Dalam setiap obrolannya Pak Anton
terlihat sering mencuri-curi pandang paha Rena yang putih mulus hingga Rena pun
terkadang menjadi tidak enak. Setelah makan siang mereka kembali melanjutkan
obrolannya, namun yang diobrolkan bukan masalah bisnis tapi masalah pribadi
masing-masing.
” Oh iya….aku dengar 3 bulan yang lalu
kamu baru menikah yaa…waaaaah selamat yaaaa”. Lalu Rena menjawab” iya
pak…..ee…terima kasih atas ucapan selamatnya”. Lalu Pak Anton bertanya” wah
kasihan dong suami kamu ditinggal sendirian di rumah..”. “Ah nggak apa-apa
pak….kan ada pembantu yang mengurus semua kebutuhan suami Saya”. ”Lho kalau
suamimu kedinginan bagaimana….ini kan lagi musim hujan..”.sergahnya. ”kan ada
selimut pak….”. ”Tapi kalau selimutnya ada di sini bagaimana?” .”Lho ini kan
selimut hotel pak…”. “Lho selimutnya kan kamu sendiri…..”. ”Oh…….. begitu……b
apak ini ada-ada saga…”.
Kemudian mereka terdiam beberapa saat.
Mata mereka saling bertatapan yang jaraknya tidak terlalu jauh. Dalam
keheningan itu tiba-tiba pak Anton memegang tangan Rena yang diletakkan diatas
paha mulusnya. Rena coba menghindarinya. “Jangan pak…..tidak enak kalau di
lihat orang” pinta Rena. “ Disini tidak ada siapa-siapa. Cuma kita berdua”. “
Jangan pak….. aku sudah bersuami”. Rena menolaknya dengan halus.

Tetap Pak Anton sudah terbakar nafsu
yang menggelora serasa ingin meledak. Tanpa basa-basi dia langsung menubruk
tubuh Rena hingga Rena terjengkang ke belakang. Di atas sofa itu pak Anton
langsung memegang kedua tangan Rena dengan tangan kirinya ke atas kepala Rena
dan mendaratkan ciumannya ke bibir mungilnya. Sementara tangan kanannya
berusaha membuka kancing baju Rena dan membuangnya ke lantai. Rena berusaha
melawan tapi apa daya ia tidak kuasa. Setelah berhasil melepas baju rompinya,
Pak Anton melepaskan bajunya sendiri. Kemudian pak Anton melepaskan tali
pengait BH yang dikenakan Rena, maka terpampanglah dua buah bukit kembar yang
sudah mengeras dengan merah putingnya. Tanpa piker panjang pak Anton langsung
melumat puting merah itu sambil tangan kanannya berusaha melepaskan restluiting
rok min Rena.

“Jangan pakkkkk…. “lepp…..
paasssssskaaaaaa…. nnnnn………. ohhhhhh”. jerit Rena. Namun pak Anton sudah tidak
mempedulikannya. Kembali pak Anton meremas-remas kedua bukit kembarnya
sementara lidahnya menjilati pusar dan terus berputar dan turun ke vaginanya
yang masih ditutupi Cdnya. Sambil menangis, Rena terus memohon agar pak Anton
tidak meneruskan niatnya itu.
Tanpa sadar akhirnya Rena orgasme
untuk pertama kalinya oleh foreplay pak Anton dengan mengangkat pantatnya
hingga Cdnya banjir dibasahi cairan dari vaginanya.
“Ohhhhhhhhh…… nghhhhhhh… nghhhhhhh…… nghhhhhhhh………
ehkkkk……… nghhhhh hhhhhhhh……. nghhhhhh….. ahhhhhhhh….. ahhhhhh…… ahhhhhh”.

Setelah tahu Rena sudah orgasme dan
terlihat lemas, pak Anton segera mengangkat tubuhnya dan membaringkannya di
tepi ranjang dan pak Anton membuka Cd Rena serta membuka celana panjang beserta
CDnya sendiri dengan cepat. Melihat merahnya vagina yang ditumbuhi bulu-bulu
halus disekitar vagina, pak Anton lansung menyibakkannya dan segera menjulurkan
lidahnya ke klitoris serta mengelilingi daerah vagina sambil sesekali
menekannya dengan lidahnya. Melihat itu Rena kembali bergairah dan kedua
tangannya mencengkeram kain sprei serta mengangkat-ngangkat pantatnya sambil
mendesah-desah antara sakit, marah, benci dan nikmat yang dirasakan oleh
sekujur tubuhnya.
“ohh….. ehhhhh… ehhhhhh…… nghhhhhh……
nghhhhhh… ohhhhhh…. hekkkkkk…. .ohhhhhhh…… hhhhh….. hhhhh”. desah Rena. Melihat
Rena yang menggelinjang-gelinjang pak Anton memegang penisnya dan segera
mendekati liang vagina yang sudah terbuka kemerah-merahan. Lalu pak Anton
memasukan kepala penisnya, namun setelah kepala penis itu masuk, Rena kesakitan
hingga mengangkat tubuhnya dan pantatnya sementara kedua tangan menyangga
tubuhnya dengan mencengkeram kain sprei itu sambil kepalanya melihat apa yang
dilakukan oleh pak Anton.

“ahhhhhhhhhhh………… ohhhhhhhhhhh…….sakkkkkkkkk……..
kiiiiiiiiiiiiiiittttttttt……. ohhhhhhhhhhhhhhhh…… leppp…. passssss…. kaaannnnnnnnn….. ohhhhhh”. Kini penis pak
Anton sudah masuk semua ke lubang vaginanya dan mulai mengocok dan memompa
maju-mundur dan pak Anton mengankat kaki kiri Rena dan memegang lututnya dengan
tangan kanan sementara tangan kiri pak Anton meremas-remas susu sebelah kanan
Rena.

“ohhhhh……..nikmat sekali vaginamu Ren,
aku menyukainya……. punyamu benar-benar masih rapat dan legit….. ohhhhhh….. Rennnn………
naaaaaaa……. ohhhhhhhh…….. ini benar-benar…… ahhhh…. vag…. gin… nnnnaaaa…….
.ohhh……”desah pak Anton sambil terus memompanya dengan lebih cepat hingga
keluar bunyi “clep….. clep…… cleppp…….”karena benturan kedua alat kelamin
mereka.

Setelah sekitar 20 menit kembali Rena
orgasme untuk kedua kalinya, namun pak Anton masih saja belum belum menunjukkan
akan orgasme. Lalu pak Anton menekuk kaki kiri Rena sejajar dengan kaki kanannya.
Dengan memegang kedua lutut Rena maka vagina Rena nampak lebih menyembul gemuk
dan pak Anton kembali memompanya dengan keras.
Setelah sekitar 10 menit Rena kembali
akan orgasme untuk ketiga kalinya, sementara pak Anton juga akan orgasme untuk
pertama kalinya. Dia lalu menurunkan kedua kaki Rena ke lantai dan menindih
tubuh Rena (konvensional) dengan kedua tangannya pak Anton memegang leher Rena
dan menciumi mata, lalu turun ke bibir dan melumatnya serta memainkan lidahnya
di dalam rongga mulu Rena. Setelah puas bermain di bibir pak Anton menciumi
leher Rena berputar dai kanan leher Rena ke kiri leher Rena.

“nghhhhh……. ahhhhhh…. ahhhhhhhh…..
oohhhkkkk……. ahhhhhhhhh”. “tolong pak, lepaskan……. akkkk…… kuuuuuuuuuuuu…..
ohhhhhhhhhh…… ohhhhhh”. Kini keduanya benar-benar orgasme dan keduanya
sama-sama mencapai puncak kenikmatan. Rena tanpa sadar melenguh sambil kedua
tangannya memegangi kepala pak Anton sedangkan kedua kakinya menjepit pantat
pak Anton dan menaikkan pantatnya sendiri seakan ingin memasukan seluruh penis
pak Anton dalam-dalam ke liang vaginanya.
“Ohhhhhhhh……….. nghhhhhhhh……
nghhhhhhhhhh…… nghhhhhhhhh……… ngghhhhhhhkkkkk……. ehhkkkkkk…. ohhhhhhhhhh……
ohhhhhhhh”.Desahan keduanya sambil memuncratkan spermanya ke dalam vagina Rena.
“crooooot…….. croooooot……. croooooooooooooot…… crit…… crit”.

Kini mereka
benar-benar telah mandi keringat, AC yang dingin di kamar hotel itu tak sanggup
untuk menghilangkan keringat yang berkilap di tubuh mereka.
Setelah puas pak Anton merebahkan
tubuhnya disamping kanan tubuh Rena. Sementara Rena membelakangi tubuh pak
Anton sambil tangan kananya memegangi kemaluannya yang terasa sakit dan pedih.
Sementara terlihat air mata menetes membasahi pipinya yang kemerahan menahan
sakit sambil terengah-engah.
“Terima kasih Rena kamu benar-benar
dapat membuatku puas. Besok pagi kamu bisa datang ke kantorku untuk
menandatangani persetujuan harganya. Dan harganya terserah kamu mau minta
berapa dan Aku minta maaf telah berlaku kurang ajar terhadapmu. Itu kulakukan
karena aku benar-benar menyukaimu semenjak kamu datang”. Setelah berpakaian pak
Anton meninggalkan Rena dengan tubuh bugilnya di atas ranjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar