Aku mempunyai
tetangga di diarea kosku bernama Bu Putri, dia menyandang status singgle
parent dan mempunyai anak satu. ini bermula ketika Bu Putri memintaku untuk
memberikan les private anaknya yg bernama Esty. Esty sekarang kelas Tiga SMP,
sebab ucap Bu Putri Esty lemah dalam pelajaran Bahasa Inggris, dan ditambah
lagi sebenanti lagi menMasati Ujian Nasional, sebab itu Bu Putri meminta tolong
memberi pelajaran tambahan pada anak perempuanya. Bu Putri sangat khawatir bila
anaknya tak lulus dalam ujian nasional. Permintaan Bu Putri-pun aku respon dan
itung-itung buat uang tambahan, hhe… maklum namanya juga mahasiswa.
Kebetulan sekali mata
pelajaran ini sesuai dgn jurusan yg kuambil, So tak ada kendala bagi aku.
Singkat cerita jadwal private yg telah kami sepakati, yaitu jam 07.00-09.00
malam, les private ini dilakukan 3 kali seminggu dirumah Bu Putri. Ini sangat
menguntungkan sekali dgn jalan Bangi saja sudah sampai, irit bensin bro, Cuma
modal Bangi aja, lumayan rejeki anak sholeh, hhe. Oh iya Les Private ini sekali
pertemuan 60ribu, dgn hasil segitu aku bisa mengkalkulasi penghasilan
tambahanku perbulan.
Pada hari itu
mulailah aku memberi les private pada Esty, awalnya semua berjalan lancar,
seperti layaknya les private pada umumnya. Pada suatu malam sesuai dgn jadwal,
aku dateng ke rumah Bu Putri dgn maksud memberi les private pada Esty.
Sesampainya disana ternyata yg ada hanya Bu Putri saja waktu itu, ucap Bu
Putri, Esty lagi main dgn temannya sebab ada keperluan. Bu Putri berucap, mungkin
sebentar lagi dia akan pulang. Sambil menunggu Esty, Bu Putri-pun menyuguhkan
secangkir kopi hangat dan sedikit cemilan padaku. Sambil menunggu Esty kami-pun
berbincang, “ Kopinya kok di diamkan sih Mas Adit, ayo silahkan diminum kopinya
!!! ” ucap Bu Putri.
“ Oh Iya, heehe… aku
minum ya Bu Kopinya ” jawabku sambil mengambil cangkir berisi kopi hangat yg
ada di depanku.
“ Iya Mas silahkan
!!! Sekrang udah semester berapa Mas Adit ? ” Bu Putri memulai percakapan.
“ Aku sudah semester
akhir ini Bu, Tapi, skripsi aku belom selesai, hhe… ” jawab aku malu-malu
sambil meletakkan cangkir kopi ke atas meja lagi. “ Ouh gitu ya Mas… sebenanti
lagi selesai dong, hhe… Nanti kalo sudah lulus, Esty gag ada yg ngajar les
private lagi dong Mas Adit ” ucap Bu Putri. “ Tenang aja sih Bu, skripsi aku
juga masih lama, bisa jadi nanti duluan Esty lulusnya daripada aku… ” jawabku.
“ Mas Adit ini bisa
aja, betah banget sih kuliahnya… hhe… Kuliah lama-lama emang gag kepingin Nikah
apa ? ” Tanya Bu Putri mengejutkanku.
“ Ah Ibu ini ada-ada
aja, semua laki-laki pasti kepingin nikahlah Bu… lagian kuliah aja belom
selesai, masa iya mau mikir Nikah sih Bu ? ” Jawabku.
“ Kamu itu gimana sih
Mas, nanti nyesel hlo kalo nunda-nunda Nikah… ” ucap Bu Putri menggodaku.
“ Maksudnya nyesel
gimna Bu ? ” tanyaku penasaran.
“ Kamu tahu nggk sih
Mas, Kawin itu enak hlo…!! ” ucap Bu Putri.
“ Kalo mikir kawinnya
aja sih memang enak Bu, tapi tanggung jawabnya-kan besar Bu, belom lagi nanti
menafkahinya… hhe… ” Jawabku.
Mendadak Bu Putri
bangkit dari tempat duduknya, dgn sekejap lalu dia duduk di sampingku. Aku-pun
kaget dgn apa yg dilakukan oleh Bu Putri, dan mendadak dia berbisik di
kupingku,“ kalo kamu mau, kamu gak perlu mikir masalah tanggung jawab, apalagi
menafkahinya Mas Adit! ” bisik Bu Putri di kupingku.
Seketika itu juga,
mendadak tangannya menyentuh kemaluanku yg tidur di balik celana jeans yg ku
kenakan,“ Bu! kalo Esty dateng gimana? ” tanyaku dgn gugup dgn aksi Bu Putri
terhadapku.
Mendengar
pertanyaanku itu, Bu Putri mendorong badanku hingga terbaring di Kursi, dan
menindih badanku lalu kembali berbisik.
“ Tenang saja! Semua
sudah Ibu rencanakan. Esty tak akan pulang ke rumah malam ini, sebab dia sedang
ada kegiatan Camping di sekolahnya. Tadi sore, Esty pesan sama Bu, minta tolong
menyampaikan ke kamu bahwa private malam ini ditiadakan dulu… ”
Penjelasan Bu itu
cukup mengagetkanku. Dalam perasaan gugup bercampur birahi yg menggoda,
mendadak Bu Putri yg duduk di atas badanku yg terbaring di kursi ruang tamu
itu, Bu melepaskan pakaiannya sehingga payudara putih besar yg tertampung dalam
Bra putih menjadi pemandangan langka di hadapanku. Seterusnya Bu Putri
melepaskan rok panjang yg ia kenakan, sehingga sesosok badan wanita yg hanya
tertutup oleh BH dan CD menjadi pemandangan nyata di depan mata.
Sejujurnya, aku tak
ingin menyia-nyiakan kesempatan langka ini, tapi rasa gugup dan kaget masih
menyelimuti hatiku. Di waktu itulah, mendadak Bu Putri berusaha membuka kancing
celanaku dan menurunkan reslitingku. Dia tersenyum padaku, lalu berucap, “ Burungmu pasti
sulit bernafas kalo tak dikeluarkan…. ” ucapnya.

Mendengar ucap-ucap
itu, akupun berusaha melempar senyumku dan seketika itu juga ku turunkan celana
jeansku dan ku biarkan Bu Putri yg mengeluarkan kemaluan dari celana dalamku. Batang
kemaluanku yg sudah tegang, langsung menyembul keluar sesudah Bu Putri
menurunkan CDku.

Beberapa waktu Bu memandangi dan meremas batang kemaluanku,
lalu ia menunduk dan memasukkan kemaluanku ke dalam mulutnya. sebuah kenikmatan
yg tak tertahan waktu lidah Bu Putri membelai kepala kemaluanku. Sepertinya,
aku tak sanggup menahan punjak birahi yg sudah berada di ubun-ubun. Akibatnya,
air maniku pun keluar dgn kencang mengisi mulut Bu yg sedang aakuik memainkan
lidahnya di kepala kemaluanku.

Melihat cepatnya aku
mencapai puncak, Bu Putri bukannya kecewa. Ia malah tersenyum dgn lelehan air
mani di bibirnya. Bu Putri mengeluarkan sisa air mani yg masih berada di
mulutnya dan meludahkannya ke batang kemaluanku. Kemudian ia kembali mengulum
kemaluanku yg mulai melemah selama beberapa waktu.

Dgn bibir yg masih
berlumuran air mani, Bu Putri kembali menjatuhkan badannya di atas badanku,
lalu mencium bibirku. ku coba untuk membalas reaksinya dgn menyambut lidahnya
yg masuk ke mulutku.

Seketika aku-pun
merasakan sebuah sensasi yg luar biasa ketika Bu Putri seakan mengajak berbagi
air mani di mulutku. Aku tak perduli dgn bau air mani yg kecut harus masuk ke
tenggorokanku, yg ku pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar kemaluanku bisa
kembali bangkit dari kematiannya. aku mencoba meremas-remas payudara besar , sebuah hal yg luar biasa yg tak pernah ku mimpikan
sebelomnya. Ternyata menjadi guru private anak tetangga merupakan awal
hilangnya keperjakaanku. Bu Putri telah merencanakan ini secara sempurna tanpa
ku ketahui sebelomnya.
Mungkin sebagai
seorang janda, ia juga merindukan nikmatnya waktu melakukan hubungan dgn
suaminya yg telah meninggal dunia sekitar setahun yg lalu. Sesudah puas
berciuman mesra di kursi, Bu Putri bangkit dari badanku. Bu Putri memegang tanganku dan menarikku
menuju sebuah kamar yg bisa dipastikan adalah kamar tidurnya. Sesudah berada di
dalam kamar, Kemudian ia
berdiri di hadapanku dgn badan bugil. Dalam posisi berdiri, kami kembali
berciuman. Lalu ia berucap padaku:
“ Dit! jika kamu
sudah siap, lakukan saja yg ingin kau lakukan dgn Bu…. Bu akan menunggu… ”
demikian perucapannya yg dipenuhi dgn birahi indah.
Kemudian dia berjalan
meninggalkanku dan menghempaskan badannya di atas tempat tidur empuk yg ada di
kamarnya itu. Ajakan itu tak ingin ku sia-siakan dan hilang begitu saja.
Sesosok badan wanita yg siap untuk dinikmati, kenapa tak aku manfaatkan.Tanpa
pikir panjang, ku Masati badan Bu Putri yg telah terhidang siap saji untuk
disantap. Lalu ku mulai aksiku dari menaiki badan Bu Putri dan mencium
bibirnya. Bibir dan lidah kami saling beradu dalam suasana yg penuh birahi.
Sambil terus berciuman, ku remas payudara Bu Putri yg lumayan besar dan
lembek, dgn salah 1 tangan menopang berat badanku agar tak menindih sempurna
badan Bu Putri.
Aktivitas itu terus
ku lakukan, hingga akhirnya batang kemaluanku kembali terjaga dari tidurnya.
Dalam suasana penuh nafsu yg tak tertahan, ku belai selangkangan Bu Putri yg
ditumbuhi oleh bulu yg lebat. Ku coba untuk merayap dan memasukkan jariku ke
belahan di pangkal paha Bu Putri. Tak terlalu sulit untuk mendapatkannya,
hingga dalam beberapa detik, aku telah berhasil menenggelamkan jari tengahku di
liang kemaluan Bu Putri. Sewaktu kemudian, ku mainkan jariku di liang yg basah
itu, sehingga membuat Bu Putri mendesah. Sepertinya dia mulai merasakan
kenikmatan bercinta dgnku. Sebagai seorang yg tak pernah melakukan hubungan
seks layaknya suami istri, aku tak begitu mengerti apa yg harus ku lakukan pada
badan bugil yg waktu itu telah siap untuk ku nikmati.
Yg ada dalam
pikiranku hanyalah menikmati, dan bukan memberi kenikmatan.
Tanpa terlalu lama bermain dgn benda yg juga baru pertama kali ku belai, aku mulai berpikir untuk memasukkan kemaluanku yg sudah cukup keras ke dalam liang kemaluan Bu Putri yg kenyal dan dikelilingi oleh bulu yg lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala kemaluanku ke belahan di sela paha Bu dgn tanganku. Mungkin sebab statusnya yg janda beranak 1, alias sudah bukan perawan, batang kemaluanku tak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke kemaluan Bu Putri.
Tanpa terlalu lama bermain dgn benda yg juga baru pertama kali ku belai, aku mulai berpikir untuk memasukkan kemaluanku yg sudah cukup keras ke dalam liang kemaluan Bu Putri yg kenyal dan dikelilingi oleh bulu yg lebat. Aku merubah posisi ku, lalu mengarahkan kepala kemaluanku ke belahan di sela paha Bu dgn tanganku. Mungkin sebab statusnya yg janda beranak 1, alias sudah bukan perawan, batang kemaluanku tak terlalu sulit untuk menerobos masuk ke kemaluan Bu Putri.

Rasa yg ku dapatkan
waktu menggenjot liang kemaluan Bu Putri yg lembat sungguh tak bisaku lukiskan
dgn ucap-ucap. Batang kemaluanku yg terjepit oleh dinding kemaluan yg kenyal
benar-benar memaksaku untuk menuju puncak birahi. Tak seberapa lama aku
melakukan hal tersebut, dapat ku rasakan bahwa desiran darahku seakan berkumpul
di pangkal kemaluanku. Waktu itulah, aku semakin meningkatkan tempo
permainanku, hingga akhirnya aku tak tahan lagi.
Ku hentakkan pantatku
sekeras mungkin, sehingga kemaluanku tenggelam sempurna di dalam liang kemaluan
Bu Putri dan ku rasakan air maniku keluar dan mengisi liang kemaluan Bu Putri.
Aku sama sekali tak berpikir akan akibat yg mungkin terjadi dgn tertanamnya air mani di rahim Bu Putri, kecuali sesudah batang kemaluanku kembali melemah dan ku jatuhkan badanku di samping badan Bu Putri yg basah bermandikan keringat. Bu Putri tersenyum padaku, lalu berucap, “ Gak perlu belajar lama, ya? ” ucap Bu sambil bangkit dari posisinya.
Aku sama sekali tak berpikir akan akibat yg mungkin terjadi dgn tertanamnya air mani di rahim Bu Putri, kecuali sesudah batang kemaluanku kembali melemah dan ku jatuhkan badanku di samping badan Bu Putri yg basah bermandikan keringat. Bu Putri tersenyum padaku, lalu berucap, “ Gak perlu belajar lama, ya? ” ucap Bu sambil bangkit dari posisinya.
Entah apa yg akan dia
lakukan, ia berdiri di atas tempat tidur lalu ia duduk di atas dadaku sambil
mengarahkan kemaluannya yg masih basah tersebut ke daerah wajahku.
“ Mainkan lidahmu,
Dit! ” Ucap Bu Putri kemudian.
Tanpa pikir panjang
dan banyak tanya, ku turuti saja keinginannya, ku jilati belahan kemaluan Bu
Putri yg duduk di atas wajahku. Dgn bantuan jariku, ku buka belahan kemaluan Bu
yg kenyal itu lalu ku masukkan lidahku sedalam-dalamnya ke liang kemaluan Bu
Putri. Mendadak ku rasakan cairan putih kental yg tak lain adalah air maniku
keluar dari liang kemaluan Bu Putri dan masuk ke mulutku. Meskipun agak jijik,
tapi aku tak berani memuntahkannya dari mulutku. Aku hanya menahannya di
mulutku sambil terus memainkan lidahku di liang kemaluan yg terbuka lebar itu.
Beberapa waktu
sesudah aktivitas menjilat itu ku lakukan untuk Bu Putri, ku coba untuk kembali
menjatuhkan badan Bu Putri ke tempat tidur. Waktu itulah, kembali ku cium bibir
Bu Putri sambil mengeluarkan air mani yg ada di mulutku dan memasukkannya ke
mulut Bu Putri. Bu Putri bukannya menolak, ia malah menerima dan bahkan menelat
air mani yg ku keluarkan di mulutnya.
Malam itu, aku tak
pulang ke kosku. Aku tak bisa meninggalkan indahnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu
dari siswa privateku, sebab ia adalah wanita yg telah merampas keperjakaanku,
sekaligus orang yg pertama memberiku kenikmatan bercinta. Malam itu, aku tak
dapat tertidur. Meskipun aku tahu Bu begitu lelah dan mengantuk, tetapi aku
terus mengulangi hubungan seks dgn Bu. Beberapa kali ku paksakan untuk memasukkan
kemaluanku ke kemaluan Bu Putri waktu ia tertidur, tetapi gesekan batang
kemaluanku di dinding kemaluannya selalu membuatnya terbangun dan kembali
memberikan respon untuk aksi ajakanku.
Seingatku, malam itu
aku melakukan hubungan seks dgn Bu Putri lebih dari 10 kali. Sebab setiap kali
kemaluanku bangun, aku langsung memasukkan ke liang kemaluan Bu. Dari pelajaran
malam itu, yg ada di pikiranku hanyalah keinginan untuk terus bisa merasakan
kemaluan, hingga akhirnya aku berhasil merenggut keperawanan Esty, putri Bu
Putri sendiri. Sebab seringnya bercinta dgn Bu Putri, Ibu dari siswa privateku,
Esty, hubungan gelap tanpa komitmen yg selama ini terjalin anantia kami,
tercium oleh Esty. Hal ini terjadi ketika suatu malam, sesudah aku memberikan
private di rumah Esty, hujan turun dgn lebatnya.
Bu Putri menyarankan,
agar aku tak usah pulang dulu sebelom hujan reda. Tetapi ternyata hujan tak
berhenti hingga lewat jam 11 malam. Bu Putri menyarankan untuk bermalam saja. Meskipun
dgn sedikit basa-basi penolakan, tetapi tawaran itu ku terima dgn senang hati,
dan memang itu harapanku, berharap dinginnya malam dgn suasana hujan lebat,
akan menambah indah nuansa pencapaian puncak birahi dalam bercinta dgn janda
beranak 1 itu. Malam itu, aku hanya tidur di kursi ruang tamu, sebab memang
hanya ada 2 kamar di rumah Bu Putri.
Mungkin hanya sekedar
mengelabui Esty yg belom tahu hubungan gelap yg ku jalin dgn Ibunya. Di kursi
itu, aku terus memainkan jariku di HPku yg hanya bergetar jika ada SMS atau
panggilan masuk, sebab memang aku sedang SMSan dgn Bu Putri yg ada di kamarnya.
Saling merayu di udara dgn bahasa yg mengoda birahi. Sesudah memastikan Esty
tertidur di kamarnya, sekitar pukul 12.30 malam, Bu Putri mengirinkan SMS yg
berbunyi,
“ Dit! Ke Kamar Ibu
dong, Ibu udah pngin sekali nih !!! ”
Menerima SMS itu, dgn
penuh semangat, aku keluar dari selimutku dan bangkit dari kursi lalu melangkah
perlahan ke kamar Bu Putri. Suasana hujan yg masih sangat lebat memberikan
keleluasaan bagiku, sebab suara langkahku tak akan memecah heningnya malam.
Waktu aku membuka pintu kamar Bu Putri, mendadak Esty keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi kekagetan Esty melihat gelagatku.
Waktu aku membuka pintu kamar Bu Putri, mendadak Esty keluar dari kamarnya. Hal tersebut tentu saja sangat mengejutkanku. Apalagi melihat ekspresi kekagetan Esty melihat gelagatku.
“ Bang adit, itukan
kamar Mamah, Abang mau ngapain kesitu ? ” tanya Esty pada aku, Begitulah ucap yg
terucap dari gadis muda berusia 15 tahun, putri tunggal Bu Esty. Aku yg kaget
sebab nyaris tertangkap basah dgn dorongan birahiku, langsung berusaha mencari
alasan yg tepat untuk jawaban untuk pertanyaannya tersebut.
“ Eeee…. ” jawabku
seraya tanganku melepas gagang pintu kamar Bu Putri yg kebetulan telah
terlanjur terbuka, sambil terus berpikir keras untuk mencari alasan.
“ Begini Es! tadi
Abang kira ini kamar kamu… Ucap Mamah kamu, Abang disuruh membangunkan kamu. Kamu
disuruh Mamah kamu tidur dgn Mamah, Abang di suruh tidur di kamar kamu… Gitu,
Rin! ” Jawabku dgn bahasa yg agar berbelit-belit.
Esty-pun mengerutkan
keningnya beberapa waktu, lalu kemudian melempar senyumnya.
“ Oo Iya, Bang! Kamar
Esty di sini, Abang tidur aja di sini !!! biar Esty tidur di kamar Mamah ”
begitu jawab Esty sambil masuk kembali ke kamarnya dgn maksud mungkin mengambil
keperluan tidurnya.
Ku tutup kembali
pintu kamar Bu Putri dgn segudang kekecewaan, sebab hasrat yg memuncak tak bisa
terlampiaskan di malam yg begitu mendukung ini. Dgn langkah lemas, ku beranjak
ke kamar Esty, dan ku lihat Esty telah siap meninggalkan kamarnya menuju kamar
Mamahnya.
“ Silahkan, Ka! ”
sapa Esty mempersilahkan aku untuk tidur dikamarnya.
“ Sebab itusih, ya Rin!
” sapaku waktu dia ke luar dari kamarnya.
Esty hanya melempar
senyum waktu berlalu dari hadapanku. Ku lihat dgn selimut di tangannya, dia
membuka kamar Mamahnya, kemudian masuk dan menutup pintu kamar Mamahnya
tersebut. Dgn tertutupnya pintu kamar Bu Putri, sebab itu pupuslah harapan
untuk bisa kembali bercinta dgn Bu Putri. Malam terus berlalu, tetapi aku tetap
tak bisa tertidur sebab gagalnya mencuri kesempatan indah untuk bercinta. jam 1
malam, hujan telah berhenti, mendadak HPku bergetar, dan ku lihat ada SMS
masuk. Aku buka dan kubaca, ternyata Bu Putri yg mengirimnya.
“ Dit! kmu psti belom
tdur kn? ” itulah bunyi SMSnya.
Dgn masuknya SMS itu,
aku merasa ada secercah harapan baru untuk kembali bisa melepas hasrat yg
tertunda. langsung ku balas SMS Bu Putri,
“ Belom, Bu? gimana
nih? aku udah gak tahan mo nancepin lgi. ” jawabku via SMS.
Tak lama, masuk lagi
balasan dari Bu Putri,
“ iya, Bu jg nih ”
begitu jawab Bu Putri singkat.
Dgn gesit ku mainkan
jariku merangkai SMS balasan, dgn maksud menyusun strategi untuk bisa memadu
hasrat tanpa diketahui Esty, anak perempuannya.
“ Esty dah bobo ya
Bu? ” bgitu isi SMSku. “ Iya! ” jawab Bu Putri dgn singkat.
“ Bu, Tititku dah
bngun nih, Bu! sudah ga thn mo ngntot memek Bu! ” begitu rayuanku dalam SMS
berusaha mengajak Bu Putri untuk kembali melakukan hubungan seks dgnku.
“ Dit! kmu tljg dlu,
ya! nnti Bu ksana ” bgitulah balasan Bu.
Dgn girang ku balas
SMS Bu Putri dgn dua ucap “ OK! ” Dgn semangat menggebu, ku lepaskan sluruh
pakaianku dan ku baringkan badanku di atas tempat tidur di kamar Esty, putri
semata waygnya. Dgn rasa tak sabar, kembali ku berniat untuk mengirim SMS ke Bu
Putri, tetapi mendadak ku dengar pintu kamar di buka dgn hati-hati, dan ku dgn
suara pintu itu kembali di tutup dgn hati-hati. Dalam senyapnya malam yg di
hiasi suara rintik-rintik air sisa hujan lebat, tak ku dengar adanya langkah yg
dateng menuju kamar dimana aku terbaring menunggu waktu-waktu indah menikmati
kemaluan Bu Putri yg lembek dan basah.
Mendadak gagang pintu
kamar mulai bergerak dan pintupun mulai terbuka perlahan. Tetapi aku sangat
kaget, sebab yg dateng bukan Bu Putri, melainkan Esty, putrinya yg baru kelas 3
SMP. Esty meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai iakuarat agar aku tak
bicara. Aku yg sudah terlanjur telanjang, tak sanggup berbuat apa-apa kecuali
menutupi batang kemaluanku yg sudah keras dgn guling yg ada di sampingku.
Sesudah kembali
menutup pintu kamar dgn hati-hati, Esty melangkah ke arahku, dan duduk di
sampingku lalu menarik guling yg menutup kemaluanku. Ia kemudian menggenggam
batang kemaluanku dgn kencang, sehingga hampir membuatku berteriak. Esty
menMasatkan wajahnya ke hadapanku dan dgn nada berbisik, Esty berucap, “ Jadi selama ini,
Abang dibayar bukan hanya untuk ngasih private aku ya? ”“ Maaf, Rin! Abang…
bukan begitu! kamu tak mengerti… ” “ Abang gag usah
bohong! Esty sudah baca semua SMS Abang di HP Mamah… ” “ Apa? jadi yg ….. ” Belom selesai aku
menjawab,
“ Iya! yg balas SMS
Abang itu Esty ! ”
“ Maafkan Abang, Es!
Abang gag ada maksud begitu… ”
“ Udah deh! Abang gag
usah bohong… Kenapa Abang melakukan ini dgn
Mamahku!? ”
“ Rin! bukan kemauan
Abang, Rin! Abang juga gag tahu kenapa ini sampai terjadi…!! ”
“ Bang! Mulai hari
ini, Esty gag mau private lagi sama Abang… Esty kecewa sama Abang! ”Mendengar
kekecewaan Esty itu, ku peluk badan Esty dan ku ciumi bibirnya, tetapi Esty tak
bereaksi melawan, apalagi berteriak. Ku jatuhkan badannya ke tempat tidur
sambil terus ku ciumi bibirnya. Ku tahan gerakan kedua tangannya dgn kedua
tanganku, dan ku tindih badannya agar dia tak lagi sanggup bergerak. Merasakan
Esty yg tak bereaksi melawan terhadap aksiku, dan cenderung pasrah, aku
menghentikan ciumanku dan ku tatap wajah Esty. Tetapi yg terlihat dari wajahnya
bukan kekecewaan. Esty justru melemparkan senyumannya padaku, “ Ada apa ini? ”
pikirku dalam hati.
“ Perawani Esty,
Bang! tapi jangan hamili Esty! ” itulah kalimat yg terucap dibalik senyumnya.
Aku pun senang
mendengar kalimat itu. Tanpa pikir panjang, ku lepaskan seluruh pakaian yg
menutup badannya, mulai dari babydol yg dikenakannya, hingga BH dan CDnya.
Tampak dihadapanku sesosok badan kecil yg lumayan langsung dgn buah dada kecil
yg montok. Selangkangan Esty yg cembung dgn rambut ikal tipis yg tumbuh
dipermukaannya, merupakan sebuah pemadangan baru yg sangat indah bagiku.
Aku tak mau
melewatkan kesempatan untuk merasakan bagaimana nikmatnya kemaluan seorang
perawan berusia 15 tahun. Tanpa menunggu lebih lama, langsung ku angkat kedua
Banginya, sehingga selangkangannya terbuka lebar. Terlihat jelas belahan
kemaluan Esty yg hanya seperti lipatan kulit berbentuk garis lurus. Tak
terlihat disana ada liang untuk masuknya kemaluanku yg sudah siap tempur. Tanpa
pikir panjang, langsung ku arahkan kepala kemaluanku ke belahan yg masih sangat
rapat itu. Dgn kedua tangannya, Esty memegang Banginya yg terbuka lebar ke
atas.
Dgn bantuannya itu,
aku bisa menggunakan jariku untuk membuka belahan kemaluan Esty. Bisa ku lihat
di dalamnya daging yg agak basah berwarna merah muda, dan langsung ku tancapkan
kepala kemaluanku di sela belahan yg terbuka itu. Dgn sedikit memaksa, kepala
kemaluanku berhasil menerobos liang kemaluannya yg terasa sangat sempit.
Aku
terus menekan agar kemaluanku bisa masuk sempurna ke dalam kemaluan Esty, namun
usaha itu harus ku lakukan dgn perlahan. Aku harus tarik ulur agar cairan
kemaluannya membasahi seluruh batang kemaluanku. Tanpa cara itu, Kemaluanku tak
bisa dipaksa masuk.

Sedikit demi sedikit,
batang kemaluanku semakin dalam masuk ke liang kemaluan Esty yg sangat sempit,
sampai akhirnya setengah batang kemaluanku telah berhasil masuk. Dalam posisi
kemaluan yg setengah menancap di selangkangannya, ku jatuhkan badanku di
dadanya. Ku raih bibirnya dan mencoba menciuminya, ku remas payudara montok yg
masih ranum itu, sesekali ku jilati pipi, kuping, leher dan terkadang turun ke
payudaranya. Esty terpejam dan sesekali berdesis, sepertinya ia menikmati
belaian yg lidahku di leher dan payudaranya. Bahkan mungkin ia melupakan bahwa
kemaluanku baru setengah masuk ke liang kemaluannya.
Melihat keadaan itu,
ku tumpukan badanku di atas siku yg berada di kedua sisi badannya dan ku pegang
erat bahunya. Dgn terus menjilati payudaranya dan sesekali mengecup puting
susunya, kembali ku genjot liang kemaluannya yg sangat rapat dan kesat. Terus
ku coba dan ku coba, meski kedua bahunya telah ku pegang erat, tetapi tetap
saja genjotan yg ku lakukan untuk menerobos liang kemaluannya hanya bisa masuk
dgn perlahan. Akhirnya ku putuskan untuk fokus pada usaha untuk memasukkan
kemaluan ke liang kemaluannya. Aku turun dari tempat tidur, dan menarik badan
Esty ke sisi tempat tidur itu.

Dgn posisi berdiri di sisi tempat tidur, kembali
ku arahkan kemaluanku yg sedikit ku basahi dgn air liurku ke liang kemaluannya.
Kemaluanku kembali hanya bisa masuk setengah ke dalam liang kemaluan Esty,
namun dgn posisi berdiri, aku bisa menahan kedua pahanya agar badannya tak
bergerak mengikuti tiap genjotanku. Usahaku akhirnya tak sia-sia, sebab dgn
posisi itu, aku bisa lebih cepat menerobos liang kemaluan Esty dgn sempurna.
Dalam posisi tenggelam
sempurna, aku menjatuhkan badanku ke dada Esty dan berguling agar posisi Esty di
atas. Ku peluk badan Esty dan ku coba menarik keluar kemaluanku dari liang
sempit yg basah itu, lalu mendorongnya masuk kembali. Beberapa kali ku lakukan
itu, aku mebali berguling, sehingga posisiku mebali di atas. Waktu itulah
permainan sesungguhnya di mulai. Kemaluan Esty sepertinya telah sanggup
beradaptasi dgn benda tumpul yg menerobos liang kemaluannya. Rapatnya liang
kemaluan Esty memberikan kenikmatan yg luar biasa yg tak pernah ku rasakan
waktu bercinta dgn Bu Putri. dinding kemaluan Esty seakan mencengkram erat
batang kemaluanku, persis seperti waktu pertama Esty mencengkar kemaluanku dgn
tangannya.

Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar