi terdengar suara air disiram.
Rupanya bibi berada di dalam kamar mandi, aku pun dengan berjingkatjingkat
langsung masuk ke kamar bibi. Aku kemudian bersembunyi di bawah kolong tempat
tidurnya.
Selang sesaat, bibi keluar dari kamar
mandi. Setelah mengunci pintu kamarnya, bibi mematikan lampu besar, sehingga
ruang kamarnya sekarang hanya diterangi oleh lampu tidur yang terdapat di meja,
di sisi tempat tidurnya. Kemudian bibi naik ke tempat tidur. Tidak lama
kemudian terdengar suara napasnya yang berbunyi halus teratur menandakan bibi
telah tertidur. Aku segera keluar dari bawah tempat tidurnya dengan hatihati,
takut menimbulkan suara yang akan menyebabkan bibi terbangun.
Kulihat bibi tidur
tidak berselimut, karena biarpun kamar bibi memakai AC, tapi kelihatan ACnya
diatur agar tidak terlalu dingin. Posisi tidur bibi telentang dan bibi hanya
memakai baju daster merah muda yang tipis. Dasternya sudah terangkat sampai di
atas perut, sehingga terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis,
sehingga terlihat belahan kemaluan bibi yang ditutupi oleh rambut hitam halus
kecoklatcoklatan. Buah dada bibi yang tidak terlalu besar tapi padat itu
terlihat samarsamar di balik dasternya yang tipis, naik turun dengan teratur.
Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah
dada bibi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang coklat muda kecil.
Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benarbenar terangsang hebat.
Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan
gagahnya, siap tempur. Perlahanlahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan
tanganku secara hatihati kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan bibi yang
mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahanlahan tanganku mulai
mengeluselus kemaluan bibi dan juga bagian paha atasnya yang benarbenar licin
putih mulus dan sangat merangsang.
Terlihat bibi agak bergeliat dan mulutnya
agak tersenyum, mungkin bibi sedang mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku
melakukan kegiatanku dengan hatihati takut bibi terbangun. Perlahanlahan
kulihat bagian CD bibi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya
bibi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis
perlahan dan badannya menggeliat perlahan. Aku makin tersangsang
melihat pemandangan itu.
Cepat kubuka semua baju dan CDku,
sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Penisku yang 19 cm itu telah berdiri
kencang mengangukangguk mencari mangsa. Dan aku membelai buah dadanya, dia
masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris bibiku tempat
paling suka dicumbui, aku tahu hal tersebut dari filmfilm bibiku. Lalu tanganku
yang satu mulai gerilya di daerah vaginanya. Kemudian perlahanlahan aku
menggunting CD mini bibi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur
bibi.
Sekarang kemaluan bibi terpampang dengan
jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahanlahan kedua kaki bibi kutarik melebar,
sehingga kedua pahanya terpentang. Dengan hatihati aku naik ke atas tempat
tidur dan bercongkok di atas bibi. Kedua lututku melebar di samping pinggul
bibi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul bibi. Tangan
kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan bibi, sehingga
sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas bibi.
Tangan kiriku memegang batang penisku.
Perlahanlahan kepala penisku kuletakkan pada belahan bibir kemaluan bibi yang
telah basah itu. Kepala penisku yang besar itu kugosokgosok dengan hatihati
pada bibir kemaluan bibi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut bibi dan
badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan
perlahanlahan kepala kemaluanku membelah bibir kemaluan bibi.

Sekarang kepala kemaluanku terjepit di
antara bibir kemaluan bibi. Dari mulut bibi tetap terdengar suara mendesis
perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil
resiko, sebelum bibi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan bibi dengan
menempatkan posisi penisku di dalam lubang vagina bibi. Sebab itu segera
kupastikan letak penisku agar tegak lurus pada kemaluan bibi.
Dengan bantuan
tangan kiriku yang terus membimbing penisku, kutekan perlahanlahan tapi pasti
pinggulku ke bawah, sehingga kepala penisku mulai menerobos ke dalam lubang
kemaluan bibi.

