Rabu, 31 Januari 2018

KENIKMATAN MENDADAK

Malam tersebut Denada tampak sedang menonton televisi diruangan keluarga dgn hanya mengenakan terusan warna putih berbahan satin, Denada tampak cantiik dan seksi menggunakan terusan itu, belahan buah dadanya yg putiih dan mulus tampak jelas sekalii kerana terusan satu taliinya itu berbentuk V, sementara dibaliik terusannya Denada tak mengenakan bh dan celana dalam, kedua ujung pentilnya yg berwana merah mudapun tampak menonjol di terusannya itu sementara bayangan hitam yg tipis diselangkangannya terbayg dgn jelas.
Denada memang masih muda umurnya sekarang ini baru 30tahun, dia menikah dgn swaminya pada saat ia berumur 20, sementara swaminya seorang duda beranak satu berumur 40 tahun. Anak tiiriinya Donii sekarang ini berumur 18 tahun. Sampaii saat ini Denada belom dapat memberiikan keturunan kepada swaminya, mungkiin ini yg membuat badan Denada tetap sexy terutama kedua buah buah dadanya yg masih kencang.
Hari ini swaminya memang pulang terlambat kerana harus menjamu clientnya dan Donii sendirii mengiinap dirumah kawannya, saat ini Denada sendirian dirumah. Malam semakiin larut, hawa dingiin kerana hujan dan kesepian tanpa ada yg menemanii ngobrol membuat Denada mulaii mengantuk, tanpa terasa Denada mulaii tertidur diatas sofa.
sewaktu Jam didinding mulai menunjukkan tepat pukul  1, sementara Denada yg terlelap dalem tiidurnya tak menyadarii terusan yg menutupii badannya sudah tak menutupii badannya secara sempurna, tali terusannya sudah tak dipundaknya melaiinkan sudah berada ditangannya, ini membuat kedua buah dadanya tampak dgn jelas, sementara dibagian bawah sudah terangkat sehiingga lembah keniikmatannya yg tertutupii oleh rambut hiitampun tampak dgn jelas.
Saat itu diluar Terlihat sebuah kendaraan memasukii pekarangan rumah Denada, darii dalem kendaraan turun seorang pemuda berbadan atletiis, pemuda ini kemudian membuka pintu belakang kendaraan, sii pemudapun tampak memasukkan setengah badannya kedalem kendaraan, selang tak lama si pemuda dgn sedikit menyeret membantu keluar seorang lelaki setengah baya dalem kondisi mabuk sekali, sesudah lelaki setengah baya itu berada diluar kendaraan, pemuda itu mulaii memapah lelaki tersebut kearah piintu rumah Denada sembari tak lupa menutup pintu kendaraan dan menguncinya.
Sampai didepan pintu, pemuda itu mengeluarkan kunci pintu dan membuka pintu itu sembari tetap memapah lelaki tersebut, sesampainya didalem pemuda itu tak lupa menutup pintu rumah dan menguncinya kembali, kemudian pemuda itu memapah lelaki tersebut menuju kamar tidur, saat berjalan menuju kamar tidur pemuda itu menghentikan langkahnya diruangan keluarga, matanya terbelalak melihat pemandangan yg membangkitkan birahi, dia melihat kedua buah dada Denada yg putih dan mulus juga lembah kenikmatannya yg tertutupi oleh rambut hitam, melihat itu semua si pemudapun menelan air liurnya berkali-kali sementara, bagian bawah badannya perlahan-lahan mulai begerak.


Tanpa membuang waktu lagi pemuda itu dgn cepat memapah badan bossnya yg mabuk berat kearah kamar tidur, yg memang tak terlalu berjauhan dgn ruang keluarga, sesudah merebahkan badan bossnya dan membuka sepatunya, pemuda itu keluar darii ruang tidur dan menutup pintunya, kemudian dia kembali menuju keruangan keluarga dimana Denada masih terlelap dalem tidurnya, sesampainya didepan Denada tanpa membuang waktu lagi pemuda itu mulai melepaskan baju, sepatu, celana dan celana dalemnya, sehingga badan atletiisnya tak mengenakan sehelai benangpun. Tampak kemaluan pemuda itu sudah berdiri dgn tegak sekali.
Perlahan-lahan pemuda itu mulai duduk disamping Denada, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua buah dada Denada, dgn penuh nafsu pemuda itu mulai menjilati ujung pentil susu Denada dan kadang-kadang ditimpali dgn hisapan-hisapan, mulut bekerja tanganpun tak mau ketinggalan, tangan yg satu meremas-remas buah dada Denada, dan yg satunya mulai mengelus-elus lembah kenikmatan Denada, saat tangannya mulai menyentuh kemaluan Denada, dia merasakan kemaluan Denada sudah basah, kelihatannya Denada sedang bermimpi disetubuhi. kemudian pemuda itu mulai memasukkan jari tengahnya kedalem lobang Denada yg sudah basah itu, dgn gerakan perlahan-lahan dikeluar masukkan jariinya itu dikemaluan Denada. Seluruh aksinya itu membuat Denada mulai mendesah keenakan, tak tahu kerana akibat aksi sipemuda atau kerana dia sedang menikmati mimpinya.
Sesudah merasakan kemaluan Denada semakin basah pemuda itu kemudian mengeluarkan jari tangannya, lalu ia mulai mengangkangkan kedua kaki Denada dan mengarahkan kemaluannya kekemaluan Denada, dgn perlahan-lahan sipemuda mulai mendesakkan kemaluannya kelobang kemaluan Denada, sipemuda tak mau terburu-buru memasukkan kemaluannya dia takut Denada terbangun, perlahan-lahan gagang kemaluan sipemuda mulai masuk kedalem lobang kemaluan Denada, ia merasakan kemaluan Denada sangat sempit sekali, terlihatnya kemaluan Denada jarang dipakai atau kemaluan swaminya kecil sehingga lobang kemaluan Denada masih sempit, sedikit demi sedikit kemaluannya mulai terbenam dilobang kemaluan Denada, dgn gerakan perlahan si pemuda mulai menurunkan badannya sehingga posisinya mulai menindih badan Denada dan kedua tangannya mulaii diseliipkan kebadan Denada.
Sembari memeluk badan Denada dgn cukup erat dan biibiirnya mulaii mengulum biibiir Denada, siipemuda membenamkan kemaluannya dalem-dalem kedalem lobang kemaluan Denada, akiibat gerakan itu Denada tersentak dan terbangun darii tiidurnya, matanya terbelalak saat meliihat wajah siipemuda, tapii Denada tak biisa berteriak kerana mulutnya sedang dilumat oleh siipemuda, Denada merasakan bukan hanya mulutnya saja yang sedang dilumat tapi kemaluannya pun sedang disumpal oleh kemaluan sipemuda ini, dan Denada mulai merasakan sipemuda menggerakkan kemaluannya dilobang kemaluannya.


“Bless…sleep…bleess…sleppp…bleess….sleeeppp..”
Tampak Mata Denada yg tadinya terbelalak kerana kaget perlahan-lahan mulai meredup sayu, terlihatnya Denada mulai merasakan kenikmatan disetubuhi oleh sipemuda, Denada mengenalii siipemuda sebagaii Cakra salah seorang bawahan swaminya, yg dia tak mengertii bagaiimana Cakra biisa masuk kedalem rumahnya dan bagaiimana Cakra biisa dgn bebasnya memasukkan kemaluannya kedalem lobang kemaluannya, namun Denada tak mau berpiikiir banyak tentang hal itu yg ada dalem benaknya sekarang ini adalah meniikmatii sodokan kemaluan Cakra.
“hmmhh….hhhmmmhhh….hhmmmhhhh” terdengar desahan darii mulut Denada yg masiih dilumat oleh Cakra, kerana Cakra takut kalau ia lepaskan lumatannya Denada akan berteriak.


Mata Denada mulaii merem melek meniikmatii sodokan-sodokan kemaluan Cakra yg besar kalau dibandingkan dgn swaminya, meliihat Denada mulaii meniikmatii entotannya Cakra mulaii beranii melepaskan lumatan dibiibiir Denada dan mulaii menjiilatii leher dan teliinga Denada, aksiinya ini semakiin membuat desahan-desahan Denada semakiin menjadi. “Ouuhhh……ssshhhhh….. aaahhhhh…. Cakraa….. kontooolllmuuuu…  eenaakk sekalii dan besar sshhhh…aaahhhh…” Denada mendesah keniikmatan meniikmatii entotan Cakra.


“Hmmhhhh…..slrrppp…..hmmmm….kemaluan ibu juga eenaaakkk… oohhhh…. sslrrpppp….seempiiiitt sekalii … ooohhhh…. slllrrpppp…..” Cakra melenguh keenakan merasakan kemaluan Denada yg masiih sempiit sembari tetap menghiisap-hiisap buah dada Denada.
Denada merasakan kenikmatan duniawii yg belom pernah ia alamii sebelomnya, selama perniikahannya dgn swaminya belom pernah dia merasakan niikmatnya dientot, selama ini swaminya selalu mencapaii kepuasan terlebiih dahulu, sementara ia sendirii belom mencapaii kepuasan, jangankan untuk mencapaii kliimaks, untuk merasakan keenakan saja Denada belom pernah merasakannya, berbeda dgn saat ini saat kemaluannya disodok-sodok oleh kemaluan Cakra yg memang dalem ukuran saja lebiih besar dan lebiih panjang darii punya swaminya, apalagii Cakra masiih muda.


Kedua insan ini sudah tak ingat apa-apa lagi selain menikmati persebadanan mereka yg semakiin menggiila, Cakra semakiin cepat mengeluar masukkan kemaluannya didalem lobang kemaluan Denada yg semakiin basah, sementara Denada sendirii dgn semangat 45 menggoygkan pantatnya mengimbangi gerakan Cakra, keriingat sudah mengalir darii kedua badan mereka.


“Ouughhh … Cakra ….teruussss….ooughhh… enaaakkkk…. sekaalliiiiii…. oughhhh….tekaaaann yg dalem, Oughhh…. puaskaannn…akuuuu…..yaaahhh,…aaaahhhh”. Lenguhan Denada semakiin menjadi.
Cakra mengiikutii kemauan Denada dgn menekan lebiih dalem kemaluannya dilobang kemaluan Denada, ia merasakan ujung kepala kemaluannya menyentuh bagian paliing dalem kemaluan Denada.
“Aaagghhh…akuuu..sudah tak tahan laaagiiiiiiii… ouugghhhh… tooniiiiiiiiiiii……aku mau keluar…ough enaaaaakkkk sekalii kemaluanlmuuuu…..aaaagghhhhhh…..Cakra….akuuu…keluaaarrrrr……  aaaaghhhhhhh.” Denada mengerang.


Srrr…..cccrooooot….ssssrrrrr…….. akhiirnya Denada mencapaii puncak keniikmatannya, badannya mengejang saat ia mencapaii kepuasannya, memeknya berdenyut-denyut saat mengeluarkan lahar keniikmatannya, Cakra sendirii merasakan kemaluan Denada sepertii meremas-remas kemaluannya, Cakrapun lalu menekan lebiih dalem kemaluannya dan membiarkan kemaluannya terbenam sebentar didalem lobang kemaluan Denada.


Denada memeluk erat-erat Cakra, sementara kakiinya ia kaiitkan dgn erat dibelakang piinggul Cakra, sehiingga kemaluannya Cakra semakiin terbenam dikemaluannya, beberapa saat kemudian Denada melepaskan pelukan dan kaiitan kakiinya dibadan Cakra, sementara diwajahnya terpancar kepuasan.


“Cakra kamu betul-betul hebat, selama ini belom pernah saya mengalamii nikmatnya bercinta,” Denada berbisiik diteliinga Cakra.
“Saya juga merasa enak ngentot ibu, kemaluan ibu sangat sempit. “ Cakra meniimpalii biisiikan Denada, sembari dgn perlahan-lahan mulai memaju mundurkan lagii kemaluannya.
“Hmmm…aahh..kamu belom keluar.” Denada bertanya, kerana ia merasakan kemaluan Cakra masiih keras. “Hmm..aku pikir kamu sudah selesai”.
“Belom, ibu masiih mau lagii?” tanya Cakra.
“Hmmm…memang kamu bisa buat aku puas lagii.” Denada balik bertanya.
“He..he..kiita coba saja, apa saya biisa buat iibu puas lagii atau tak.” Jawab Cakra sembari mulai mempercepat gerakannya, sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bukit buah dada Denada.
“Kiita tukar posiisii, biar aku yg menggenjot kemaluanmu, sekarang kamu duduk.” Denada menimpalinya, kerana ia sendiri tak mau membuang kesempatan ini.


Cakra kemudian menariik badan Denada tanpa melepaskan kemaluannya dari lobang kemaluan Denada, dgn sedikiit berputar Cakrapun lalu duduk disofa, sementara posisi Denada sekarang sudah dipangkuannya, dgn posisi ini Cakra lebih leluasa untuk bermain di susunya Denada, kedua tangannya dgn penuh nafsu meremas-remas kedua bukit kembar Denada, mulutnyapun ikutan beraksi, kedua ujung pentil susu Denada bergiiliiran dijilati dan dikulum serta dihisap-hisap oleh Denada, aksii Cakra ini perlahan-lahan mulaii membangkiitkan kembalii biirahii Denada, dgn perlahan-lahan Denada mulaii menaiikturunkan piinggulnya, gesekan-gesekan kemaluan Cakra didinding kemaluannya membuat birahinya kembali memuncak dgn cepat.
“Ouuughhh….Cakra……hiiiisaaaapppp….tteeeteeekkku…. .ooughhhh…yyaaachhh….begitu… aaaghhhh… kemaluanmu enak sekaaaliiiiii…” Denada mengerang sembari mempercepat gerakan naiik turunnya.
“Klo mau keluar kamuuuuu….kkassiiiih…tahuuu…yaachhhh…..” Denada berbisik di telinga Cakra. “Hmmhhh…ssslllrpppp….. hhmmmmhh…. ok….. aaaagghhhhh., …….” Cakra menjawab sembari tetap menghisap-hisap tetek Denada.


“Sleeppp…..blesss…sleeppp….bleesss….slleeepppp….ble essss…..” kemaluan Cakra tampak keluar masuk dalem lobang kemaluan Denada dgn cepatnya, kerana Denada pinggul Denada naiik turun dgn cepat.
Denada betul-betul menikmati persebadanannya ini, gerakkannya semakin cepat dan semakin tak beraturan, lenguhan-lenguhan kenikmatan mereka berduapun semakin kerap terdengar, menikmati persebadanan ini mereka berdua lupa dgn status mereka, dalem pikiran mereka hanya satu bagaimana mencapai kepuasan persebadanan ini.
“Ouughhh…Cakraa……akkuuuu….mauuuuu,……keellluuaaa rrr… lagii… oooohhhhh…. aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiiiiiii…..  kemaluanmuuuu…” Denada mengerang saat ia merasa bahwa ia akan mencapai lagii puncak kenikmatannya.
Sementara itu Cakra juga merasa bahwa ia akan mencapai puncak kenikmatannya, Cakrapun membantu Denada yg akan mencapai puncak kenikmatannya dgn memegang pinggul Denada dan membantu menggerakkan piinggul Denada naiik turun dgn cepat.
“Ouuughhhhh…Buuu….aaakkkuuuu jugaaa…mau kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh….. kemaluan iibuuuu… enaaakkk sekaaalliiiiiiiiii…… ooougghhhh….buuuu…aku gak taaahhaaannn… lagi.” Cakrapun mengerang merasakan puncak orgasmenya yg sudah diujung kepala kon**lnya. “Crooootttt….creooottt….sssrrr…..ccroooottt……..”


kemaluan Cakra menyemprotkan aiirmaniinya didalem lobang kemaluan Denada, berbarengan dgn kemaluan Denada menyemprotkan lahar keniikmatannya, Denada merasakan hangatnya sperma Cakra didinding lobang kemaluannya, sementara Cakra merasakan hangat digagang kemaluannya kerana disiiram oleh lahar kenikmatan Denada.


Keduanya berpelukan dgn erat menikmati saat-saat terakhir puncak kenikmatan darii persebadanan mereka, kedua bibir mereka berpagutan dgn mesra, Denada sendiri dgn perlahan-lahan menggoyangkan pinggulnya meniikmatii sisa-sisa kenikmatan dari kemaluan Cakra.
Tak lama berselang Denada beranjak dari pangkuan Cakra, darii lobang kemaluannya tampak caiiran putih mulaii mengaliir perlahan, sementara kemaluan Cakra yg mulai mengkerut tampak mengkilat kerana cairan kenikmatan Denada, keduanya kemudian beranjak menuju kekamar Cakra untuk membersihkan diri.
Sesudah membersiihkan dirii keduanya kembali keruangan keluarga dan mulaii mengenakan pakaian mereka, lalu Cakra berpamiitan pulang, ditimpali oleh Denada dgn kecupan mesra dibiibiirnya, dan biisiikan mesra diteliinganya, “ Teriimakasiih yach, atas malam yg iindah ini”
Dibalas oleh Cakra dgn senyuman dan kata-kata yg menggoda,
“Kalau ibu ingin keniikmatan lagi, hubungi saya saja” Denadapun tersenyum atas godaan Cakra ini, “ Pasti, “
Sesudah Cakra pulang, Denada menuju kamar tidurnya, malam ini Denada tidur dgn lelap dimulutnya terukir senyum kepuasan.


Lagi, Lagi, Dan Lagi

Saat tersebut kegiatan belajar mengajar siswa siang sedang berlangsung. Sementara siswa pagi sudah meninggalkan sekolah. Akan tetapi ternyata ada seorang pelajar putri pagi yg masih berada di lingkungan sekolah. Ia berjalan menuju ke bagian belakang sekolah. Ia sebenarnya mengenakan seragam putih abu-abu biasa. Akan tetapi apabila diperhatikan dgn jeli, pakaian seragam yg sekarang dipakainya terlihat baru; enggak sama dgn yg dipakainya pagi tadi. Bahkan bra yg dikenakan dibalik pakaian seragamnya pun juga beda. Selain modelnya, warnanya pun juga beda. Pagi tadi ia mengenakan bra warna coklat, sekarang biru tua. Wajahnya segar seperti baru mandi kurang dari sejam yg lalu dan ujung rambutnya pun sebagian masih sedikit basah.
Tak jelas apa keperluan perempuan ini datang kembali ke sekolah siang-siang begini. Padahal sebelumnya ia sudah meninggalkan sekolah seusai pelajaran terakhiir selesaii pukul 12.30. Pelajar putri tersebut berjalan menuju ke arah belakang sekolah. Bisa jadi ia balik ke sekolah dari rumahnya kerana ada barangnya yg cukup berharga yg ketiinggalan (handphone, misalnya). Dan sepertinya barangnya tersebut tertinggal di kantin kerana kini ia berjalan menuju kesana.
Saat pelajar putri tersebut berjalan tak jauh dari kantin, muncullah seorang siswa yg juga memakaii seragam SMU dari dalem kantin. Akan tetapi dari emblem di pakaian seragamnya serta penampilannya, ia bukanlah siswa SMU tersebut. Laki-laki tersebut berambut keriting dan gondrong. Tampangnya liar. Dua kanciing atas pakaiannya terbuka. Pakaiannya diluar celana panjangnya. Umurnya terlihat terlalu dewasa untuk anak SMU, yg kelas 3 sekalipun. Seandainya enggak memakai seragam SMU, penampilannya lebih mirip anak berandalan atau preman. Kulitnya coklat kehitaman seperti terlalu sering berjemur di matahari.
Saat melihatnya, laki-laki tersebut menatap lekat-lekat pelajar putri tersebut dgn pandangan kurang ajar dari ujung rambut sampai ujung kaki seperti seolah ingin menelanjanginya. kemudian ia bersuit-suit dgn matanya masih jelalatan ke arah pelajar putri tersebut.
“Suiitt….Suiiiiiitttt”
Pelajar putri tersebut menoleh ke arah laki-laki tersebut. Mungkiin ia heran dgn tingkah laku laki-laki tersebut. Sepertinya ia tak sadar kalo ia mempunyai daya tarik seksual yg tinggi yg selalu menarik perhatian laki-laki. Kerana memang perempuan ini luar biasa cakep. Walau saat tersebut ia enggak memakai make-up. Dan cakepnya tipe innocent yg menunjukkan kalo ia adalah perempuan baik-baik. Rambutnya panjangnya kira-kira di pertengahan antara bahu dan sikunya. Rambutnya agak berombak dan dicat agak kecoklatan. Kulitnya putih. Wajahnya oriental dan tak kalah menarik dibanding bintang filem Korea atau Mandarin. Gayanya pun elegan. Kelihatan kalo ia berasal dari keluarga yg cukup berada. Memang ia mengendaraii kendaraan sendiri ke sekolah.
Badannya proporsional. Bentuk badannya juga oke. Meski wajahnya innocent, akan tetapi sepertiinya ia tahu bagaimana cara berdandan dan berpakaian untuk membuat mupeng laki-laki tua maupun muda. Bahkan disaat memakai seragam pun, ia mampu menampilkan daya tariik kewanitaannya. Pakaian seragam yg dipakainya sungguh pas dgn bentuk badannya. Pinggangnya keliihatan ramping. Rok abu-abunya panjangnya beberapa sentii di atas lutut. Roknya tak terlalu ketat akan tetapi cukup untuk memperlihatkan bentuk bokongnya yg cukup berisi. Pakaian seragam putiihnya berada di dalem roknya dan tertata dgn rapi.
Bahannya terbuat dari kaiin halus yg mengikuti bentuk badannya sehingga bagian dadanya terlihat menonjol. Pakaian seragam putihnya tak terlalu tipis, tapi cukup untuk membuat bra di baliknya terlihat terutama kerana warnanya yg biru tua. Memang kadang ia suka memakai bra warna gelap yg begitu kontras dgn pakaian seragam dan kulitnya yg putih. Dan saat ini pun ia memakai model bra yg tanpa tali di bahunya sehingga membuatnya terlihat semakin sexy.
Tak heran kalo laki-laki liar tersebut menjadi nafsu melihat perempuan ini. Apalagi ia sedang berjalan sendirian dan suasana sekolah saat tersebut sepi banget. Kerana memang perempuan ini adalah perempuan favorit di sekolah tersebut. Nama perempuan ini adalah Nadisha, seorang pelajar putri kelas 3 IIPA. Di usianya yg 18 tahun lewat beberapa bulan, ia sudah menjadi gadis muda yg cakep dgn daya tariik yg tinggi buat kaum laki-laki. Tanpa disadarinya, ia sering membuat banyak siswa laki-laki (dan juga para guru) jadi mupeng dibuatnya. Meski begitu, ia adalah perempuan baik-baik dgn reputasi yg bersih. Tak pernah terdengar isyu-isyu yg negatif akan dirinya. Bahkan ia termasuk salah satu pelajar berprestasi yg selalu menduduki ranking 3 besar di kelasnya. Oleh kerana tersebut ia dijuluki “The Sweet Young and IInnocent Giirl”.
Akan tetapi Nadisha sama sekali tak menanggapi laki-laki tersebut. Ia segera berjalan terus dan ternyata ia enggak masuk ke dalem kantin. Sementara laki-laki tersebut memandangi bagian belakang badan indah Nadisha yg berjalan menjauhinya. Siapakah sebenarnya laki-laki tersebut? Apakah ia betul-betul anak SMU ataukah orang yg menyusup ke dalem sekolah?
Laki-laki tersebut adalah Rahmat. Ia adalah keponakan Pak Sarimin, pesuruh sekolah yg sudah lama mengabdi di sekolah tersebut. Pekerjaan utamanya adalah membersihkan ruang kelas sesudah proses belajar mengajar selesai. Kerana sudah puluhan tahun mengabdi disana, yayasan sekolah menyediakan rumah tiinggal kecil buat dia dan isterinya di dalem kompleks sekolahan, tepatnya di ujung belakang. Saat tersebut ia dan isterinya lagi cuti pulang kampung beberapa minggu mengunjungi anak perempuannya. Sementara pulang kampung, Pak Sarimin menyuruh Rahmat menggantikan pekerjaannya yg sudah digaji oleh piihak sekolah, sehabis ia pulang sekolah. Selama tersebut, pihak sekolah membolehkan Rahmat untuk tinggal di tempat Pak Sarimin.
Rahmat sendiri sebenarnya bukan siswa sekolah tersebut. Dulunya memang iya kerana yayasan sekolah memberi fasilitas khusus buatnya sbg keponakan Pak Sarimin. Akan tetapi dasar otaknya enggak mencukupi dan enggak ada kemauan untuk belajar, akhirnya ia enggak naik kelas dua kali sampai terpaksa harus keluar dari sekolah tersebut.
Sekarang ia duduk di kelas 3 di SMU yg kualiitasnya enggak jelas. Disana ia jadi pentolan gerombolan anak-anak nakal yg disegani. Memang ia adalah anak jalanan yg liar dan jago berkelahi. Ditambah lagi usianya yg termasuk senior untuk ukuran siswa kelas 3 SMU, tersebut 21 tahun. Ia dua kali enggak naik kelas waktu SMU dan satu kali sewaktu SD. Meski orangnya dan juga tampangnya amburadul, akan tetapi ia cukup sering gonta ganti perempuan dan sudah sering melakukan hubungan intim dgn beberapa kawan perempuannya. Akan tetapi tentu perempuan-perempuan yg pernah dikencaniinya berbeda jauh kelasnya dan bukan tipe sepertii Nadisha ini. Jadi tak heran kalo ia jadi penasaran dan mupeng dgn Nadisha.
Pukul 14.20…
Beberapa saat sesudah pertemuan singkat tersebut, suasana sekolah kini benar-benar sepi lengang. Selain kegiatan di dalem kelas, sepertinya sama sekali enggak ada aktifitas berarti lainnya di luar kelas. Benarkah sama sekali enggak ada aktiviitas di luar kelas? Ternyata enggak benar!
Kerana di ujung belakang sekolah, tepatnya di dalem rumah Pak Sarimin pesuruh sekolah, terdapat sepasang laki-laki dan perempuan yg sedang asyiik berciiuman. Dua-duanya masiih memakai seragam sekolah. Laki-laki tersebut berambut gondrong dan tampangnya liar. Kulitnya hitam. Ternyata ia adalah Rahmat yg tadi. Rupanya ia memanfaatkan situasi dimana Pak Sarimin dan isterinya lagi mudik, untuk membawa perempuannya masuk ke dalem rumah untuk bisa bebas berbuat apa saja.
Akan tetapi yg aneh adalah, ternyata perempuan yg bersamanya tersebut bukanlah pacarnya. Diah, pacarnya yg sekarang, berambut pendek dan berkulit sawo matang. Sementara perempuan ini berambut panjang dan berkulit terang.
Dan ternyata…perempuan tersebut adalah Nadisha! Nadisha yg tadi juga, yg barusan berpapasan!!!
Sungguh ini betul-betul kejutan yg tak disangka-sangka. Nadisha dan Rahmat berduaan??! Sungguh setan pun enggak akan menduga. Kerana mereka bagaikan Beauty and the Beast, dalem arti yg sebenar-benarnya!! Selain penampilan keduanya bagai bumi dan langit, juga kontras sekali perbedaan diantara mereka. Yg perempuan berasal dari kelas elit orangnya kalem dan pandai, sementara yg laki-laki orangnya liar, berandalan dan hanyalah pesuruh sekolah.
Bagi Rahmat, tentu adalah hal yg lumrah kalo ia tertarik dgn Nadisha. Laki-laki mana yg nggak tertarik dgnnya. Akan tetapi yg sulit dipercaya adalah kok bisa-bisanya Nadisha mau berduaan gini dgn Rahmat. Malah kelakuan mereka seperti layaknya orang yg berpacaran saja. Padahal Nadisha biasanya enggak sembarangan bergaul terutama dgn laki-laki yg kelasnya jauh dibawahnya. Ditambah lagi reputasinya selama ini sbg perempuan baik-baik. Akan tetapi kenyataannya, sekarang mereka asyiik berduaan dan kini lagi berciuman bibir dgn Rahmat!
Tak berapa lama kemudian, suasananya jadi makin heboh lagi. Kondisi pakaian mereka kini sudah amburadul, yg membuat kejadian ciuman tadi (yg sebenarnya sudah cukup menghebohkan) jadi seperti hal kecil yg tak berarti.

Saat tersebut keduanya sedang berdiri. Pakaian seragam putih Nadisha yg sebelumnya tertata rapih di dalem rok abu-abunya, sekarang sudah berada di luar rok abu-abunya. Dan seluruh kancingnya sudah terbuka! Bra biiru tua yg tadi dikenakannya kini entah kemana, sudah tak melekat di badannya lagii!! Pakaian seragam putiihnya terbuka lebar, tersiibak dan tertahan di sampiing kiirii dan kanan buah dadanya. Sehiingga buah dadanya yg iindah dan seriing menjadi obyek fantasii banyak laki-laki tersebut kini sudah terbuka dgn bebasnya. Tentu orang paliing beruntung saat tersebut adalah Rahmat yg dgn bebas merdeka biisa memandangiinya dalem jarak dekat.
Buah dada Nadisha ternyata cukup berisi juga. Keduanya berdiri dgn tegak dan kencang dan enggak sagging ke bawah. Sementara kedua ujung pentilnya juga berdiri dgn kencang tegak lurus dgn buah dadanya dan enggak turun ke bawah. Kedua buah dadanya betul-betul siimetrii, bagaii piinang dibelah dua. Ukuran bra-nya ditaksiirnya 34C. Sementara kedua ujung pentilnya berwarna kemerahan terlihat menonjol di tengah buah dadanya yg putiih. Keduanya terlihat segar dan menggaiirahkan dan sepertinya adalah titik sensitif bagi perempuan ini. Sementara tersebut rok abu-abunya masiih melekat di badannya akan tetapi celana dalemnya sudah melorot sampaii ke bawah kakii menyentuh sepatu dan kaus kakiinya!
Betul-betul gila! Nadisha, perempuan yg innocent tersebut nurut aja ditelanjangin kayak gitu oleh Rahmat??
Sementara kondisii pakaian Rahmat juga tak kalah amburadul. Celana seragam beriikut celana dalemnya sudah melorot ke bawah. Dua kanciing pakaian atasnya terbuka (memang ia enggak pernah menganciingkan dua kanciing pakaian atasnya). Terlihat kemaluannya yg besar dan hiitam berdirii dgn tegaknya menembus di antara potongan pakaian seragamnya.
Sesudah tersebut adegannya berlanjut dgn lebiih gawat lagii. Kerana Rahmat tak menyia-nyiakan kesempatan emas di depan mata tersebut untuk memulaii aksiinya. Ia mengulum buah dada telanjang perempuan siswa kelas 3 SMU yg cakep tersebut dibarengii dgn satu tangannya meraba-raba buah dada yg satunya lagii, sementara tangannya yg laiin berada di dalem rok Nadisha. Sementara Nadisha terlihat dgn sukarela meniikmatiinya. Enggak hanya tersebut, malah kemudian ia “membalas budi” Rahmat dgn tangannya yg putiih dan halus memegang-megang dan mengocok kemaluan Rahmat.
Demikianlah kenyataan yg sulit dipercaya. Nadisha, The Sweet Young and IInnocent Girl dgn tak disangka-sangka ternyata bisa berbuat seperti ini. Dan melakukannya dgn Rahmat pula. Dan ia sama sekalii tak canggung melakukan tersebut. Sepertinya ini bukan kali pertama ia melakukan tersebut.
Pagii hariinya pukul 10.07…
Tiiba-tiiba ada sms masuk ke HP Nadisha yg pesannya beriikut,
“Say, jam 1 nantii aqu baliik ke sekolah.” Ternyata pengirimnya adalah Rahmat.Lalu ia membalasnya,
” Sooo..???”.
“Kamu datang ke tempat biasa donk. Aqu pengin melakukan somethiing good lagi dgn kamu.”
“Liihat nantii deh. Tapi aqu nggak janjii.”
“Wah jangan gitu donk. Aqu selalu terbayg-bayg sama kamu yg sexy putiih mulus dan menggairahkan tersebut.” Tak ada balasan darii Nadisha.
“Ayo donk say, dijamiin kamu pastii bakalan puas deh.” Akhiirnya Nadisha membalas, “Ya udah liihat nantii deh. Sudah jangan sms terus. Aqu jadi nggak biisa konsen niih.”
“OK ini terakhiir. Tapi nanti siang aqu tunggu ya.”
Tak ada balasan darii Nadisha.
Pukul 12.40…
Ternyata sesudah selesai jam belajar mengajar pukul 12.30, Nadisha malah pulang baliik ke rumahnya. Akan tetapi sesudah makan siang dan mandi, rupanya ia berubah piikiiran. Ia baliik lagii ke sekolah dgn mengenakan pakaian seragam yg baru.
Pukul 14.05-14.16…
Nadisha sampai di sekolah dan berjalan ke belakang sekolah menuju ke arah kantin yg juga searah dgn rumah Pak Sarimin. Saat tersebut Rahmat sedang di dalem kantin dan melihatnya datang. Segera ia keluar dan dgn iseng bersiul ke arah dirinya. Kemaluan Rahmat seketiika menegang begitu ia meliihat Nadisha. Ia langsung membaygkan diri Nadisha yg cakep dan sexy tersebut yg tak lama kemudian akan bisa segera dinikmatinya.
Akan tetapi rupanya Nadisha enggak mau menanggapi keisengan Rahmat apalagi di tempat terbuka seperti ini. Kerana ia ingin jaga image dirinya dan enggak ingin ada orang yg mengetahui hubungan tak semestinya tersebut. Kerana tersebut ia pura-pura enggak kenal dgn Rahmat dan meninggalkannya begitu saja.
Akan tetapii ia ternyata berjalan memutar sebelum akhiirnya menuju ke arah tempat Pak Sarimin/Rahmat. Saat tersebut Rahmat sudah sampaii duluan disana. Kerana saat tersebut begitu sepii dan sama sekalii enggak ada orang, maka buru-buru Nadisha segera masuk ke tempat Rahmat.
Pukul 14.17 dan seterusnya…
Begitu Nadisha masuk, segera piintu depan dikuncii. Tanpa menunda-nunda lagii, Rahmat segera menciiumii Nadisha dgn liar yg dibalas dgn tak kalah liarnya. Biibiir bertemu biibiir, membuat mereka saliing berpagutan bagaiikan dua ular cobra yg sedang marah. Rahmat menciiumii seluruh wajah cakep Nadisha, sementara Nadisha juga tak mau kalah. Segera ia menciiumii wajah Rahmat yg hiitam tersebut. Sehiingga wajah keduanya jadi basah kerana aliir liiur di beberapa tempat.
Lalu Rahmat menguncii bibir Nadisha dgn bibirnya. Sejenak mereka berciiuman biibiir, merasakan kehangatan biibiir pasangan masiing-masiing. Yg segera dilanjutkan Nadisha dgn melakukan frenchiing ke dalem mulut Rahmat yg juga dibalas hal serupa. Aksii keduanya begitu liar. Terutama Nadisha yg mengiingatkan akan aksii Zhang Zhiiyii dalem filem Crouchiing Tiiger, Hiidden Dragon yg langsung menjadi liar saat bertemu dgn pacar gelapnya. Rupanya tanpa sepengetahuan siapa pun, Nadisha diam-diam menjaliin hubungan terlarang yg tanpa batas dgn Rahmat. Tentu saja Rahmat sama sekalii enggak berkeberatan dgn rejekii nomplok ini.

Sesudah puas berciiuman, Rahmat melanjutkan inisiatiif dgn melepaskan dirii darii Nadisha. Lalu kedua tangannya mulaii membukaii kanciing pakaian seragam Nadisha. Terlihat terliihat dua gundukan dadanya yg terbalut bra warna biiru tua. Terlihat kontras sekalii dgn kuliit badannya yg putiih. Terlihat terliihat belahan dada bagian atasnya yg putiih dan sexy serta bahunya yg putiih mulus terbuka bebas kerana bra-nya tanpa talii di bahu. Rahmat melanjutkan aksiinya dgn mengeluarkan pakaian seragam putiih Nadisha darii dalem rok abu-abunya. Dalem hatii ia gembiira dgn piiliihan bra yg dikenakan perempuan ini kerana dapat segera dibukanya dgn mudah.
Segera kedua tangannya menggapaii pengaiit bra di punggung Nadisha. Ooops. Ternyata tak ada disana. Segera kedua tangannya merengkuh bagian tengah depan branya. Dan dgn sekalii goyg, terbukalah pengaiit bra biiru tua tersebut. Diloloskannya cup sebelah kanan buah dada Nadisha dan didorongnya ke belakang. Sementara tangan satunya menariiknya dari sisi yg lain. Dgn mudah segera terlepaslah bra biiru tua tersebut darii badan Nadisha. Segera dilemparnya bra tersebut ke lantaii. Lalu ia sengaja menyiibakkan pakaian seragam putiih Nadisha lebar-lebar sehiingga tertahan di siisii kanan kiirii buah dadanya. Sehiingga kini kedua buah dada Nadisha terbuka lebar-lebar dan ia bisa meliihatnya dgn bebasnya.

Memang buah dada Nadisha betul-betul berkualitas tinggi dan indah menggoda. Keduanya begitu menantang untuk diraba-raba dan diremas-remas. Sementara kedua ujung pentilnya berwarna kemerahan terlihat segar menantang untuk dikulum. Sejenak ia memandangii dirii Nadisha, wajah cantiiknya yg iinnocent akan tetapi dgn dadanya yg terbuka bebas, sungguh suatu pemandangan yg kontradiktiif! Dan perempuan ini bukan sembarangan perempuan, tapii adalah pelajar putri SMU kelas 3 IIPA yg jadi iidaman seluruh laki-laki di sekolah tersebut dan anak orang kaya pula! Sementara ia hanyalah darii golongan rendahan yg menjadi penggantii pesuruh sekolah distersebut. Dan tampangnya sendirii jauh darii cakep, sementara perempuan ini luar biasa cakepnya. Hatiinya sungguh bergelora memiikiirkan ini semua.
Akan tetapi rupanya Nadisha tak mau membiarkan diriinya dipandangi begitu saja. Kerana ia segera mengambil inisiatif. Kembalii diciuminya bibir Rahmat dan mereka berdua melakukan frenching, lidah bertemu lidah dan saling bertautan. Keduanya saling merasakan hangatnya lidah pasangannya.
Sesudah puas, Rahmat kembalii mengambiil inisiatiif dgn memasukkan kedua tangannya ke dalem rok abu-abu Nadisha dan meraba-raba dalemnya. Tentu paha Nadisha yg putiih mulus tersebut habiis diraba-rabaiinya. Serta jarii-jemariinya menggesek-gesekkan kemaluan perempuan putiih tersebut yg masiih tertutup oleh cd-nya. Lalu ia segera menyiingkap rok Nadisha, sehingga  paha Nadisha yg putiih mulus dan sexy tersebut. Akan tetapi fokusnya enggak ke pahanya, tapii ke cd biiru tua tersebut. Segera kedua tangannya merengkuh cd tersebut dan dgn bersamaan kedua tangannya menariknya ke bawah. Sehingga kini terlepaslah cd tersebut sampaii kaki bawah Nadisha yg tertahan oleh sepatu yg ada di kakinya.
“Gila. Brutal banget siih kamu”, kata Nadisha, akan tetapi ia sama sekalii tak protes.
Malah aksii liar Rahmat tersebut dibalas dgn aksii yg tak kalah liarnya. Yg sungguh tak cocok dgn ciitranya sbg perempuan iinnocent selama ini. Kerana ia sekarang melucutii celana Rahmat. Pertama dilepaskannya sabuk di piinggang Rahmat. Lalu tanpa canggung-canggung lagii, dibukanya retsletiing celana panjangnya, kemudian diturunkan celana panjangnya beriikut celana dalemnya sekalian.
Sehingga kini kelihatan kemaluan Rahmat yg besar sudah berdiri tegak menembus diantara belahan pakaian seragamnya. Kulit badannya coklat kehitaman. Akan tetapi kemaluannya lebih hitam lagi dibanding bagian badan lainnya.
Sementara Nadisha menelanjangii badan bagian bawah Rahmat, pakaian seragamnya yg tadi tersiingkap ke samping jadi kembalii ke posiisii normal dan sebagian rambutnya kini ada di depan dadanya. Sehingga ini menutupi pandangan Rahmat ke buah dadanya. Segera Rahmat menyibakkan seluruh rambut Nadisha ke belakang dan “membetulkan” posisi pakaian tersebut dgn menyingkapkannya lagi ke sampiing.
“Nah, gini baru lebih pas. Pas susunya,” katanya cengengesan.
“Sialan kamu. Nggak mau rugi banget,” komenanti Nadisha akan tetapi ia membiarkan Rahmat melakukan tersebut. Kerana ia segera sibuk memegang-megang kemaluan tersebut dgn tangannya yg putih dan halus. Ia sama sekalii enggak canggung ataupun jijik dgn kemaluan hitam dan besar miiliik Rahmat. Malah dgn cekatan tangannya yg putiih halus memijit-mijit dan mengocok kemaluan Rahmat. Dan inilah rupanya kegiatan ‘ekstrakurikuler’ dari pelajar putri cakep yg ‘innocent’ tersebut.
Sementara kedua tangan Rahmat kini mulaii meraba-raba kedua buah dada Nadisha. Buah dada Nadisha yg kencang dan lumayan besar tersebut kini keduanya berada dalem genggaman kedua tangan Rahmat. Diremas-remasnya keduanya dgn tangannya yg hiitam tersebut. Dirasanya kulit gadis tersebut begitu halus akan tetapi buah dadanya cukup kenyal. Dipencet-pencet dan digoyg-goygnya kedua ujung pentil berwarna kemerahan tersebut dgn jari-jarinya. Dan ternyata terbuktii benar bahwa buah dadanya terutama ujung pentilnya adalah titik-titik sensitif Nadisha. Kerana kini ia mulai mengeluarkan desahan-desahan erotis dari mulutnya.
“Ohhh, ooohhhh, ooohhhhh.”
Rahmat melanjutkan aksiinya memainkan buah dada miiliik gadis iidaman sekolah tersebut dgn mulutnya. Mula-mula dijiilatiinya seluruh bagian buah dadanya, darii bagian luar meliingkar makiin ke tengah. Sampaii akhiirnya dijiilatii salah satu ujung pentil Nadisha dgn liidahnya, sementara tangannya meremas-remas buah dada yg satunya lagii dan menggoyg-goygkan ujung pentilnya dgn jarii-jariinya. Tangannya yg satu lagii mulaii bergeriilya ke bawah, masuk ke dalem rok seragam abu-abu Nadisha. Tangannya tersebut meraba-rabaii rambut kemaluan Nadisha dan dilanjutkan dgn jariinya menggesek-gesekkan kemaluan Nadisha.
Sementara Nadisha makiin mengeluarkan desahan-desahan niikmat. Akan tetapi tangannya juga terus bekerja dgn mengocok-ngocok batang kemaluan Rahmat. Terutama bagian kepalanya yg besar dan disunat tersebut diraba-rabaiinya dgn jarii-jarii tangannya yg halus.


“Wah, gede banget siih, Hiim, punya kamu. Dan iitem banget lagii.”
“Justru tersebut yg enak,. Kamu sukanya sama yg gede dan iitem gini khan. Kalo aqu sukanya yg putiih mulus dan kemerah-merahan gini,” kata Rahmat menatap wajah Nadisha sembari tangannya meremas buah dada Nadisha serta memaiinkan ujung pentilnya yg kemerahan, ”Dan juga yg dibawah ini,” katanya sembari tangannya menggesek-gesekkan dinding kemaluan Nadisha,”


“Trus juga yg ini enak diiisep-iisep juga,” katanya sembari menghiisap ujung pentil Nadisha yg satunya lagii. Kalii ini dihiisap dan dikenyot-kenyotnya lalu mulutnya berpiindah ke buah dada yg satunya. Diemut-emutnya. Liidahnya bergerak meliingkarii ujung pentil yg sensiitiif akan rangsangan tersebut.
“Oooh. Oohhhh. Giila Kamu,. Aduuuh. Enaaakk.”
“Lebih enak lagi kalo nanti barang aqu yg kata kamu gede dan item ini masuk ke badan kamu yg putih mulus.” “Oooh. OOOOhhhhh. AAHhhhhh.”
Nadisha tak menjawab perkataan Rahmat kerana ia siibuk mendesah-desah merasakan nikmatnya Rahmat menyentuh ketiga titik paling sensitifnya.
Sementara Nadisha makiin mendesah-desah keniikmatan. Kemaluannya sudah mulaii basah tak tahan oleh rangsangan Rahmat. Sementara tangannya sendiri masih terus memainkan kemaluan Rahmat.

Akan tetapi rupanya Rahmat tak mau membiarkan perempuan tersebut memainkan kemaluannya terlalu lama. Mungkiin kerana ia tak mau “habis” duluan. Rugi kalo ia “habis” duluan dan nggak sempat menggoyg badan perempuan putiih mulus ini, yg cakepnya nggak kalah dgn bintang filem Mandarin.
Segera ia melepaskan dirinya dari Nadisha. Kini gilirannya memainkan kemaluan Nadisha, bukan dgn tangannya tapii dgn liidahnya! Untuk tersebut dicopotnya kedua sepatu putih Nadisha berikut kaus kaki warna putih dan pink tersebut. Kemudian dikeluarkannya cd-nya yg terkaiit di kaki bawahnya.
“Nah, gini niih biar bebas gerakan kamu.”
Lalu ia berlutut di depan Nadisha, kepalanya dimasukkan ke dalem rok perempuan ini, kemudian dijulurkan liidahnya untuk menjiilatii memek perempuan “innocent” ini dgn liidahnya. “Ooooh. OOHHHHH. Aduuhh. Enaak giilaa!”
Nadisha, anak kelas 3 SMU yg cakep dan iinnocent tersebut yg jadi iidaman seluruh laki-laki di sekolah tersebut, kini dibuat jadi tak berkutiik dan mendesah-desah makiin tak keruan oleh laki-laki pesuruh sekolahan tersebut.
Apalagii sekarang kedua tangan Rahmat meraiih keatas menggenggam dan meremas-remas masiing-masiing satu buah dada Nadisha.
“Oooh. AAAHHHHHH. AAAAHHHHHHHH. AAAAAHHHHHHHHH.”
Jiilatan Rahmat tersebut benar-benar ampuh. Sampaii-sampaii membuat Nadisha, perempuan dgn reputasii tanpa cela tersebut, sekarang jadi basah kuyup kemaluannya dibuatnya. Wajah Rahmat pun jadi iikutan basah pula kena tetesan caiiran darii kemaluannya. Akan tetapi dgn liar ia terus menjiilatii kemaluan basah Nadisha sehiingga jadi makiin kuyup aja.
Demiikianlah permaiinan antara Rahmat dan Nadisha. Awalnya keduanya sama-sama agresiif dan saliing mengiimbangii. Akan tetapi makiin lama Rahmat semakiin memegang kendalii permaiinan sampaii akhiirnya kini Nadisha benar-benar pasrah dan mengiikutii saja seluruh permaiinan Rahmat. Hal ini menunjukkan bahwa Rahmat jauh lebiih berpengalaman dibanding Nadisha.
Kini Rahmat mengeluarkan kepalanya darii dalem rok SMU Nadisha. Dilepaskannya pakaian seragam putiih SMU Nadisha darii badannya. Kini ia menyaksiikan Nadisha dgn badan bagian atas yg sama sekalii bugiil akan tetapi masiih mengenakan rok abu-abu meskii tanpa cd di dalemnya. Wajahnya yg cakep dan iinnocent dgn buah dadanya terbuka bebas, sungguh kontradiktiif dan menggaiirahkan. Ditambah lagii ia tahu betul perempuan ini adalah perempuan eliit dan perempuan iidaman se-sekolahan.
“Ayuk, sekarang kamu duduk ya,” kata Rahmat sembari menyuruh Nadisha duduk setengah tiiduran di kursii sofa. Sementara ia melepaskan seluruh pakaian yg melekat di badannya. Hiingga sekarang Rahmat telanjang bulat.
Lalu disiingkapnya rak abu-abu Nadisha ke atas dan kedua pahanya dibentangkan lebar-lebar. Sehiingga kini Nadisha dalem kondisii duduk setengah tiiduran dgn dadanya yg telanjang. Sementara rok abu-abunya tersiingkap ke atas dan kedua kakiinya terbuka lebar sehiingga terlihat jelas rambut kemaluannya dan liang kemaluannya. Rambut kemaluannya ternyata cukup lebat juga diantara kedua pahanya yg halus dan putiih mulus tersebut. Rahmat segera meraba-raba paha putiih mulus tersebut. Ia merasakan halusnya kuliit badan Nadisha yg putiih bersiih tersebut.
Lalu ia kembalii menjiilati kemaluan Nadisha dalem posiisii terduduk setengah tiiduran begitu. Sehiingga kini Nadisha merasakan sensasii yg berbeda.
“AAAHHHHHHHH. Aduuuhhhh. Ahhhhhhhh. Enakkkk. Ehhhmmmmm.
“Nah sekarang tiiba saatnya barang hiitam aqu menembus ke dalem badan kamu yg putiih mulus.”
Bersamaan dgn tersebut didekatkan ujung kemaluannya ke liang kemaluan Nadisha yg kemerahan. Kepala kemaluannya terlihat begitu besar sementara liang kemaluan tersebut begitu sempiit. Akan tetapi sekalii sodok, cleeep, kepalanya berhasiil masuk sebagian ke kemaluan Nadisha. Lalu didorongnya sekalii lagii dgn lebiih kuat
“Oooooooooooh,” desah panjang Nadisha.


Dan blesss, hampiir seluruh kemaluan Rahmat masuk ke dalem memek Nadisha. Dan sekalii lagii, sleeeep, masuklah seluruh kemaluan hiitamnya ke dalem badan Nadisha.
Begitu di dalem kemaluan Nadisha, segera dikocoknya kemaluannya yg hiitam besar tersebut.
“Aaaahhh. Aahhhhhh. Aaaahhhhh.”
“Oooohhh. Ohhhhhh. Ohhhhhhhh.”
Seluruh badan Nadisha jadi berguncang-guncang dibuatnya. Kedua buah dadanya jadi berputar-putar mengiikutii gerakan sodokan Rahmat.
Nadisha yg sebelumnya sudah basah kuyup, rupanya tak bertahan lama. Hanya kurang darii satu meniit disebadanii oleh Rahmat, ia akhiirnya mengalamii orgasme dgn teriakan-teriakan panjangnya yg erotiis. Membuat Rahmat semakiin bersemangat untuk terus mengocoknya. “OHHHHHHHH. EHHHHHHHHH. EHHHHHHHHHH. OHHHHHH. YEEESSSS. AHHHHHHHH.”


Dan Rahmat memang masiih jauh darii selesaii. Kerana memang ia iingiin meniikmatii badan gadis dgn wajah oriiental ini semaksiimal mungkiin. Untuk tersebut ia terus memompa kemaluannya di dalem badan Nadisha, membuat badan perempuan cakep tersebut jadi berguncang-guncang.


Akhiirnya dilepaskannya rok abu-abu seragam Nadisha. Kini keduanya betul-betul telanjang bulat. Lalu di bangku sofa tersebut kembalii kontolnya merasakan niikmatnya jepiitan kemaluan Nadisha yg sempit. Kali ini dalem posisi diatas. Kedua tangannya memegang piinggang Nadisha supaya ia biisa dgn leluasa mengenjot-enjot badan perempuan ini. Buah dada Nadisha yg menggantung ke bawah jadi berguncang-guncang dibuatnya.
Kini mereka berubah posiisii. Sekarang giiliiran Rahmat yg duduk di atas kursii sofa tersebut. Kemaluannya mengacung ke atas dgn tegaknya. Lalu ia membiimbiing Nadisha untuk memangkunya di atas kedua kakiinya dgn menghadap ke arahnya. Sesudah mengatur posiisii, akhiirnya kemaluan Rahmat masuk ke dalem badan Nadisha. Kini gantian Nadisha yg menggoyg badannya naiik turun. Mengocok kemaluan Rahmat di dalem kemaluannya. Kedua tangan Rahmat meraba-raba buah dada Nadisha.


Sungguh hebat sekalii pemandangan tersebut. Betul-betul kontras sekalii perbedaannya. Yg satu perempuan cakep dgn kuliit putiih dan tampang iinnocent, sementara yg laki-laki tampangnya jelek, kuliitnya hiitam, dan tampangnya liar kayak preman. Akan tetapi perempuan iinnocent tersebutlah yg justu aktiif menggerakkan badannya naiik turun, membiarkan kemaluannya ditembusii oleh kemaluan besar laki-laki liar tersebut.
“Ooohhhh, ooohhhhhh, ooohhhhhhhhh.”


Sesudah bergantii posiisii, kini Rahmat membuat Nadisha telentang. Kakiinya dibentangkan lebar-lebar, dgn salah satu kakiinya ditaruh diatas sandaran sofa tersebut. Sehiingga kemaluannya kini terbuka bebas. Dalem posiisii satu kakii terangkat begitu, Rahmat memasukkan kemaluannya ke dalem kemaluan Nadisha dan kembalii mengocoknya. Nadisha dgn pasrah meniikmatii kocokan kemaluan Rahmat di dalem kemaluannya yg mengguncang-guncang seluruh badannya. Badannya jadi iikut menggeliinjang-geliinjang dibuatnya, seiirama dgn riintiihan-riintiihan dan desahan-desahannya yg terdengar sangat erotiis. Ternyata perempuan cakep yg tampangnya iinnocent ini diam-diam doyan juga dgn kemaluan laki-laki. Padahal biisa dipastiikan hampiir seluruh orang mengiira perempuan ini masiih polos dan perawan. Rahmat terus mengocok kemaluannya di dalem badan Nadisha. Jepiitan kemaluan Nadisha sungguh niikmat rasanya. Sembari meniikmatii pemandangan iindah badan Nadisha yg putiih mulus berguncang-guncang serta buah dada Nadisha yg bounciing gara-gara ulahnya tersebut. Sungguh puas rasanya menyebadanii perempuan yg cakepnya sepertii Nadisha gini. Membuatnya serasa melayg di awang-awang. Sungguh puas hatiinya menyaksiikan ekspresii wajah cantiik Nadisha saat tersebut. Ditambah lagii wajahnya yg iinnocent kini mengeluarkan “musiik” desahan-desahan erotiis yg menggelorakan hatii tersebut. Apalagii kalo mengiingat bahwa perempuan yg sekarang sedang diniikmatii tersebut adalah perempuan yg kelasnya jauh diatasnya dan menjadi iincaran para laki-laki. Akan tetapi sekarang justru dialah laki-laki beruntung yg sedang meniikmatii perempuan iidaman ini secara mutlak.
Tak lama kemudian Nadisha mendapatkan orgasme yg keduanya, dalem posiisii satu kakii terangkat begitu. Sesudah tersebut Rahmat menghentiikan kocokannya di dalem kemaluan Nadisha. Kini ia pun juga sudah mau keluar. Sesudah puas meniikmatii badan Nadisha dan membuatnya orgasme dua kalii, kini giiliiran ia melampiaskan seluruhnya. Akan tetapi ia enggak akan mengeluarkannya di dalem kemaluan Nadisha. Kini giiliiran ia menagiih “iimbalan” darii perempuan tersebut.
Kemaluannya yg hiitam besar kini mengkiilap kerana caiiran pre-cum nya bercampur dgn caiiran kemaluan Nadisha. Didekatkannya kemaluannya ke wajah Nadisha yg masiih tiiduran di bangku sofa tersebut dgn napas terengah-engah. 


Nadisha menjiilatii kedua pelirnya dan batang kontolnya sampai ke kepala kemaluannya juga. Kemudian dikulumnya kepala kemaluan yg besar tersebut. Dan didalem mulutnya liidahnya saliing beradu kontak dgn kepala kemaluan Rahmat tersebut. Seluruh bagian kepala kemaluan Rahmat habiis dijiilatiinya, termasuk lehernya yg sangat sensiitiif tersebut.
Sampaii akhiirnya membuat Rahmat tak tahan lagii. Sesaat sebelum ejakulasii, dikeluarkannya kemaluannya darii dalem mulut Nadisha. Dan akhiirnya ia mengalamii ejakulasii dgn memuntahkan sperma yg cukup banyak, yg mendarat di beberapa tempat di wajah Nadisha. Ada pula yg sampaii ke rambutnya. Sesudah tersebut spermanya mengaliir ke bawah membasahii leher dan dadanya. Kedua tangan Rahmat mengusap-usap seluruh buah dada Nadisha, sehiingga spermanya kini tersebar di seluruh bagian buah dada Nadisha. Badan Nadisha terutama dadanya jadi basah dan mengkiilap kerana sperma Rahmat yg bercampur dgn keriingatnya sendirii.

“Wah, giila. Benar-benar mantap deh kamu. Memang beda deh. Rasanya kayak meniikmatii biintang filem Mandariin. Betul-betul aqu laki-laki beruntung biisa ngerasaiin perempuan secakep kamu. Pokoknya kamu the best dah.”
“Awas, kamu jangan biilang-biilang ke siapa-siapa ya.”
“Berees. Asal jangan lupa ‘iiurannya’ aja. Lagian, kamu juga suka khan meskiipun aqu cuman pesuruh sekolah.”
“Aah, sialan kamu.”
Dan selesailah sudah “pertempuran” antara Rahmat, laki-laki liar pesuruh sekolah dgn Nadisha, perempuan top yg jadi favoriit seluruh laki-laki di sekolah tersebut.
Pukul 16.08…
Nadisha dgn pakaian seragamnya yg tampak rapi di badannya berjalan keluar menuju pintu depan sekolah. Saat tersebut para siswa siang baru selesai istirahat dan mereka sudah kembali ke kelas masing-masing. Sehingga suasana sekolah menjadi sepii.
Tak lama kemudian ia masuk ke kendaraannya dan men-staternya. Dan meluncurlah kendaraan tersebut meniinggalkan sekolah menuju ke rumahnya.
Demikianlah cerita tentang Nadisha, pelajar putri kelas 3 IIPA dgn reputasi yg bersih, gadis berumur 18 tahun yg cantik dan innocent, anak pengusaha kaya yg pandai.
Nadisha, “The Innocent Giirl” yg ternyata “not so innocent” tersebut.
Bagaimana awalnya kok bisa-bisanya ia menjalin hubungan dgn Rahmat, sampai jauh melampaui batas swami isteri tersebut?


KEBIASAAN BURUK Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terl...