Jumat, 09 Februari 2018

PEMAKSAAN

Dalam setiap obrolannya Pak Anton terlihat sering mencuri-curi pandang paha Rena yang putih mulus hingga Rena pun terkadang menjadi tidak enak. Setelah makan siang mereka kembali melanjutkan obrolannya, namun yang diobrolkan bukan masalah bisnis tapi masalah pribadi masing-masing.
” Oh iya….aku dengar 3 bulan yang lalu kamu baru menikah yaa…waaaaah selamat yaaaa”. Lalu Rena menjawab” iya pak…..ee…terima kasih atas ucapan selamatnya”. Lalu Pak Anton bertanya” wah kasihan dong suami kamu ditinggal sendirian di rumah..”. “Ah nggak apa-apa pak….kan ada pembantu yang mengurus semua kebutuhan suami Saya”. ”Lho kalau suamimu kedinginan bagaimana….ini kan lagi musim hujan..”.sergahnya. ”kan ada selimut pak….”. ”Tapi kalau selimutnya ada di sini bagaimana?” .”Lho ini kan selimut hotel pak…”. “Lho selimutnya kan kamu sendiri…..”. ”Oh…….. begitu……b apak ini ada-ada saga…”.
Kemudian mereka terdiam beberapa saat. Mata mereka saling bertatapan yang jaraknya tidak terlalu jauh. Dalam keheningan itu tiba-tiba pak Anton memegang tangan Rena yang diletakkan diatas paha mulusnya. Rena coba menghindarinya. “Jangan pak…..tidak enak kalau di lihat orang” pinta Rena. “ Disini tidak ada siapa-siapa. Cuma kita berdua”. “ Jangan pak….. aku sudah bersuami”. Rena menolaknya dengan halus.


Tetap Pak Anton sudah terbakar nafsu yang menggelora serasa ingin meledak. Tanpa basa-basi dia langsung menubruk tubuh Rena hingga Rena terjengkang ke belakang. Di atas sofa itu pak Anton langsung memegang kedua tangan Rena dengan tangan kirinya ke atas kepala Rena dan mendaratkan ciumannya ke bibir mungilnya. Sementara tangan kanannya berusaha membuka kancing baju Rena dan membuangnya ke lantai. Rena berusaha melawan tapi apa daya ia tidak kuasa. Setelah berhasil melepas baju rompinya, Pak Anton melepaskan bajunya sendiri. Kemudian pak Anton melepaskan tali pengait BH yang dikenakan Rena, maka terpampanglah dua buah bukit kembar yang sudah mengeras dengan merah putingnya. Tanpa piker panjang pak Anton langsung melumat puting merah itu sambil tangan kanannya berusaha melepaskan restluiting rok min Rena.


“Jangan pakkkkk…. “lepp….. paasssssskaaaaaa…. nnnnn………. ohhhhhh”. jerit Rena. Namun pak Anton sudah tidak mempedulikannya. Kembali pak Anton meremas-remas kedua bukit kembarnya sementara lidahnya menjilati pusar dan terus berputar dan turun ke vaginanya yang masih ditutupi Cdnya. Sambil menangis, Rena terus memohon agar pak Anton tidak meneruskan niatnya itu.
Tanpa sadar akhirnya Rena orgasme untuk pertama kalinya oleh foreplay pak Anton dengan mengangkat pantatnya hingga Cdnya banjir dibasahi cairan dari vaginanya.
“Ohhhhhhhhh…… nghhhhhhh… nghhhhhhh…… nghhhhhhhh……… ehkkkk……… nghhhhh hhhhhhhh……. nghhhhhh…..  ahhhhhhhh….. ahhhhhh…… ahhhhhh”.


Setelah tahu Rena sudah orgasme dan terlihat lemas, pak Anton segera mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di tepi ranjang dan pak Anton membuka Cd Rena serta membuka celana panjang beserta CDnya sendiri dengan cepat. Melihat merahnya vagina yang ditumbuhi bulu-bulu halus disekitar vagina, pak Anton lansung menyibakkannya dan segera menjulurkan lidahnya ke klitoris serta mengelilingi daerah vagina sambil sesekali menekannya dengan lidahnya. Melihat itu Rena kembali bergairah dan kedua tangannya mencengkeram kain sprei serta mengangkat-ngangkat pantatnya sambil mendesah-desah antara sakit, marah, benci dan nikmat yang dirasakan oleh sekujur tubuhnya.
“ohh….. ehhhhh… ehhhhhh…… nghhhhhh…… nghhhhhh… ohhhhhh…. hekkkkkk…. .ohhhhhhh…… hhhhh….. hhhhh”. desah Rena. Melihat Rena yang menggelinjang-gelinjang pak Anton memegang penisnya dan segera mendekati liang vagina yang sudah terbuka kemerah-merahan. Lalu pak Anton memasukan kepala penisnya, namun setelah kepala penis itu masuk, Rena kesakitan hingga mengangkat tubuhnya dan pantatnya sementara kedua tangan menyangga tubuhnya dengan mencengkeram kain sprei itu sambil kepalanya melihat apa yang dilakukan oleh pak Anton.


“ahhhhhhhhhhh………… ohhhhhhhhhhh…….sakkkkkkkkk…….. kiiiiiiiiiiiiiiittttttttt……. ohhhhhhhhhhhhhhhh…… leppp…. passssss….  kaaannnnnnnnn….. ohhhhhh”. Kini penis pak Anton sudah masuk semua ke lubang vaginanya dan mulai mengocok dan memompa maju-mundur dan pak Anton mengankat kaki kiri Rena dan memegang lututnya dengan tangan kanan sementara tangan kiri pak Anton meremas-remas susu sebelah kanan Rena.


“ohhhhh……..nikmat sekali vaginamu Ren, aku menyukainya……. punyamu benar-benar masih rapat dan legit….. ohhhhhh….. Rennnn……… naaaaaaa……. ohhhhhhhh…….. ini benar-benar…… ahhhh…. vag…. gin… nnnnaaaa……. .ohhh……”desah pak Anton sambil terus memompanya dengan lebih cepat hingga keluar bunyi “clep….. clep…… cleppp…….”karena benturan kedua alat kelamin mereka.


Setelah sekitar 20 menit kembali Rena orgasme untuk kedua kalinya, namun pak Anton masih saja belum belum menunjukkan akan orgasme. Lalu pak Anton menekuk kaki kiri Rena sejajar dengan kaki kanannya. Dengan memegang kedua lutut Rena maka vagina Rena nampak lebih menyembul gemuk dan pak Anton kembali memompanya dengan keras.


Setelah sekitar 10 menit Rena kembali akan orgasme untuk ketiga kalinya, sementara pak Anton juga akan orgasme untuk pertama kalinya. Dia lalu menurunkan kedua kaki Rena ke lantai dan menindih tubuh Rena (konvensional) dengan kedua tangannya pak Anton memegang leher Rena dan menciumi mata, lalu turun ke bibir dan melumatnya serta memainkan lidahnya di dalam rongga mulu Rena. Setelah puas bermain di bibir pak Anton menciumi leher Rena berputar dai kanan leher Rena ke kiri leher Rena.


“nghhhhh……. ahhhhhh…. ahhhhhhhh….. oohhhkkkk……. ahhhhhhhhh”. “tolong pak, lepaskan……. akkkk…… kuuuuuuuuuuuu….. ohhhhhhhhhh…… ohhhhhh”. Kini keduanya benar-benar orgasme dan keduanya sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Rena tanpa sadar melenguh sambil kedua tangannya memegangi kepala pak Anton sedangkan kedua kakinya menjepit pantat pak Anton dan menaikkan pantatnya sendiri seakan ingin memasukan seluruh penis pak Anton dalam-dalam ke liang vaginanya.
“Ohhhhhhhh……….. nghhhhhhhh…… nghhhhhhhhhh…… nghhhhhhhhh……… ngghhhhhhhkkkkk……. ehhkkkkkk…. ohhhhhhhhhh…… ohhhhhhhh”.Desahan keduanya sambil memuncratkan spermanya ke dalam vagina Rena. “crooooot…….. croooooot……. croooooooooooooot…… crit…… crit”. 


Kini mereka benar-benar telah mandi keringat, AC yang dingin di kamar hotel itu tak sanggup untuk menghilangkan keringat yang berkilap di tubuh mereka.
Setelah puas pak Anton merebahkan tubuhnya disamping kanan tubuh Rena. Sementara Rena membelakangi tubuh pak Anton sambil tangan kananya memegangi kemaluannya yang terasa sakit dan pedih. Sementara terlihat air mata menetes membasahi pipinya yang kemerahan menahan sakit sambil terengah-engah.
“Terima kasih Rena kamu benar-benar dapat membuatku puas. Besok pagi kamu bisa datang ke kantorku untuk menandatangani persetujuan harganya. Dan harganya terserah kamu mau minta berapa dan Aku minta maaf telah berlaku kurang ajar terhadapmu. Itu kulakukan karena aku benar-benar menyukaimu semenjak kamu datang”. Setelah berpakaian pak Anton meninggalkan Rena dengan tubuh bugilnya di atas ranjang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KEBIASAAN BURUK Aku punya sebuah kebiasaan sejak lama. Aku suka sekali bila tubuhku dipandangi dengan bebas. Mungkin karena aku terl...