Kelihatan sejenak kedua paha bibi bergerak
melebar, seakanakan menampung desakan penisku ke dalam lubang kemaluanku.
Badannya tibatiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak
bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka
seakanakan siap untuk berteriak. Dengan cepat tangan kiriku yang sedang
memegang penisku kulepaskan dan buruburu kudekap mulut bibi agar jangan
berteriak. Karena gerakanku yang tibatiba itu, posisi berat badanku tidak dapat
kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah,
sehingga tidak dapat dicegah lagi penisku menerobos masuk ke dalam lubang
kemaluan bibi dengan cepat.

Badan bibi tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku. Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..! desahnya tidak jelas.
Kemudian badannya mengeliatgeliat dengan hebat, kelihatan bibi sangat kaget dan
mungkin juga kesakitan akibat penisku yang besar menerobos masuk ke dalam
kemaluannya dengan tibatiba.

Meskipun bibi merontakrontak, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakangerakan bibi dengan kedua kaki bibi yang merontaronta itu, penisku yang telah terbenam di dalam vagina bibi terasa dipelintirpelintir dan seakanakan dipijitpijit oleh otototot dalam vagina bibi. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.
Karena sudah kepalang tanggung, maka
tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang
seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan bibi, kepalaku kuletakkan di
samping kepala bibi sambil berbisik kekuping bibi.
Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilatjilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahanlahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.
Bii.., bii.., ini aku Eric. Tenang bii.., sshheett.., shhett..! bisikku.
Bibi masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut bibi, aku menjilatjilat kuping bibi dan pinggulku secara perlahanlahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.
Perlahanlahan badan bibi yang tadinya
tegang mulai melemah.
Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?
Perlahanlahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
Kemudian Bibi berkata, Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!
Aku diam saja, tidak menjawab apaapa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijitmijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.
Kubisikan lagi ke kuping bibi, Bii.., tanganku akan kulepaskan dari mulut bibi, asal bibi janji jangan berteriak yaa..?
Perlahanlahan tanganku kulepaskan dari mulut bibi.
Kemudian Bibi berkata, Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Bibi..!
Aku diam saja, tidak menjawab apaapa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijitmijit buah dada bibi, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras.
Rupanya meskipun wajah bibi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan bibi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi.
Akhirnya dari mulut bibi terdengar suara,
Oohh.., oohh.., sshhh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!

Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahanlahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan pushup.
Dalam posisi ini, penisku menghujam
kemaluan bibi dengan bebas, melakukan seranganserangan langsung ke dalam lubang
kemaluan bibi. Kepalaku tepat berada di atas kepala bibi yang tergolek di atas
kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata bibi yang sedang meram melek
dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesisdesis. Selang sejenak
setelah merasa pasti bahwa bibi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan
kegiatanku. Setelah mencabut penisku dari dalam kemaluan bibi, aku berbaring
setengah tidur di samping bibi. Sebelah tanganku mengeluselus buah dada bibi
terutama pada bagian putingnya.
Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..! katanya.
Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada bibimu..! katanya.
Sebelum menjawab aku menarik badan bibi
menghadapku dan memeluk badan mungilnya dengan hatihati, tapi lengket ketat ke
badan. Bibirku mencari bibinya, dan dengan gemas kulumat habis. Wooww..!
Sekarang bibi menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang
menarinari di mulutnya.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.
Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu.
Sambil memandang langsung ke dalam kedua
matanya dengan mesra, aku berkata, Bii.. sebenarnya aku sangat sayang sekali
sama Bibi, Bibi sangat cantik lagi ayu..!
Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakanakan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.
Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesagesa.
Sambil berkata itu kucium lagi bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku, Setiaap kali melihat Bibi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakanakan Bibi adalah milikku, jadi Bibi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Bibi seutuhnya.
Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesagesa.
Ciumanku kali ini sangat panjang,
seakanakan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku.
Ini kulakukan dengan perasaan cinta kasih yang setulustulusnya. Rupanya bibi
dapat juga merasakan perasaan sayangku padanya, sehingga pelukan dan ciumanku
itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.Beberapa
lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di
samping bibi, sehingga bibi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang
itu.
Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.
Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Bibi merasa sangat penuh dalam badan Bibi. katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman.

Lalu aku mulai memeluknya kembali dan
mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke leher dan terus kedua
buah dadanya yang tidak terlalu besar tapi padat itu. Pada bagian ini mulutku
melumatlumat dan menghisaphisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung
putingnya bergantiganti, kiri dan kanan.
Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliatgeliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesisdesis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermainmain sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.
Sementara aksiku sedang berlangsung, badan bibi menggeliatgeliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesisdesis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, bibi belum pernah melahirkan. Bermainmain sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.
Pada bagian kemaluan bibi, mulutku dengan cepat
menempel ketat pada kedua bibir kemaluannya dan lidahku bermainmain ke dalam
lubang vaginanya. Mencaricari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan
daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan bibi
bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke
bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya,
Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!
Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahanlahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermainmain di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tibatiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.
Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahanlahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala bibi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala bibi. Rupanya bibi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan bibi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala penis menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat. Ketika ujung lidah bibi mulai bermainmain di seputar kepala penisku, suatu perasaan nikmat tibatiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku.

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu,
saling hisapmengisap, jilatmenjilat seakanakan berlombalomba ingin memberikan
kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan
kegiatanku dan berbaring telentang di samping bibi. Kemudian sambil telentang
aku menarik bibi ke atasku, sehingga sekarang bibi tidur tertelungkup di
atasku. Badan bibi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kedua paha bibi
kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga
dengan terasa penisku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung
terjepit di antara kedua bibir kemaluan bibi.
Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada
pantat bibi dan sentakan ke atas pantatku, maka penisku langsung menerobos
masuk ke dalam lubang kemaluan bibi. Amblas semua batangku.
Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.
Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliatgeliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyanggoyang di atasku.
Aahh..! terdengar keluhan panjang kenikmatan keluar dari mulut bibi.
Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa bibi sudah mau klimaks. Bibi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliatgeliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai, sedang kedua buah dadanya yang kecil padat itu bergoyanggoyang di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di
lemari, kelihatan pinggul bibi yang sedang berayunayun di atasku. Batang
penisku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika bibi bergerak naik
turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tibatiba sesuatu
mendesak dari dalam penisku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu
perasaan nikmat pada seluruh badanku. Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan
menyemprot dengan keras ke dalam lubang vagina bibi, yang pada saat bersamaan
pula terasa berdenyutdenyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di
atasku bergetar dengan hebat dan terlonjaklonjak. Kedua tangannya mendekap
badanku dengan keras.
Pada saat bersamaan kami berdua mengalami
orgasme dengan dasyat. Akhirnya bibi tertelungkup di atas badanku dengan lemas
sambil dari mulut bibi terlihat senyuman puas.
Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!
Setelah beristirahat, kemudian kami bersamasama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengeluselus dan memijitmijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.
Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Bibi kepuasan sejati..!
Setelah beristirahat, kemudian kami bersamasama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengeluselus dan memijitmijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi. Dengan setengah membopong badan bibi yang mungil itu dan kedua tangan bibi menggelantung pada leherku, kedua kaki bibi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat bibi dan menekan, penisku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan bibi.

Aaughh.. oohh.. oohh..! terdengar rintihan
bibi sementara aku menggerakangerakan pantatku majumundur sambil menekan ke
atas.
Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.
Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.
Dalam posisi ini, dimana berat badan bibi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh penisku, maka dengan cepat bibi mencapai klimaks.
Aaduhh.. Riic.. Biiibii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..! dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, bibi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.
Dengan penisku masih berada di dalam
lubang kemaluan bibi, aku terus membopongnya. Aku membawa bibi ke tempat tidur.
Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot bibi yang telah lemas dengan
sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat pantatku. Kupeluk badan
bibi erat sambil merasakan airmaniku menyemprot, tumpah dengan deras ke dalam
lubang kemaluan bibi, mengisi segenap relungrelung di dalamnya.

Semalaman itu kami masih melakukan
persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar. Sejak
saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyisembunyi
bersetubuh, diselang seling mengerjai si Trisni dan Erni apabila ada waktu
luang. Hal ini berlangsung terus tanpa paman mengetahuinya sampai saya lulus
serjana dan harus pindah ke Jakarta, karena diterima kerja di suatu perusahaan
asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar