Namaku
Andin, usiaku 21 tahun aku kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jogja. Aku
bertubuh putih berambut panjang, banyak orang bilang aku cantik. Semua yang ada
didiriku menarik, pria mana yang tidak tergoda melihat kecantikan dan lengkuk
tubuhku yang sexy. Aku anak tunggal, orangtuaku pengusaha sukses.
Hidupku
tidak pernah merasa kekurangan, semua yang aku minta pasti tercukupi.
Orangtuaku selalu sibuk bekerja, aku bebas kemana saja. Yang penting dia
menstranfer uang untukku, satu minggu 5 juta. Hanya untuk berfoya-foya di malam
tiba. Kadang kalau malas kuliah aku ngeseks di kost sama teman pria ku. Bukan
pacar aku tapi teman nongkrong bareng.
Jarang
tidur atau pulang ke rumah aku mempunyai kost yang dekat dengan kampusku.
Pulang nggak pulang tidak ada orang yang mencariku, kedua orangtuaku luar kota
setiap hari. Jangankan bertemu menelpon saja jarang, ya bagiku tidak masalah
karena aku sangat menyukai kebebasan. Aku termasuk wanita yang salah pergaulan,
aku anak dugem.
Setiap
hari aku menghabiskan waktu dengan clubbing karaoke, bahkan aku mengkonsumsi
alcohol. Pergaulan yang salah sudah merasuki kehidupanku. Seks bebas sudah hal
yang biasa dalam hidupku. Apalagi kalau aku sudah kerasukan alcohol rasanya
udah pengen ngeseks dengan pria siapa saja yang ada di dekatku.
Bahkan
jika tidak ada pelampiasan aku mencari lelaki yang mau memuaskan ku dan aku
memberinya uang. Diusiaku yang masih muda belia aku sudah terjerumus dalam seks
bebas. Aku sudah merasakan berbagai macam rasa seks dengan banyak pria. Ini hidupku
tanpa pengawasan orangtua dan hanya uang yang mengendalikan aku.
Hanya
rokok dan alcohol yang menemaniku setiap saat. Aku selalu menjaga penampilanku
agar selalu terlihat cantik biar banyak pria yang mendekatiku. Banyak pria yang
ingin jadi pacarku namun aku selalu menolak aku mengganggap mereka sebagai
teman tapi mesra.Temanku kebanyakan pria, teman cewek hanya beberapa saja.
Teman
nongkrong di mall di cafe itu hanya Tessa dan Dona. Kelakuanku juga tidak jauh
berbeda dengan mereka. Tukang ngeseks kesan kemari hanya mencari pria baru
untuk dijadikan mangsa. Bedanya hanya uang, kalau aku berani memberi pria uang
kalau mereka tidak. Karena uang saku mereka pas-pasan tidak berlebihan seperti
aku.
Pernah
aku ngeseks sama pacar teman sekelasku di kamar mandi. Karena udah nggak nahan,
pernah sama dosenku pernah sama tukang kebun yang ganteng di kampusku. Bermacam
pria berbagai rasa sudah aku nikmati, asalkan muda belia pasti gairah seksnya
tinggi. Namun kali ini berbeda, pada waktu itu papahku pulang dari luar kota.
Dia
menelfon aku, aku pulang ke rumah. Karena sudah 3 minggu nggak ketemu, mungkin
mereka kangen sama aku. Sesampainya di rumah papah dan mamah menciumiku,
kelihatan kangen banget. Sebaliknya aku, papah pulang Cuma mau bilang kalau
temannya mau datang dari Jogja. Dia menginap di rumah, dan aku disuruh
menjemputnya di bandara.
“loh
pah aku kan kuliah masa iya aku yang jemput…?”
“kamu
saja nak, dia Om Seno teman baik papah mau kerjasama dengan perusahaan. Ini kan
liburan sekolah hotel penuh, Om Seno menghendaki menginap di rumah saja..”
“ahhh..papah
sebel deh, papah aja yang jemput ya aku kan mau main sama temen-temen..”. “kamu
saja, papah mau ke kantor sebentar ada meeting..”
Pulang
baru ketemu udah nyuruh jemput temennya di airport, malesin banget si papah.
Bukannya ngajak hangout kemana gitu, mamah juga sukanya gitu nyuruh-nyuruh
sesuka hati. Dikasih uang 2 juta jemput di airport banyak juga buat clubbing
nanti malam aku rela jadi sopir pribadi. Aku beranjak pergi ke airport,
perjalanan 45 menit untung aja nggak macet. Sesampainya
disana peswat delay, aku nunggu 2 jam. Rasanya pengen pulang sebel, telpon
papah juga nggak diangkat. Taxi banyak mending suruh pulang naik taxi aja deh.
Setelah nunggu beberapa jam, seorang lelaki setengah tua seumuran papah tapi
masih mudaan dikitlah menghampiri aku. Memegang pundakku, aku lagi asyik mainan
hp, “hmmmm…ini Andin ya anaknya Mas Broto?”. “iya
om benar, ini om Seno ya? Kok bisa tau Andin sih om kan belum pernah ketemu
sebelumnya..”
“papah
kamu kirim foto tadi aku cari-cari kok nggak ada, aku lihat kamu sedang asyik
di sudut kursi ruang tunggu ini..” “ayo
om pulang papah sudah menunggu di rumah..”
“ohhh
iya Ndin…”
Aku
dan Om Seno pulang menuju rumah, jalanan macet parah. Mobil nggak bisa bergerak
aku harus, hari makin sore aku udah terlanjur janjian sama temen-temen aku. Jam
7 malam aku belum sampai rumah, di jalan lama banget dan rumah masih jauh. Aku
nggak tahan kalau macet bosen hp aku lowbet nggak bisa ngapa-ngapain.
Aku
ngobrol sama om Seno, dia asyik banget lucu deh bikin aku ketawa terus. Ya
lumayan menghilangkan rasa bosan yang sesaat. Tiba-tiba om Seno memandangiku
cukup lama, tatapan matanya seperti ada sesuatu. Seperti ada gairah seks yang
memancar, oh memang pikiranku selalu ngeres. Aku nggak doyan sama om-om kayak
Om Seno. Selerakukan
muda belia, yang masih semangat ngeseksnya. Tapi kenapa ya, om seno kok
menatap aku terus, melihat dari bawah hingga keatas. Aku memaki hotpen dan kaos
ketat, terlihat lengkuk tubuhku yang sexy. Payudaraku yang montok dan besar
rambutku terurai panjang wajahku yang cantik, terus dipandangi.
Aku
salting deh, sesekali om Seno ngobrol sambil tangannya berada di pahaku. Entah
apa itu, mungkin dia mengira aku seperti anaknya. Tapi rasanya aku kok horny
dipegang pahaku berkali-kali. Terasa ada sinyal-sinyal nafsu muncul di tubuhku.
Aku mendekati Om Seno yang lagi nyetir di kemacetan, aku sandarkan kepalaku di
bahunya.
Om
Seno terlihat biasa aja, sesekali dia membelai rambutku. Aku semakin tergoda
dengan belaian om Seno, entah terangsang banget aku dibuatnya. Dengan tiba-tiba
om Seno mendekapku ditengah kemacetan lalu lintas,
Hangat
sekali rasaya didalam mobil yang ber Ac Om Seno, rasanya kau seperti
diselimuti, “macet gini enaknya ngapain ya, mampir penginapan sebentar yuk
lelah banget ni Om ..”. “boleh
om dengan senang hati..”
Mobil
belum bergerak, sambil menunggu kemacetan aku mencium bibir om Seno. Aku kecup
bibir om seno, secara reflek dia membalas ciumanku. Dengan mesra om Seno
menciumi ku dengan penuh gairah. Tangannya mulai meraba-raba payudaraku yang
montok, dia remas-remas sambil menciumiku. Aku tak kuasa menahan getaran nafsu
ini, horny menguasai tubuhku.
Kebetulan
banget mobil berada dipinggir malam semakin larut macet belum juga bisa
teratasi. Kaca film mobilku gelap jadi tidak terlihat dari luar, aku mau
bertingkah seperti apapun bebas. Aku dah nggak kuat kalau harus menunggu macet
yang berjam-jam. Om Seno melepaskan kebosananya dengan mencoba membangkitkan
gairahkan seks-ku.
Saat
itu dia terus menciumiku sampai-sampai aku lemas karena remasan payudara itu
sangat nikmat. Perlahan dia meremas dengan perasaan sembari mencium tangannya
meraba-raba payudaraku, “Ndin,
pindah belakang ya biar lebih nyaman..”. “iya
om…”
Aku
pindah duduk belakang kemudian kita melanjutkan aksi mesum itu. Bajuku dilepas
om Seno, aku hanya nurut aja. Payudaraku terlihat jelas dengan bra hitam,
terlihat wajah om Seno gemas melihat payudaraku menggantung kencang. Menciumi
payudaraku meremas dengan keras, putting susuku dijilat dan dikulum aku nggak tahan,
“akkkhhhh… oommm…ouuuuuggghhhh…ahhhhhh…..ooooommmm”
Putting
susuku yang hitam memerah, dijilati dengan lidahnya terus memutar. Tangannya
memainkan putting ku dengan diputar-putar hingga aku tak tahan,
“akkkhhhh…oooommmmm….ahhhhh……”

Celana
ku dilepas om Seno, om Seno tampak melepas baju dan celananya. Kita sudah
telanjang bulat, tanpa busana sudah siap saling memuaskan nafsu. Aku terus
menerima setiap belaian ciuman om Seno aku sangat horny, “ommm..
lagi ommmm…mainin Andin ommm….”

Tampak
penis om Seno memanjang tegak besar banget, 3 kalinya penis pemuda-pemuda yang
pernah menjamah aku. Aku semangat banget pas ngelirik penis om Seno udah nggak
sabar pengen masuk ke dalam. Pasti sangat nikmat goyangannya, dan pastinya
masuk kedalam lubangku yang sangat nikmat ini. Om Seno terus mencium sembari
penisnya menggesek ke memekku, “ouggghhhh….ouggghhh…akkhhh
ommmmmmm…..”
Keluar
cairan dari memekku basah gesekan semakin licin. Aku tak kuasa benar-benar
sangat horny. Menggerayangi tubuh manjaku, aku tak kuat tak tahan. Aku
menggeliat manja, seakan terus membangkitkan gairahku, “ommm…nikmat
banget om…ahhhhh…aahhhhh..ooommmm….”
Om
Seno turun kebawah, membuka lebar kakiku lebar banget. Aku mengangkang tampak
memekku rimbun dengan rambutnya. Makin bersemangat wajah Om Seno, aku yakin dia
horny banget melihat memekku yang besar dan terlihat kenyal. Tangannya
meraba-raba memekku,dan tak terlewatkan klitorisku dia raba seta dia ciumi,
“oooommm…ouaghhh…ahhhh….ommmmm…..ahhhhh…..”
Menciumi
terus memekku kakiku tetap mengangkang agar om Seno leluasa dan puas. Tempat
yang seadanya hanya dimobil tidak mengurangi gairah kita. Layaknya di ranjang
kita bermain dengan semaximal mungkin. Mungkin om Seno udah nggak tahan melihat
memekku yang siap dia serbu. Mobil serasa bergoyang ditengah kemacetan.
Saat
itu kami tidak perduli dengan mobil disekitar kami, yang penting aku dan Om
Seno puas. Dia berusaha memasukkan penisnya. Tangannya memegang erat tanganku,
dia genggam erat. Hingga aku tak bisa berkutik, aku memuncak gairah tak
tertahankan. Cairan keluar lagi membuat basah memekku kembali, nafsu kuat
banget,
“akkkhh…ooohhhh…oom….ooohhhhh…oouugghhhh
ommmm…”

Penisnya
dia putar-putar di bibir memekku, di gesek-gesekkan hingga licin dan mudah
untuk dimasuki. Basah dan siap menyusuri lubang kenikmatan ini. Ujung penis
berhasil masuk ke dalam lubang kenikmatan itu, dia terus mencoba memasukkan.
Ujung hingga batang penis yang besar itu masuk ke dalam memekku, “Blesssssss…”

“ouuugghhh…oouuhhhhhh…..ahhhhh…..”
Terus
mencoba menggoyangkan penisnya masuk ke dalam hingga kerahim. Rasanya sudah
mentok ke dalam, nikmatnya ke ubun-ubunku,
“ahhhhh….ahhhhh……”
terus mendesah kenikmatan sex yang tak terkira.

Sesekali
aku mengangkat pantatku, om Seno semakin menusukkan maju mundur goyangan
penisnya. Keringat bercucuran membasahi tubuh, om Seno memiliki gairah sangat
tinggi sama sepertiku,
“ahhhh…ommmm….lagi
omm….lagi omm…ahhhhhh….”

Aku
menjepit penis om Seno, biar terasa nikmat. Jepit..jepiitt.. lepas.. kemudian
aku jepit lama sekali. om Seno mendesah,
“ouhhhh
Din, Ssssshhh… ahhhhh…”
“jepitan
kamu mantap Ndin….” Ucap om Seno sambil merem melek.

Kemudian
aku meminta agar om Seno menggoyangkan penisnya. Dia terus meminta agar aku
lebih menekankan penisnya itu. Kenikmatan sudah memuncak kami-pun terbakar oleh
nafsu sex kami yang tinggi. Setelah beberapa waktu kami bercinta didalam mobil,
pada akhirnya om Seno mengeluarkan spermanya,

“crooooottttt…cccrrrrrrrrrrrrrrrooooootttt….cccccccccroooooootttt….”
Sperma
disemprotkan dibibirku, banyak dan lengket. Lidahku menjulur menjilati penis om
Seni yang berlumur sperma.

Puas banget ngeseks sama Om Seno. Keperkasaan om
Seno dalam berhubungan sex, melebihi anak muda yang pernah aku ajak ML. Ketika
sedang menikmati sisa-sisa orgasme kami, tiba-tiba saja klakson mobil dari
belakang terus berbunyi .
Aku
melihat kearah depan ternyata jalanan sudah lancar dan kemacetan sudah dapat
teratasi. Melihat hal itu aku dan om Seno bergegas memakai pakaian kembali.
Setelah selesai berpakaian kami-pun pindah di posisi semula. Tak lupa sepanjang
perjalanan aku merapikan rambut dan bajuku.
Kami-pun
segera kembali pulang ke rumah dan kami tidak jadi mampir ke penginapan. Sudah
cukup terpuaskan ngeseks di tengah kemacetan.
Sekian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar