Rabu, 31 Januari 2018

KENIKMATAN MENDADAK

Malam tersebut Denada tampak sedang menonton televisi diruangan keluarga dgn hanya mengenakan terusan warna putih berbahan satin, Denada tampak cantiik dan seksi menggunakan terusan itu, belahan buah dadanya yg putiih dan mulus tampak jelas sekalii kerana terusan satu taliinya itu berbentuk V, sementara dibaliik terusannya Denada tak mengenakan bh dan celana dalam, kedua ujung pentilnya yg berwana merah mudapun tampak menonjol di terusannya itu sementara bayangan hitam yg tipis diselangkangannya terbayg dgn jelas.
Denada memang masih muda umurnya sekarang ini baru 30tahun, dia menikah dgn swaminya pada saat ia berumur 20, sementara swaminya seorang duda beranak satu berumur 40 tahun. Anak tiiriinya Donii sekarang ini berumur 18 tahun. Sampaii saat ini Denada belom dapat memberiikan keturunan kepada swaminya, mungkiin ini yg membuat badan Denada tetap sexy terutama kedua buah buah dadanya yg masih kencang.
Hari ini swaminya memang pulang terlambat kerana harus menjamu clientnya dan Donii sendirii mengiinap dirumah kawannya, saat ini Denada sendirian dirumah. Malam semakiin larut, hawa dingiin kerana hujan dan kesepian tanpa ada yg menemanii ngobrol membuat Denada mulaii mengantuk, tanpa terasa Denada mulaii tertidur diatas sofa.
sewaktu Jam didinding mulai menunjukkan tepat pukul  1, sementara Denada yg terlelap dalem tiidurnya tak menyadarii terusan yg menutupii badannya sudah tak menutupii badannya secara sempurna, tali terusannya sudah tak dipundaknya melaiinkan sudah berada ditangannya, ini membuat kedua buah dadanya tampak dgn jelas, sementara dibagian bawah sudah terangkat sehiingga lembah keniikmatannya yg tertutupii oleh rambut hiitampun tampak dgn jelas.
Saat itu diluar Terlihat sebuah kendaraan memasukii pekarangan rumah Denada, darii dalem kendaraan turun seorang pemuda berbadan atletiis, pemuda ini kemudian membuka pintu belakang kendaraan, sii pemudapun tampak memasukkan setengah badannya kedalem kendaraan, selang tak lama si pemuda dgn sedikit menyeret membantu keluar seorang lelaki setengah baya dalem kondisi mabuk sekali, sesudah lelaki setengah baya itu berada diluar kendaraan, pemuda itu mulaii memapah lelaki tersebut kearah piintu rumah Denada sembari tak lupa menutup pintu kendaraan dan menguncinya.
Sampai didepan pintu, pemuda itu mengeluarkan kunci pintu dan membuka pintu itu sembari tetap memapah lelaki tersebut, sesampainya didalem pemuda itu tak lupa menutup pintu rumah dan menguncinya kembali, kemudian pemuda itu memapah lelaki tersebut menuju kamar tidur, saat berjalan menuju kamar tidur pemuda itu menghentikan langkahnya diruangan keluarga, matanya terbelalak melihat pemandangan yg membangkitkan birahi, dia melihat kedua buah dada Denada yg putih dan mulus juga lembah kenikmatannya yg tertutupi oleh rambut hitam, melihat itu semua si pemudapun menelan air liurnya berkali-kali sementara, bagian bawah badannya perlahan-lahan mulai begerak.


Tanpa membuang waktu lagi pemuda itu dgn cepat memapah badan bossnya yg mabuk berat kearah kamar tidur, yg memang tak terlalu berjauhan dgn ruang keluarga, sesudah merebahkan badan bossnya dan membuka sepatunya, pemuda itu keluar darii ruang tidur dan menutup pintunya, kemudian dia kembali menuju keruangan keluarga dimana Denada masih terlelap dalem tidurnya, sesampainya didepan Denada tanpa membuang waktu lagi pemuda itu mulai melepaskan baju, sepatu, celana dan celana dalemnya, sehingga badan atletiisnya tak mengenakan sehelai benangpun. Tampak kemaluan pemuda itu sudah berdiri dgn tegak sekali.
Perlahan-lahan pemuda itu mulai duduk disamping Denada, kedua tangannya mulai meremas-remas kedua buah dada Denada, dgn penuh nafsu pemuda itu mulai menjilati ujung pentil susu Denada dan kadang-kadang ditimpali dgn hisapan-hisapan, mulut bekerja tanganpun tak mau ketinggalan, tangan yg satu meremas-remas buah dada Denada, dan yg satunya mulai mengelus-elus lembah kenikmatan Denada, saat tangannya mulai menyentuh kemaluan Denada, dia merasakan kemaluan Denada sudah basah, kelihatannya Denada sedang bermimpi disetubuhi. kemudian pemuda itu mulai memasukkan jari tengahnya kedalem lobang Denada yg sudah basah itu, dgn gerakan perlahan-lahan dikeluar masukkan jariinya itu dikemaluan Denada. Seluruh aksinya itu membuat Denada mulai mendesah keenakan, tak tahu kerana akibat aksi sipemuda atau kerana dia sedang menikmati mimpinya.
Sesudah merasakan kemaluan Denada semakin basah pemuda itu kemudian mengeluarkan jari tangannya, lalu ia mulai mengangkangkan kedua kaki Denada dan mengarahkan kemaluannya kekemaluan Denada, dgn perlahan-lahan sipemuda mulai mendesakkan kemaluannya kelobang kemaluan Denada, sipemuda tak mau terburu-buru memasukkan kemaluannya dia takut Denada terbangun, perlahan-lahan gagang kemaluan sipemuda mulai masuk kedalem lobang kemaluan Denada, ia merasakan kemaluan Denada sangat sempit sekali, terlihatnya kemaluan Denada jarang dipakai atau kemaluan swaminya kecil sehingga lobang kemaluan Denada masih sempit, sedikit demi sedikit kemaluannya mulai terbenam dilobang kemaluan Denada, dgn gerakan perlahan si pemuda mulai menurunkan badannya sehingga posisinya mulai menindih badan Denada dan kedua tangannya mulaii diseliipkan kebadan Denada.
Sembari memeluk badan Denada dgn cukup erat dan biibiirnya mulaii mengulum biibiir Denada, siipemuda membenamkan kemaluannya dalem-dalem kedalem lobang kemaluan Denada, akiibat gerakan itu Denada tersentak dan terbangun darii tiidurnya, matanya terbelalak saat meliihat wajah siipemuda, tapii Denada tak biisa berteriak kerana mulutnya sedang dilumat oleh siipemuda, Denada merasakan bukan hanya mulutnya saja yang sedang dilumat tapi kemaluannya pun sedang disumpal oleh kemaluan sipemuda ini, dan Denada mulai merasakan sipemuda menggerakkan kemaluannya dilobang kemaluannya.


“Bless…sleep…bleess…sleppp…bleess….sleeeppp..”
Tampak Mata Denada yg tadinya terbelalak kerana kaget perlahan-lahan mulai meredup sayu, terlihatnya Denada mulai merasakan kenikmatan disetubuhi oleh sipemuda, Denada mengenalii siipemuda sebagaii Cakra salah seorang bawahan swaminya, yg dia tak mengertii bagaiimana Cakra biisa masuk kedalem rumahnya dan bagaiimana Cakra biisa dgn bebasnya memasukkan kemaluannya kedalem lobang kemaluannya, namun Denada tak mau berpiikiir banyak tentang hal itu yg ada dalem benaknya sekarang ini adalah meniikmatii sodokan kemaluan Cakra.
“hmmhh….hhhmmmhhh….hhmmmhhhh” terdengar desahan darii mulut Denada yg masiih dilumat oleh Cakra, kerana Cakra takut kalau ia lepaskan lumatannya Denada akan berteriak.


Mata Denada mulaii merem melek meniikmatii sodokan-sodokan kemaluan Cakra yg besar kalau dibandingkan dgn swaminya, meliihat Denada mulaii meniikmatii entotannya Cakra mulaii beranii melepaskan lumatan dibiibiir Denada dan mulaii menjiilatii leher dan teliinga Denada, aksiinya ini semakiin membuat desahan-desahan Denada semakiin menjadi. “Ouuhhh……ssshhhhh….. aaahhhhh…. Cakraa….. kontooolllmuuuu…  eenaakk sekalii dan besar sshhhh…aaahhhh…” Denada mendesah keniikmatan meniikmatii entotan Cakra.


“Hmmhhhh…..slrrppp…..hmmmm….kemaluan ibu juga eenaaakkk… oohhhh…. sslrrpppp….seempiiiitt sekalii … ooohhhh…. slllrrpppp…..” Cakra melenguh keenakan merasakan kemaluan Denada yg masiih sempiit sembari tetap menghiisap-hiisap buah dada Denada.
Denada merasakan kenikmatan duniawii yg belom pernah ia alamii sebelomnya, selama perniikahannya dgn swaminya belom pernah dia merasakan niikmatnya dientot, selama ini swaminya selalu mencapaii kepuasan terlebiih dahulu, sementara ia sendirii belom mencapaii kepuasan, jangankan untuk mencapaii kliimaks, untuk merasakan keenakan saja Denada belom pernah merasakannya, berbeda dgn saat ini saat kemaluannya disodok-sodok oleh kemaluan Cakra yg memang dalem ukuran saja lebiih besar dan lebiih panjang darii punya swaminya, apalagii Cakra masiih muda.


Kedua insan ini sudah tak ingat apa-apa lagi selain menikmati persebadanan mereka yg semakiin menggiila, Cakra semakiin cepat mengeluar masukkan kemaluannya didalem lobang kemaluan Denada yg semakiin basah, sementara Denada sendirii dgn semangat 45 menggoygkan pantatnya mengimbangi gerakan Cakra, keriingat sudah mengalir darii kedua badan mereka.


“Ouughhh … Cakra ….teruussss….ooughhh… enaaakkkk…. sekaalliiiiii…. oughhhh….tekaaaann yg dalem, Oughhh…. puaskaannn…akuuuu…..yaaahhh,…aaaahhhh”. Lenguhan Denada semakiin menjadi.
Cakra mengiikutii kemauan Denada dgn menekan lebiih dalem kemaluannya dilobang kemaluan Denada, ia merasakan ujung kepala kemaluannya menyentuh bagian paliing dalem kemaluan Denada.
“Aaagghhh…akuuu..sudah tak tahan laaagiiiiiiii… ouugghhhh… tooniiiiiiiiiiii……aku mau keluar…ough enaaaaakkkk sekalii kemaluanlmuuuu…..aaaagghhhhhh…..Cakra….akuuu…keluaaarrrrr……  aaaaghhhhhhh.” Denada mengerang.


Srrr…..cccrooooot….ssssrrrrr…….. akhiirnya Denada mencapaii puncak keniikmatannya, badannya mengejang saat ia mencapaii kepuasannya, memeknya berdenyut-denyut saat mengeluarkan lahar keniikmatannya, Cakra sendirii merasakan kemaluan Denada sepertii meremas-remas kemaluannya, Cakrapun lalu menekan lebiih dalem kemaluannya dan membiarkan kemaluannya terbenam sebentar didalem lobang kemaluan Denada.


Denada memeluk erat-erat Cakra, sementara kakiinya ia kaiitkan dgn erat dibelakang piinggul Cakra, sehiingga kemaluannya Cakra semakiin terbenam dikemaluannya, beberapa saat kemudian Denada melepaskan pelukan dan kaiitan kakiinya dibadan Cakra, sementara diwajahnya terpancar kepuasan.


“Cakra kamu betul-betul hebat, selama ini belom pernah saya mengalamii nikmatnya bercinta,” Denada berbisiik diteliinga Cakra.
“Saya juga merasa enak ngentot ibu, kemaluan ibu sangat sempit. “ Cakra meniimpalii biisiikan Denada, sembari dgn perlahan-lahan mulai memaju mundurkan lagii kemaluannya.
“Hmmm…aahh..kamu belom keluar.” Denada bertanya, kerana ia merasakan kemaluan Cakra masiih keras. “Hmm..aku pikir kamu sudah selesai”.
“Belom, ibu masiih mau lagii?” tanya Cakra.
“Hmmm…memang kamu bisa buat aku puas lagii.” Denada balik bertanya.
“He..he..kiita coba saja, apa saya biisa buat iibu puas lagii atau tak.” Jawab Cakra sembari mulai mempercepat gerakannya, sementara tangannya mulai meremas-remas kedua bukit buah dada Denada.
“Kiita tukar posiisii, biar aku yg menggenjot kemaluanmu, sekarang kamu duduk.” Denada menimpalinya, kerana ia sendiri tak mau membuang kesempatan ini.


Cakra kemudian menariik badan Denada tanpa melepaskan kemaluannya dari lobang kemaluan Denada, dgn sedikiit berputar Cakrapun lalu duduk disofa, sementara posisi Denada sekarang sudah dipangkuannya, dgn posisi ini Cakra lebih leluasa untuk bermain di susunya Denada, kedua tangannya dgn penuh nafsu meremas-remas kedua bukit kembar Denada, mulutnyapun ikutan beraksi, kedua ujung pentil susu Denada bergiiliiran dijilati dan dikulum serta dihisap-hisap oleh Denada, aksii Cakra ini perlahan-lahan mulaii membangkiitkan kembalii biirahii Denada, dgn perlahan-lahan Denada mulaii menaiikturunkan piinggulnya, gesekan-gesekan kemaluan Cakra didinding kemaluannya membuat birahinya kembali memuncak dgn cepat.
“Ouuughhh….Cakra……hiiiisaaaapppp….tteeeteeekkku…. .ooughhhh…yyaaachhh….begitu… aaaghhhh… kemaluanmu enak sekaaaliiiiii…” Denada mengerang sembari mempercepat gerakan naiik turunnya.
“Klo mau keluar kamuuuuu….kkassiiiih…tahuuu…yaachhhh…..” Denada berbisik di telinga Cakra. “Hmmhhh…ssslllrpppp….. hhmmmmhh…. ok….. aaaagghhhhh., …….” Cakra menjawab sembari tetap menghisap-hisap tetek Denada.


“Sleeppp…..blesss…sleeppp….bleesss….slleeepppp….ble essss…..” kemaluan Cakra tampak keluar masuk dalem lobang kemaluan Denada dgn cepatnya, kerana Denada pinggul Denada naiik turun dgn cepat.
Denada betul-betul menikmati persebadanannya ini, gerakkannya semakin cepat dan semakin tak beraturan, lenguhan-lenguhan kenikmatan mereka berduapun semakin kerap terdengar, menikmati persebadanan ini mereka berdua lupa dgn status mereka, dalem pikiran mereka hanya satu bagaimana mencapai kepuasan persebadanan ini.
“Ouughhh…Cakraa……akkuuuu….mauuuuu,……keellluuaaa rrr… lagii… oooohhhhh…. aaaagghhh enaaaakkkkk sssekkaaaaallliiiiiiii…..  kemaluanmuuuu…” Denada mengerang saat ia merasa bahwa ia akan mencapai lagii puncak kenikmatannya.
Sementara itu Cakra juga merasa bahwa ia akan mencapai puncak kenikmatannya, Cakrapun membantu Denada yg akan mencapai puncak kenikmatannya dgn memegang pinggul Denada dan membantu menggerakkan piinggul Denada naiik turun dgn cepat.
“Ouuughhhhh…Buuu….aaakkkuuuu jugaaa…mau kelluaaaarrr….. aaaagghhhhhh….. kemaluan iibuuuu… enaaakkk sekaaalliiiiiiiiii…… ooougghhhh….buuuu…aku gak taaahhaaannn… lagi.” Cakrapun mengerang merasakan puncak orgasmenya yg sudah diujung kepala kon**lnya. “Crooootttt….creooottt….sssrrr…..ccroooottt……..”


kemaluan Cakra menyemprotkan aiirmaniinya didalem lobang kemaluan Denada, berbarengan dgn kemaluan Denada menyemprotkan lahar keniikmatannya, Denada merasakan hangatnya sperma Cakra didinding lobang kemaluannya, sementara Cakra merasakan hangat digagang kemaluannya kerana disiiram oleh lahar kenikmatan Denada.


Keduanya berpelukan dgn erat menikmati saat-saat terakhir puncak kenikmatan darii persebadanan mereka, kedua bibir mereka berpagutan dgn mesra, Denada sendiri dgn perlahan-lahan menggoyangkan pinggulnya meniikmatii sisa-sisa kenikmatan dari kemaluan Cakra.
Tak lama berselang Denada beranjak dari pangkuan Cakra, darii lobang kemaluannya tampak caiiran putih mulaii mengaliir perlahan, sementara kemaluan Cakra yg mulai mengkerut tampak mengkilat kerana cairan kenikmatan Denada, keduanya kemudian beranjak menuju kekamar Cakra untuk membersihkan diri.
Sesudah membersiihkan dirii keduanya kembali keruangan keluarga dan mulaii mengenakan pakaian mereka, lalu Cakra berpamiitan pulang, ditimpali oleh Denada dgn kecupan mesra dibiibiirnya, dan biisiikan mesra diteliinganya, “ Teriimakasiih yach, atas malam yg iindah ini”
Dibalas oleh Cakra dgn senyuman dan kata-kata yg menggoda,
“Kalau ibu ingin keniikmatan lagi, hubungi saya saja” Denadapun tersenyum atas godaan Cakra ini, “ Pasti, “
Sesudah Cakra pulang, Denada menuju kamar tidurnya, malam ini Denada tidur dgn lelap dimulutnya terukir senyum kepuasan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBIASAAN BURUK Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terl...