Lagi, Lagi, Dan Lagi
Saat
tersebut kegiatan belajar mengajar siswa siang sedang berlangsung. Sementara
siswa pagi sudah meninggalkan sekolah. Akan tetapi ternyata ada seorang pelajar
putri pagi yg masih berada di lingkungan sekolah. Ia berjalan menuju ke bagian
belakang sekolah. Ia sebenarnya mengenakan seragam putih abu-abu biasa. Akan
tetapi apabila diperhatikan dgn jeli, pakaian seragam yg sekarang dipakainya
terlihat baru; enggak sama dgn yg dipakainya pagi tadi. Bahkan bra yg dikenakan
dibalik pakaian seragamnya pun juga beda. Selain modelnya, warnanya pun juga
beda. Pagi tadi ia mengenakan bra warna coklat, sekarang biru tua. Wajahnya
segar seperti baru mandi kurang dari sejam yg lalu dan ujung rambutnya pun
sebagian masih sedikit basah.
Tak
jelas apa keperluan perempuan ini datang kembali ke sekolah siang-siang begini.
Padahal sebelumnya ia sudah meninggalkan sekolah seusai pelajaran terakhiir
selesaii pukul 12.30. Pelajar putri tersebut berjalan menuju ke arah belakang
sekolah. Bisa jadi ia balik ke sekolah dari rumahnya kerana ada barangnya yg
cukup berharga yg ketiinggalan (handphone, misalnya). Dan sepertinya barangnya
tersebut tertinggal di kantin kerana kini ia berjalan menuju kesana.
Saat
pelajar putri tersebut berjalan tak jauh dari kantin, muncullah seorang siswa
yg juga memakaii seragam SMU dari dalem kantin. Akan tetapi dari emblem di
pakaian seragamnya serta penampilannya, ia bukanlah siswa SMU tersebut.
Laki-laki tersebut berambut keriting dan gondrong. Tampangnya liar. Dua
kanciing atas pakaiannya terbuka. Pakaiannya diluar celana panjangnya. Umurnya
terlihat terlalu dewasa untuk anak SMU, yg kelas 3 sekalipun. Seandainya enggak
memakai seragam SMU, penampilannya lebih mirip anak berandalan atau preman.
Kulitnya coklat kehitaman seperti terlalu sering berjemur di matahari.
Saat
melihatnya, laki-laki tersebut menatap lekat-lekat pelajar putri tersebut dgn
pandangan kurang ajar dari ujung rambut sampai ujung kaki seperti seolah ingin
menelanjanginya. kemudian ia bersuit-suit dgn matanya masih jelalatan ke arah
pelajar putri tersebut.
“Suiitt….Suiiiiiitttt”
Pelajar
putri tersebut menoleh ke arah laki-laki tersebut. Mungkiin ia heran dgn
tingkah laku laki-laki tersebut. Sepertinya ia tak sadar kalo ia mempunyai daya
tarik seksual yg tinggi yg selalu menarik perhatian laki-laki. Kerana memang
perempuan ini luar biasa cakep. Walau saat tersebut ia enggak memakai make-up.
Dan cakepnya tipe innocent yg menunjukkan kalo ia adalah perempuan baik-baik.
Rambutnya panjangnya kira-kira di pertengahan antara bahu dan sikunya.
Rambutnya agak berombak dan dicat agak kecoklatan. Kulitnya putih. Wajahnya
oriental dan tak kalah menarik dibanding bintang filem Korea atau Mandarin.
Gayanya pun elegan. Kelihatan kalo ia berasal dari keluarga yg cukup berada.
Memang ia mengendaraii kendaraan sendiri ke sekolah.
Badannya
proporsional. Bentuk badannya juga oke. Meski wajahnya innocent, akan tetapi
sepertiinya ia tahu bagaimana cara berdandan dan berpakaian untuk membuat
mupeng laki-laki tua maupun muda. Bahkan disaat memakai seragam pun, ia mampu
menampilkan daya tariik kewanitaannya. Pakaian seragam yg dipakainya sungguh
pas dgn bentuk badannya. Pinggangnya keliihatan ramping. Rok abu-abunya
panjangnya beberapa sentii di atas lutut. Roknya tak terlalu ketat akan tetapi
cukup untuk memperlihatkan bentuk bokongnya yg cukup berisi. Pakaian seragam
putiihnya berada di dalem roknya dan tertata dgn rapi.
Bahannya
terbuat dari kaiin halus yg mengikuti bentuk badannya sehingga bagian dadanya
terlihat menonjol. Pakaian seragam putihnya tak terlalu tipis, tapi cukup untuk
membuat bra di baliknya terlihat terutama kerana warnanya yg biru tua. Memang
kadang ia suka memakai bra warna gelap yg begitu kontras dgn pakaian seragam
dan kulitnya yg putih. Dan saat ini pun ia memakai model bra yg tanpa tali di
bahunya sehingga membuatnya terlihat semakin sexy.
Tak
heran kalo laki-laki liar tersebut menjadi nafsu melihat perempuan ini. Apalagi
ia sedang berjalan sendirian dan suasana sekolah saat tersebut sepi banget.
Kerana memang perempuan ini adalah perempuan favorit di sekolah tersebut. Nama
perempuan ini adalah Nadisha,
seorang pelajar putri kelas 3 IIPA. Di usianya yg 18 tahun lewat beberapa
bulan, ia sudah menjadi gadis muda yg cakep dgn daya tariik yg tinggi buat kaum
laki-laki. Tanpa disadarinya, ia sering membuat banyak siswa laki-laki (dan
juga para guru) jadi mupeng dibuatnya. Meski begitu, ia adalah perempuan
baik-baik dgn reputasi yg bersih. Tak pernah terdengar isyu-isyu yg negatif
akan dirinya. Bahkan ia termasuk salah satu pelajar berprestasi yg selalu
menduduki ranking 3 besar di kelasnya. Oleh kerana tersebut ia dijuluki “The
Sweet Young and IInnocent Giirl”.
Akan
tetapi Nadisha sama sekali tak menanggapi laki-laki tersebut. Ia segera
berjalan terus dan ternyata ia enggak masuk ke dalem kantin. Sementara
laki-laki tersebut memandangi bagian belakang badan indah Nadisha yg berjalan
menjauhinya. Siapakah sebenarnya laki-laki tersebut? Apakah ia betul-betul anak
SMU ataukah orang yg menyusup ke dalem sekolah?
Laki-laki
tersebut adalah Rahmat. Ia adalah keponakan Pak Sarimin, pesuruh sekolah yg
sudah lama mengabdi di sekolah tersebut. Pekerjaan utamanya adalah membersihkan
ruang kelas sesudah proses belajar mengajar selesai. Kerana sudah puluhan tahun
mengabdi disana, yayasan sekolah menyediakan rumah tiinggal kecil buat dia dan
isterinya di dalem kompleks sekolahan, tepatnya di ujung belakang. Saat
tersebut ia dan isterinya lagi cuti pulang kampung beberapa minggu mengunjungi
anak perempuannya. Sementara pulang kampung, Pak Sarimin menyuruh Rahmat
menggantikan pekerjaannya yg sudah digaji oleh piihak sekolah, sehabis ia
pulang sekolah. Selama tersebut, pihak sekolah membolehkan Rahmat untuk tinggal
di tempat Pak Sarimin.
Rahmat
sendiri sebenarnya bukan siswa sekolah tersebut. Dulunya memang iya kerana
yayasan sekolah memberi fasilitas khusus buatnya sbg keponakan Pak Sarimin.
Akan tetapi dasar otaknya enggak mencukupi dan enggak ada kemauan untuk
belajar, akhirnya ia enggak naik kelas dua kali sampai terpaksa harus keluar
dari sekolah tersebut.
Sekarang
ia duduk di kelas 3 di SMU yg kualiitasnya enggak jelas. Disana ia jadi
pentolan gerombolan anak-anak nakal yg disegani. Memang ia adalah anak jalanan
yg liar dan jago berkelahi. Ditambah lagi usianya yg termasuk senior untuk
ukuran siswa kelas 3 SMU, tersebut 21 tahun. Ia dua kali enggak naik kelas
waktu SMU dan satu kali sewaktu SD. Meski orangnya dan juga tampangnya
amburadul, akan tetapi ia cukup sering gonta ganti perempuan dan sudah sering
melakukan hubungan intim dgn beberapa kawan perempuannya. Akan tetapi tentu
perempuan-perempuan yg pernah dikencaniinya berbeda jauh kelasnya dan bukan
tipe sepertii Nadisha ini. Jadi tak heran kalo ia jadi penasaran dan mupeng dgn
Nadisha.
Pukul
14.20…
Beberapa
saat sesudah pertemuan singkat tersebut, suasana sekolah kini benar-benar sepi
lengang. Selain kegiatan di dalem kelas, sepertinya sama sekali enggak ada
aktifitas berarti lainnya di luar kelas. Benarkah sama sekali enggak ada
aktiviitas di luar kelas? Ternyata enggak benar!
Kerana
di ujung belakang sekolah, tepatnya di dalem rumah Pak Sarimin pesuruh sekolah,
terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yg sedang asyiik berciiuman.
Dua-duanya masiih memakai seragam sekolah. Laki-laki tersebut berambut gondrong
dan tampangnya liar. Kulitnya hitam. Ternyata ia adalah Rahmat yg tadi. Rupanya
ia memanfaatkan situasi dimana Pak Sarimin dan isterinya lagi mudik, untuk
membawa perempuannya masuk ke dalem rumah untuk bisa bebas berbuat apa saja.
Akan
tetapi yg aneh adalah, ternyata perempuan yg bersamanya tersebut bukanlah
pacarnya. Diah, pacarnya yg sekarang, berambut pendek dan berkulit sawo matang.
Sementara perempuan ini berambut panjang dan berkulit terang.
Dan
ternyata…perempuan tersebut adalah Nadisha! Nadisha yg tadi juga, yg barusan
berpapasan!!!
Sungguh
ini betul-betul kejutan yg tak disangka-sangka. Nadisha dan Rahmat berduaan??!
Sungguh setan pun enggak akan menduga. Kerana mereka bagaikan Beauty and the
Beast, dalem arti yg sebenar-benarnya!! Selain penampilan keduanya bagai bumi
dan langit, juga kontras sekali perbedaan diantara mereka. Yg perempuan berasal
dari kelas elit orangnya kalem dan pandai, sementara yg laki-laki orangnya
liar, berandalan dan hanyalah pesuruh sekolah.
Bagi
Rahmat, tentu adalah hal yg lumrah kalo ia tertarik dgn Nadisha. Laki-laki
mana yg nggak tertarik dgnnya. Akan tetapi yg sulit dipercaya adalah kok
bisa-bisanya Nadisha mau berduaan gini dgn Rahmat. Malah kelakuan mereka
seperti layaknya orang yg berpacaran saja. Padahal Nadisha biasanya enggak
sembarangan bergaul terutama dgn laki-laki yg kelasnya jauh dibawahnya.
Ditambah lagi reputasinya selama ini sbg perempuan baik-baik. Akan tetapi
kenyataannya, sekarang mereka asyiik berduaan dan kini lagi berciuman bibir dgn
Rahmat!
Tak
berapa lama kemudian, suasananya jadi makin heboh lagi. Kondisi pakaian mereka
kini sudah amburadul, yg membuat kejadian ciuman tadi (yg sebenarnya sudah
cukup menghebohkan) jadi seperti hal kecil yg tak berarti.
Saat
tersebut keduanya sedang berdiri. Pakaian seragam putih Nadisha yg sebelumnya
tertata rapih di dalem rok abu-abunya, sekarang sudah berada di luar rok
abu-abunya. Dan seluruh kancingnya sudah terbuka! Bra biiru tua yg tadi
dikenakannya kini entah kemana, sudah tak melekat di badannya lagii!! Pakaian
seragam putiihnya terbuka lebar, tersiibak dan tertahan di sampiing kiirii dan
kanan buah dadanya. Sehiingga buah dadanya yg iindah dan seriing menjadi obyek
fantasii banyak laki-laki tersebut kini sudah terbuka dgn bebasnya. Tentu orang
paliing beruntung saat tersebut adalah Rahmat yg dgn bebas merdeka biisa
memandangiinya dalem jarak dekat.
Buah
dada Nadisha ternyata cukup berisi juga. Keduanya berdiri dgn tegak dan
kencang dan enggak sagging ke bawah. Sementara kedua ujung pentilnya juga
berdiri dgn kencang tegak lurus dgn buah dadanya dan enggak turun ke bawah.
Kedua buah dadanya betul-betul siimetrii, bagaii piinang dibelah dua. Ukuran
bra-nya ditaksiirnya 34C. Sementara kedua ujung pentilnya berwarna kemerahan
terlihat menonjol di tengah buah dadanya yg putiih. Keduanya terlihat segar dan
menggaiirahkan dan sepertinya adalah titik sensitif bagi perempuan ini.
Sementara tersebut rok abu-abunya masiih melekat di badannya akan tetapi celana
dalemnya sudah melorot sampaii ke bawah kakii menyentuh sepatu dan kaus
kakiinya!
Betul-betul
gila! Nadisha, perempuan yg innocent tersebut nurut aja ditelanjangin kayak
gitu oleh Rahmat??
Sementara
kondisii pakaian Rahmat juga tak kalah amburadul. Celana seragam beriikut
celana dalemnya sudah melorot ke bawah. Dua kanciing pakaian atasnya terbuka
(memang ia enggak pernah menganciingkan dua kanciing pakaian atasnya). Terlihat
kemaluannya yg besar dan hiitam berdirii dgn tegaknya menembus di antara
potongan pakaian seragamnya.
Sesudah
tersebut adegannya berlanjut dgn lebiih gawat lagii. Kerana Rahmat tak
menyia-nyiakan kesempatan emas di depan mata tersebut untuk memulaii aksiinya.
Ia mengulum buah dada telanjang perempuan siswa kelas 3 SMU yg cakep tersebut
dibarengii dgn satu tangannya meraba-raba buah dada yg satunya lagii, sementara
tangannya yg laiin berada di dalem rok Nadisha. Sementara Nadisha terlihat dgn
sukarela meniikmatiinya. Enggak hanya tersebut, malah kemudian ia “membalas
budi” Rahmat dgn tangannya yg putiih dan halus memegang-megang dan mengocok
kemaluan Rahmat.
Demikianlah
kenyataan yg sulit dipercaya. Nadisha, The Sweet Young and IInnocent Girl dgn
tak disangka-sangka ternyata bisa berbuat seperti ini. Dan melakukannya dgn
Rahmat pula. Dan ia sama sekalii tak canggung melakukan tersebut. Sepertinya
ini bukan kali pertama ia melakukan tersebut.
Pagii
hariinya pukul 10.07…
Tiiba-tiiba
ada sms masuk ke HP Nadisha yg pesannya beriikut,
“Say,
jam 1 nantii aqu baliik ke sekolah.” Ternyata pengirimnya adalah Rahmat.Lalu ia
membalasnya,
”
Sooo..???”.
“Kamu
datang ke tempat biasa donk. Aqu pengin melakukan somethiing good lagi dgn
kamu.”
“Liihat
nantii deh. Tapi aqu nggak janjii.”
“Wah
jangan gitu donk. Aqu selalu terbayg-bayg sama kamu yg sexy putiih mulus dan
menggairahkan tersebut.” Tak ada balasan darii Nadisha.
“Ayo
donk say, dijamiin kamu pastii bakalan puas deh.” Akhiirnya Nadisha membalas, “Ya
udah liihat nantii deh. Sudah jangan sms terus. Aqu jadi nggak biisa konsen
niih.”
“OK
ini terakhiir. Tapi nanti siang aqu tunggu ya.”
Tak
ada balasan darii Nadisha.
Pukul
12.40…
Ternyata
sesudah selesai jam belajar mengajar pukul 12.30, Nadisha malah pulang baliik
ke rumahnya. Akan tetapi sesudah makan siang dan mandi, rupanya ia berubah
piikiiran. Ia baliik lagii ke sekolah dgn mengenakan pakaian seragam yg baru.
Pukul
14.05-14.16…
Nadisha
sampai di sekolah dan berjalan ke belakang sekolah menuju ke arah kantin yg
juga searah dgn rumah Pak Sarimin. Saat tersebut Rahmat sedang di dalem kantin
dan melihatnya datang. Segera ia keluar dan dgn iseng bersiul ke arah dirinya.
Kemaluan Rahmat seketiika menegang begitu ia meliihat Nadisha. Ia langsung
membaygkan diri Nadisha yg cakep dan sexy tersebut yg tak lama kemudian akan
bisa segera dinikmatinya.
Akan
tetapi rupanya Nadisha enggak mau menanggapi keisengan Rahmat apalagi di tempat
terbuka seperti ini. Kerana ia ingin jaga image dirinya dan enggak ingin ada
orang yg mengetahui hubungan tak semestinya tersebut. Kerana tersebut ia
pura-pura enggak kenal dgn Rahmat dan meninggalkannya begitu saja.
Akan
tetapii ia ternyata berjalan memutar sebelum akhiirnya menuju ke arah tempat
Pak Sarimin/Rahmat. Saat tersebut Rahmat sudah sampaii duluan disana. Kerana
saat tersebut begitu sepii dan sama sekalii enggak ada orang, maka buru-buru
Nadisha segera masuk ke tempat Rahmat.
Pukul
14.17 dan seterusnya…
Begitu
Nadisha masuk, segera piintu depan dikuncii. Tanpa menunda-nunda lagii, Rahmat
segera menciiumii Nadisha dgn liar yg dibalas dgn tak kalah liarnya. Biibiir
bertemu biibiir, membuat mereka saliing berpagutan bagaiikan dua ular cobra yg
sedang marah. Rahmat menciiumii seluruh wajah cakep Nadisha, sementara Nadisha
juga tak mau kalah. Segera ia menciiumii wajah Rahmat yg hiitam tersebut.
Sehiingga wajah keduanya jadi basah kerana aliir liiur di beberapa tempat.
Lalu
Rahmat menguncii bibir Nadisha dgn bibirnya. Sejenak mereka berciiuman biibiir,
merasakan kehangatan biibiir pasangan masiing-masiing. Yg segera dilanjutkan
Nadisha dgn melakukan frenchiing ke dalem mulut Rahmat yg juga dibalas hal
serupa. Aksii keduanya begitu liar. Terutama Nadisha yg mengiingatkan akan
aksii Zhang Zhiiyii dalem filem Crouchiing Tiiger, Hiidden Dragon yg langsung
menjadi liar saat bertemu dgn pacar gelapnya. Rupanya tanpa sepengetahuan siapa
pun, Nadisha diam-diam menjaliin hubungan terlarang yg tanpa batas dgn Rahmat.
Tentu saja Rahmat sama sekalii enggak berkeberatan dgn rejekii nomplok ini.

Sesudah
puas berciiuman, Rahmat melanjutkan inisiatiif dgn melepaskan dirii darii
Nadisha. Lalu kedua tangannya mulaii membukaii kanciing pakaian seragam
Nadisha. Terlihat terliihat dua gundukan dadanya yg terbalut bra warna biiru
tua. Terlihat kontras sekalii dgn kuliit badannya yg putiih. Terlihat terliihat
belahan dada bagian atasnya yg putiih dan sexy serta bahunya yg putiih mulus
terbuka bebas kerana bra-nya tanpa talii di bahu. Rahmat melanjutkan aksiinya
dgn mengeluarkan pakaian seragam putiih Nadisha darii dalem rok abu-abunya.
Dalem hatii ia gembiira dgn piiliihan bra yg dikenakan perempuan ini kerana
dapat segera dibukanya dgn mudah.
Segera
kedua tangannya menggapaii pengaiit bra di punggung Nadisha. Ooops. Ternyata
tak ada disana. Segera kedua tangannya merengkuh bagian tengah depan branya.
Dan dgn sekalii goyg, terbukalah pengaiit bra biiru tua tersebut. Diloloskannya
cup sebelah kanan buah dada Nadisha dan didorongnya ke belakang. Sementara
tangan satunya menariiknya dari sisi yg lain. Dgn mudah segera terlepaslah
bra biiru tua tersebut darii badan Nadisha. Segera dilemparnya bra tersebut ke
lantaii. Lalu ia sengaja menyiibakkan pakaian seragam putiih Nadisha
lebar-lebar sehiingga tertahan di siisii kanan kiirii buah dadanya. Sehiingga
kini kedua buah dada Nadisha terbuka lebar-lebar dan ia bisa meliihatnya dgn
bebasnya.

Memang
buah dada Nadisha betul-betul berkualitas tinggi dan indah menggoda.
Keduanya begitu menantang untuk diraba-raba dan diremas-remas. Sementara kedua
ujung pentilnya berwarna kemerahan terlihat segar menantang untuk dikulum.
Sejenak ia memandangii dirii Nadisha, wajah cantiiknya yg iinnocent akan tetapi
dgn dadanya yg terbuka bebas, sungguh suatu pemandangan yg kontradiktiif! Dan
perempuan ini bukan sembarangan perempuan, tapii adalah pelajar putri SMU kelas
3 IIPA yg jadi iidaman seluruh laki-laki di sekolah tersebut dan anak orang
kaya pula! Sementara ia hanyalah darii golongan rendahan yg menjadi penggantii
pesuruh sekolah distersebut. Dan tampangnya sendirii jauh darii cakep,
sementara perempuan ini luar biasa cakepnya. Hatiinya sungguh bergelora
memiikiirkan ini semua.
Akan
tetapi rupanya Nadisha tak mau membiarkan diriinya dipandangi begitu saja. Kerana
ia segera mengambil inisiatif. Kembalii diciuminya bibir Rahmat dan
mereka berdua melakukan frenching, lidah bertemu lidah dan saling
bertautan. Keduanya saling merasakan hangatnya lidah pasangannya.
Sesudah
puas, Rahmat kembalii mengambiil inisiatiif dgn memasukkan kedua tangannya ke
dalem rok abu-abu Nadisha dan meraba-raba dalemnya. Tentu paha Nadisha yg
putiih mulus tersebut habiis diraba-rabaiinya. Serta jarii-jemariinya
menggesek-gesekkan kemaluan perempuan putiih tersebut yg masiih tertutup oleh
cd-nya. Lalu
ia segera menyiingkap rok Nadisha, sehingga paha Nadisha yg putiih
mulus dan sexy tersebut. Akan tetapi fokusnya enggak ke pahanya, tapii ke cd
biiru tua tersebut. Segera kedua tangannya merengkuh cd tersebut dan dgn
bersamaan kedua tangannya menariknya ke bawah. Sehingga kini terlepaslah cd
tersebut sampaii kaki bawah Nadisha yg tertahan oleh sepatu yg ada di
kakinya.
“Gila.
Brutal banget siih kamu”, kata Nadisha, akan tetapi ia sama sekalii tak protes.
Malah
aksii liar Rahmat tersebut dibalas dgn aksii yg tak kalah liarnya. Yg sungguh
tak cocok dgn ciitranya sbg perempuan iinnocent selama ini. Kerana ia sekarang
melucutii celana Rahmat. Pertama dilepaskannya sabuk di piinggang Rahmat. Lalu
tanpa canggung-canggung lagii, dibukanya retsletiing celana panjangnya,
kemudian diturunkan celana panjangnya beriikut celana dalemnya sekalian.
Sehingga
kini kelihatan kemaluan Rahmat yg besar sudah berdiri tegak menembus diantara
belahan pakaian seragamnya. Kulit badannya coklat kehitaman. Akan tetapi
kemaluannya lebih hitam lagi dibanding bagian badan lainnya.
Sementara
Nadisha menelanjangii badan bagian bawah Rahmat, pakaian seragamnya yg tadi
tersiingkap ke samping jadi kembalii ke posiisii normal dan sebagian rambutnya
kini ada di depan dadanya. Sehingga ini menutupi pandangan Rahmat ke buah
dadanya. Segera Rahmat menyibakkan seluruh rambut Nadisha ke belakang dan
“membetulkan” posisi pakaian tersebut dgn menyingkapkannya lagi ke
sampiing.
“Nah,
gini baru lebih pas. Pas susunya,” katanya cengengesan.
“Sialan
kamu. Nggak mau rugi banget,” komenanti Nadisha akan tetapi ia membiarkan
Rahmat melakukan tersebut. Kerana ia segera sibuk memegang-megang kemaluan
tersebut dgn tangannya yg putih dan halus. Ia sama sekalii enggak canggung
ataupun jijik dgn kemaluan hitam dan besar miiliik Rahmat. Malah dgn cekatan
tangannya yg putiih halus memijit-mijit dan mengocok kemaluan Rahmat. Dan
inilah rupanya kegiatan ‘ekstrakurikuler’ dari pelajar putri cakep yg
‘innocent’ tersebut.
Sementara
kedua tangan Rahmat kini mulaii meraba-raba kedua buah dada Nadisha. Buah dada
Nadisha yg kencang dan lumayan besar tersebut kini keduanya berada dalem
genggaman kedua tangan Rahmat. Diremas-remasnya keduanya dgn tangannya yg
hiitam tersebut. Dirasanya kulit gadis tersebut begitu halus akan tetapi buah
dadanya cukup kenyal. Dipencet-pencet dan digoyg-goygnya kedua ujung pentil
berwarna kemerahan tersebut dgn jari-jarinya. Dan ternyata terbuktii benar
bahwa buah dadanya terutama ujung pentilnya adalah titik-titik sensitif
Nadisha. Kerana kini ia mulai mengeluarkan desahan-desahan erotis dari
mulutnya.
“Ohhh,
ooohhhh, ooohhhhh.”
Rahmat
melanjutkan aksiinya memainkan buah dada miiliik gadis iidaman sekolah tersebut
dgn mulutnya. Mula-mula dijiilatiinya seluruh bagian buah dadanya, darii bagian
luar meliingkar makiin ke tengah. Sampaii akhiirnya dijiilatii salah satu ujung
pentil Nadisha dgn liidahnya, sementara tangannya meremas-remas buah dada yg
satunya lagii dan menggoyg-goygkan ujung pentilnya dgn jarii-jariinya.
Tangannya yg satu lagii mulaii bergeriilya ke bawah, masuk ke dalem rok seragam
abu-abu Nadisha. Tangannya tersebut meraba-rabaii rambut kemaluan Nadisha dan
dilanjutkan dgn jariinya menggesek-gesekkan kemaluan Nadisha.
Sementara
Nadisha makiin mengeluarkan desahan-desahan niikmat. Akan tetapi tangannya juga
terus bekerja dgn mengocok-ngocok batang kemaluan Rahmat. Terutama bagian
kepalanya yg besar dan disunat tersebut diraba-rabaiinya dgn jarii-jarii
tangannya yg halus.
“Wah,
gede banget siih, Hiim, punya kamu. Dan iitem banget lagii.”
“Justru
tersebut yg enak,. Kamu sukanya sama yg gede dan iitem gini khan. Kalo aqu
sukanya yg putiih mulus dan kemerah-merahan gini,” kata Rahmat menatap wajah
Nadisha sembari tangannya meremas buah dada Nadisha serta memaiinkan ujung
pentilnya yg kemerahan, ”Dan
juga yg dibawah ini,” katanya sembari tangannya menggesek-gesekkan dinding
kemaluan Nadisha,”
“Trus
juga yg ini enak diiisep-iisep juga,” katanya sembari menghiisap ujung pentil
Nadisha yg satunya lagii. Kalii ini dihiisap dan dikenyot-kenyotnya lalu
mulutnya berpiindah ke buah dada yg satunya. Diemut-emutnya. Liidahnya bergerak
meliingkarii ujung pentil yg sensiitiif akan rangsangan tersebut.
“Oooh.
Oohhhh. Giila Kamu,. Aduuuh. Enaaakk.”
“Lebih
enak lagi kalo nanti barang aqu yg kata kamu gede dan item ini masuk ke
badan kamu yg putih mulus.” “Oooh.
OOOOhhhhh. AAHhhhhh.”
Nadisha
tak menjawab perkataan Rahmat kerana ia siibuk mendesah-desah merasakan nikmatnya
Rahmat menyentuh ketiga titik paling sensitifnya.
Sementara
Nadisha makiin mendesah-desah keniikmatan. Kemaluannya sudah mulaii basah tak
tahan oleh rangsangan Rahmat. Sementara tangannya sendiri masih terus
memainkan kemaluan Rahmat.
Akan
tetapi rupanya Rahmat tak mau membiarkan perempuan tersebut memainkan
kemaluannya terlalu lama. Mungkiin kerana ia tak mau “habis” duluan. Rugi
kalo ia “habis” duluan dan nggak sempat menggoyg badan perempuan putiih mulus
ini, yg cakepnya nggak kalah dgn bintang filem Mandarin.
Segera
ia melepaskan dirinya dari Nadisha. Kini gilirannya memainkan kemaluan
Nadisha, bukan dgn tangannya tapii dgn liidahnya! Untuk tersebut dicopotnya
kedua sepatu putih Nadisha berikut kaus kaki warna putih dan pink tersebut.
Kemudian dikeluarkannya cd-nya yg terkaiit di kaki bawahnya.
“Nah,
gini niih biar bebas gerakan kamu.”
Lalu
ia berlutut di depan Nadisha, kepalanya dimasukkan ke dalem rok perempuan ini,
kemudian dijulurkan liidahnya untuk menjiilatii memek perempuan “innocent” ini
dgn liidahnya. “Ooooh.
OOHHHHH. Aduuhh. Enaak giilaa!”
Nadisha,
anak kelas 3 SMU yg cakep dan iinnocent tersebut yg jadi iidaman seluruh
laki-laki di sekolah tersebut, kini dibuat jadi tak berkutiik dan
mendesah-desah makiin tak keruan oleh laki-laki pesuruh sekolahan tersebut.
Apalagii
sekarang kedua tangan Rahmat meraiih keatas menggenggam dan meremas-remas
masiing-masiing satu buah dada Nadisha.
“Oooh.
AAAHHHHHH. AAAAHHHHHHHH. AAAAAHHHHHHHHH.”
Jiilatan
Rahmat tersebut benar-benar ampuh. Sampaii-sampaii membuat Nadisha, perempuan
dgn reputasii tanpa cela tersebut, sekarang jadi basah kuyup kemaluannya
dibuatnya. Wajah Rahmat pun jadi iikutan basah pula kena tetesan caiiran darii
kemaluannya. Akan tetapi dgn liar ia terus menjiilatii kemaluan basah Nadisha
sehiingga jadi makiin kuyup aja.
Demiikianlah
permaiinan antara Rahmat dan Nadisha. Awalnya keduanya sama-sama agresiif dan
saliing mengiimbangii. Akan tetapi makiin lama Rahmat semakiin memegang
kendalii permaiinan sampaii akhiirnya kini Nadisha benar-benar pasrah dan
mengiikutii saja seluruh permaiinan Rahmat. Hal ini menunjukkan bahwa Rahmat
jauh lebiih berpengalaman dibanding Nadisha.
Kini
Rahmat mengeluarkan kepalanya darii dalem rok SMU Nadisha. Dilepaskannya
pakaian seragam putiih SMU Nadisha darii badannya. Kini ia menyaksiikan Nadisha
dgn badan bagian atas yg sama sekalii bugiil akan tetapi masiih mengenakan rok
abu-abu meskii tanpa cd di dalemnya. Wajahnya yg cakep dan iinnocent dgn buah
dadanya terbuka bebas, sungguh kontradiktiif dan menggaiirahkan. Ditambah lagii
ia tahu betul perempuan ini adalah perempuan eliit dan perempuan iidaman
se-sekolahan.
“Ayuk,
sekarang kamu duduk ya,” kata Rahmat sembari menyuruh Nadisha duduk setengah
tiiduran di kursii sofa. Sementara ia melepaskan seluruh pakaian yg melekat di
badannya. Hiingga sekarang Rahmat telanjang bulat.
Lalu
disiingkapnya rak abu-abu Nadisha ke atas dan kedua pahanya dibentangkan
lebar-lebar. Sehiingga kini Nadisha dalem kondisii duduk setengah tiiduran dgn
dadanya yg telanjang. Sementara rok abu-abunya tersiingkap ke atas dan kedua
kakiinya terbuka lebar sehiingga terlihat jelas rambut kemaluannya dan liang
kemaluannya. Rambut kemaluannya ternyata cukup lebat juga diantara kedua
pahanya yg halus dan putiih mulus tersebut. Rahmat segera meraba-raba paha
putiih mulus tersebut. Ia merasakan halusnya kuliit badan Nadisha yg putiih
bersiih tersebut.
Lalu
ia kembalii menjiilati kemaluan Nadisha dalem posiisii terduduk setengah
tiiduran begitu. Sehiingga kini Nadisha merasakan sensasii yg berbeda.
“AAAHHHHHHHH.
Aduuuhhhh. Ahhhhhhhh. Enakkkk. Ehhhmmmmm.
“Nah
sekarang tiiba saatnya barang hiitam aqu menembus ke dalem badan kamu yg putiih
mulus.”
Bersamaan
dgn tersebut didekatkan ujung kemaluannya ke liang kemaluan Nadisha yg kemerahan.
Kepala kemaluannya terlihat begitu besar sementara liang kemaluan tersebut
begitu sempiit. Akan tetapi sekalii sodok, cleeep, kepalanya berhasiil masuk
sebagian ke kemaluan Nadisha. Lalu didorongnya sekalii lagii dgn lebiih kuat
“Oooooooooooh,”
desah panjang Nadisha.
Dan
blesss, hampiir seluruh kemaluan Rahmat masuk ke dalem memek Nadisha. Dan
sekalii lagii, sleeeep, masuklah seluruh kemaluan hiitamnya ke dalem badan
Nadisha.
Begitu
di dalem kemaluan Nadisha, segera dikocoknya kemaluannya yg hiitam besar
tersebut.
“Aaaahhh.
Aahhhhhh. Aaaahhhhh.”
“Oooohhh.
Ohhhhhh. Ohhhhhhhh.”
Seluruh
badan Nadisha jadi berguncang-guncang dibuatnya. Kedua buah dadanya jadi
berputar-putar mengiikutii gerakan sodokan Rahmat.
Nadisha
yg sebelumnya sudah basah kuyup, rupanya tak bertahan lama. Hanya kurang darii
satu meniit disebadanii oleh Rahmat, ia akhiirnya mengalamii orgasme dgn
teriakan-teriakan panjangnya yg erotiis. Membuat Rahmat semakiin bersemangat
untuk terus mengocoknya. “OHHHHHHHH.
EHHHHHHHHH. EHHHHHHHHHH. OHHHHHH. YEEESSSS. AHHHHHHHH.”
Dan
Rahmat memang masiih jauh darii selesaii. Kerana memang ia iingiin meniikmatii
badan gadis dgn wajah oriiental ini semaksiimal mungkiin. Untuk tersebut ia
terus memompa kemaluannya di dalem badan Nadisha, membuat badan perempuan cakep
tersebut jadi berguncang-guncang.
Akhiirnya
dilepaskannya rok abu-abu seragam Nadisha. Kini keduanya betul-betul telanjang
bulat. Lalu di bangku sofa tersebut kembalii kontolnya merasakan niikmatnya
jepiitan kemaluan Nadisha yg sempit. Kali ini dalem posisi diatas.
Kedua tangannya memegang piinggang Nadisha supaya ia biisa dgn leluasa
mengenjot-enjot badan perempuan ini. Buah dada Nadisha yg menggantung ke bawah
jadi berguncang-guncang dibuatnya.
Kini
mereka berubah posiisii. Sekarang giiliiran Rahmat yg duduk di atas kursii sofa
tersebut. Kemaluannya mengacung ke atas dgn tegaknya. Lalu ia membiimbiing
Nadisha untuk memangkunya di atas kedua kakiinya dgn menghadap ke arahnya.
Sesudah mengatur posiisii, akhiirnya kemaluan Rahmat masuk ke dalem badan
Nadisha. Kini gantian Nadisha yg menggoyg badannya naiik turun. Mengocok
kemaluan Rahmat di dalem kemaluannya. Kedua tangan Rahmat meraba-raba buah dada
Nadisha.
Sungguh
hebat sekalii pemandangan tersebut. Betul-betul kontras sekalii perbedaannya.
Yg satu perempuan cakep dgn kuliit putiih dan tampang iinnocent, sementara yg
laki-laki tampangnya jelek, kuliitnya hiitam, dan tampangnya liar kayak preman.
Akan tetapi perempuan iinnocent tersebutlah yg justu aktiif menggerakkan
badannya naiik turun, membiarkan kemaluannya ditembusii oleh kemaluan besar
laki-laki liar tersebut.
“Ooohhhh,
ooohhhhhh, ooohhhhhhhhh.”

Sesudah
bergantii posiisii, kini Rahmat membuat Nadisha telentang. Kakiinya
dibentangkan lebar-lebar, dgn salah satu kakiinya ditaruh diatas sandaran sofa
tersebut. Sehiingga kemaluannya kini terbuka bebas. Dalem posiisii satu kakii
terangkat begitu, Rahmat memasukkan kemaluannya ke dalem kemaluan Nadisha dan
kembalii mengocoknya. Nadisha dgn pasrah meniikmatii kocokan kemaluan Rahmat di
dalem kemaluannya yg mengguncang-guncang seluruh badannya. Badannya jadi iikut
menggeliinjang-geliinjang dibuatnya, seiirama dgn riintiihan-riintiihan dan
desahan-desahannya yg terdengar sangat erotiis. Ternyata perempuan cakep yg
tampangnya iinnocent ini diam-diam doyan juga dgn kemaluan laki-laki. Padahal
biisa dipastiikan hampiir seluruh orang mengiira perempuan ini masiih polos dan
perawan. Rahmat terus mengocok kemaluannya di dalem badan Nadisha. Jepiitan
kemaluan Nadisha sungguh niikmat rasanya. Sembari meniikmatii pemandangan
iindah badan Nadisha yg putiih mulus berguncang-guncang serta buah dada Nadisha
yg bounciing gara-gara ulahnya tersebut. Sungguh puas rasanya menyebadanii
perempuan yg cakepnya sepertii Nadisha gini. Membuatnya serasa melayg di awang-awang.
Sungguh puas hatiinya menyaksiikan ekspresii wajah cantiik Nadisha saat
tersebut. Ditambah lagii wajahnya yg iinnocent kini mengeluarkan “musiik”
desahan-desahan erotiis yg menggelorakan hatii tersebut. Apalagii kalo
mengiingat bahwa perempuan yg sekarang sedang diniikmatii tersebut adalah
perempuan yg kelasnya jauh diatasnya dan menjadi iincaran para laki-laki. Akan
tetapi sekarang justru dialah laki-laki beruntung yg sedang meniikmatii
perempuan iidaman ini secara mutlak.
Tak
lama kemudian Nadisha mendapatkan orgasme yg keduanya, dalem posiisii satu
kakii terangkat begitu. Sesudah tersebut Rahmat menghentiikan kocokannya di
dalem kemaluan Nadisha. Kini ia pun juga sudah mau keluar. Sesudah puas
meniikmatii badan Nadisha dan membuatnya orgasme dua kalii, kini giiliiran ia
melampiaskan seluruhnya. Akan tetapi ia enggak akan mengeluarkannya di dalem
kemaluan Nadisha. Kini giiliiran ia menagiih “iimbalan” darii perempuan
tersebut.
Kemaluannya
yg hiitam besar kini mengkiilap kerana caiiran pre-cum nya bercampur dgn
caiiran kemaluan Nadisha. Didekatkannya kemaluannya ke wajah Nadisha yg masiih
tiiduran di bangku sofa tersebut dgn napas terengah-engah.
Nadisha menjiilatii
kedua pelirnya dan batang kontolnya sampai ke kepala kemaluannya juga. Kemudian
dikulumnya kepala kemaluan yg besar tersebut. Dan didalem mulutnya liidahnya
saliing beradu kontak dgn kepala kemaluan Rahmat tersebut. Seluruh bagian
kepala kemaluan Rahmat habiis dijiilatiinya, termasuk lehernya yg sangat
sensiitiif tersebut.
Sampaii
akhiirnya membuat Rahmat tak tahan lagii. Sesaat sebelum ejakulasii,
dikeluarkannya kemaluannya darii dalem mulut Nadisha. Dan akhiirnya ia
mengalamii ejakulasii dgn memuntahkan sperma yg cukup banyak, yg mendarat di
beberapa tempat di wajah Nadisha. Ada pula yg sampaii ke rambutnya. Sesudah
tersebut spermanya mengaliir ke bawah membasahii leher dan dadanya. Kedua
tangan Rahmat mengusap-usap seluruh buah dada Nadisha, sehiingga spermanya kini
tersebar di seluruh bagian buah dada Nadisha. Badan Nadisha terutama dadanya
jadi basah dan mengkiilap kerana sperma Rahmat yg bercampur dgn keriingatnya
sendirii.
“Wah,
giila. Benar-benar mantap deh kamu. Memang beda deh. Rasanya kayak meniikmatii
biintang filem Mandariin. Betul-betul aqu laki-laki beruntung biisa ngerasaiin
perempuan secakep kamu. Pokoknya kamu the best dah.”
“Awas,
kamu jangan biilang-biilang ke siapa-siapa ya.”
“Berees.
Asal jangan lupa ‘iiurannya’ aja. Lagian, kamu juga suka khan meskiipun aqu
cuman pesuruh sekolah.”
“Aah,
sialan kamu.”
Dan
selesailah sudah “pertempuran” antara Rahmat, laki-laki liar pesuruh sekolah
dgn Nadisha, perempuan top yg jadi favoriit seluruh laki-laki di sekolah
tersebut.
Pukul
16.08…
Nadisha
dgn pakaian seragamnya yg tampak rapi di badannya berjalan keluar menuju
pintu depan sekolah. Saat tersebut para siswa siang baru selesai istirahat
dan mereka sudah kembali ke kelas masing-masing. Sehingga suasana sekolah
menjadi sepii.
Tak
lama kemudian ia masuk ke kendaraannya dan men-staternya. Dan meluncurlah
kendaraan tersebut meniinggalkan sekolah menuju ke rumahnya.
Demikianlah
cerita tentang Nadisha, pelajar putri kelas 3 IIPA dgn reputasi yg bersih,
gadis berumur 18 tahun yg cantik dan innocent, anak pengusaha kaya yg
pandai.
Nadisha,
“The Innocent Giirl” yg ternyata “not so innocent” tersebut.
Bagaimana
awalnya kok bisa-bisanya ia menjalin hubungan dgn Rahmat, sampai jauh
melampaui batas swami isteri tersebut?